79. Squad seven

628 30 10
                                    

Happy Reading.

Tok...tok...tok.

Suara ketukan pintu membuat seseorang yang ada didalam rumah itu mendengus kesal. Baru saja ia merebahkan badannya eh, sudah ada yang ganggu saja. Lagian siapa sih yang bertamu sore sore gini?

Pintu itu terbuka. Memperlihatkan beberapa orang disana. Matanya berbinar senang. Kaget? Tentu saja. Tidak ada informasi yang ia dapatkan sebelumnya.

"How are you brother?" sebuah pelukan dari seseorang kayaknya laki-laki itu membuat Efian menjabanya dengan semangat.

"Masuk masuk," Efian mempersilahkan teman-temannya untuk masuk.

Elza, Ersyad, Fion, Algean, dan Enata datang ke apartemen miliknya tanpa ada yang memberi informasi untuknya. Bukan hal baru lagi jika teman-temannya itu selalu datang tanpa di undang.

Rasa lelah yang tadinya menyerang dirinya sudah hilang tak terasa. Beralih ke rasa senang yang ia rasakan sekarang. Bertemu dengan teman-temannya memanglah hal yang sudah sekitar enam bulan lalu ia rencanakan namun selalu gagal.

Wacana-wacana yang mereka buat kini sudah terwujud. Tidak ada kata lagi yang mereka ucapkan. Rasanya jika mereka perempuan mungkin mereka akan berpelukan layaknya teletubis.

"Keenan gak ikut?" tanya Fion kepada yang lain. Pasalnya ia tadi lupa menanyakan itu kepada teman-temannya saat menjemput di bandara.

"Dia masih sibuk buat urus kuliahnya." jawab Ersyad.

"Biasalah sekarang dia pinter." ucap Enata.

"Gak kaya lo ya? Bolos kuliah terus. Tobat woi!!" sergah Fion membuat Enata mendengus kesal mendengarnya.

"Lo juga."

"Lo pada kesini kenapa gak bilang gue sih." ucap Efian yang baru saja keluar dari dapur dengan beberapa minuman kaleng yang dibawanya.

Satu kalem minuman terlempar kepada Elza yang langsung ditangkap dengan sigap. "Mukanya kusut banget masnya,"

"Tadinya mau bilang. Tapi kata Algean buat kasih lo surprise. Sekali-kalilah." jawab Elza. Mengingat ketujuhnya tidak pernah ada yang memberi surprise kepada satu sama lain. Dan tentu saja ini pertama kalinya.

Efian mengangguk. Matanya menatap Algean dengan perasaan was was. Dia takut jika Algean sudah menceritakan semuanya kepada yang lain.

Tingg...

Satu pesan masuk yang berasal dari ponsel Efian. Membuat sang pemilik langsung membukanya.

Algean
Santai belum gue ceritain.

Seperti maksud dengan tatapan Efian yang diberikan padanya. Algean memberikan pesan kepada Efian.

Efian
Iya, gue percaya lo

Algean
Ini amanat dari Dina. Mantan tersayang lo itu. Bukan inisiatif gue. Tadinya malahan gue pengen bahas di grup biar lo dihajar abis abisan sama mereka.

Efian
Cocueit banget kan Dina sama gue? Liat madih perhatian
gitu.

Algean
Bersyukur lo. Dina masih mau terima lo. Cowok lemah lembut cangkang keong. Kalo gue jadi Dina udah gue buang lo.

Efian
Dan untungnya lo bukan Dina

"An, ps lo masih ada kan?" pertanyaan dari Ersyad membuat Efian yang tadinya sibuk dengan ponselnya kini beralih menatap cowok itu.

Squad Seven ✔ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang