Happy Reading.
Hari ini Dina dan Fira baru saja keluar dari Apartemen Efian. Algean yang mengabari mereka bahwa keadaan Efian drop lagi karena semalam Efian pergi ke Club untuk beberapa kalinya.
Kehidupan Efian benar-benar berubah beberapa hari ini. Dia, pria itu paling benci dengan dunia malam. Namun, sekarang dunia malam itulah yang menemani hari-harinya.
Fira menghela napas gusar. Ia benar-benar meluapkan amarahnya kepada Efian. Kenapa cowok itu bisa selemah ini? Bodoh!
Dina sejak tadi hanya mengikuti Fira saja. Sebenarnya ia tidak ingin bertemu dengan Efian yang kemarin tiba-tiba mengusirnya itu. Memang hubungan mereka sudah selesai namun, menunjukan rasa peduli tidak salahkan?
"Gue kesel banget sama si Efian! Emang dia itu udah berubah seratus persen. Diputusin aja udah kaya nggak niat idup!" cerocos Fira. Mereka berjalan menuju restoran untuk membeli makanan yang dibutuhkan Algean dan Efian.
Dina menolehkan kepalanya ke kanan kiri untuk menunggu sampai kapan ia akan menyebrang.
Ditempat lain Kayna baru saja mengetuk pintu kamar Apartemen Efian. Sudah beberapa hari ini ia tidak melihat cowok itu. Saat di Swiss kemarin nemang ia sempat bertemu di stasiun tapi, setelah itu tidak lagi. Kayna ke Swiss karena ada urusan penting yang harus ia selesaikan.
Pintu itu terbuka memperlihatkan Algean dengan tatapan tidak suka yang saat ini menatapnya.
"Efian mana?" tanya Kayna dengan nada tidak sabar ingin menemui cowok itu.
"Pulang lo!" usir Algean. Bisa-bisa ada perang lagi kalau sampai Fira dan Dina tau ada Kayna disini.
Kayna menyengir. "Gue mau ketemu Efian. Bukan lo! Ngapain ngusir-ngusir gue." ucapnya tidak terima.
Algean menghela napasnya panjang. Sabar kali ini kesabarannya sedang diuji. "Lo pulang sendiri atau gue seret?!"
"Gak lucu!" Kayna melipat kedua tangan didepan dada.
"Gue gak lagi ngelawak!"
Efian yang mendengar keributan pun datang menghampiri mereka. "Ada apa sih?" tanya Efian. Badannya masih terasa sangat pegal.
Kayna tersenyum senang menatap Efian yang berdiri dibelakang Algean. Tanpa kata permisi gadis itu menyelonong masuk dan merangkul lengan Efian dengan manja.
"Gue peringatin lo sekali lagi. Lo pulang sekarang atau setelah pulang dari sini lo jadi gembel!" terlihat tatapan serius dari mata Algean membuat Kayna beridik ngeri.
"Efian masa gue diuris sama Algean. Ih, nyebelin." dengan tangan yang masih bergelayut manja dilengan Efian.
Astaga, Efian lupa jika nanti Dina dan Fira akan kembali lagi. Kalau Kayna masih ada disini bisa ada kicauan burung lagi yang akan menimbulkan perperangan. Dia membayangkannya saja sudah pusing.
"Pergi lo!" suara dingin itu masuk keindera pendengan Kayna.
"Gue kan masih kangen sama lo,"
"Gue gak!"
"Yaudah gimana kalo kita pergi berdua. Kita jalan-jalan."
Algean yang melihatnya jengah sendiri. Gadis itu terlalu manja dan sulit diatur. Keras kepala!
"Lo pulang at..." baru saja Efian akan memberi peringatan. Penampakan wajah Fira yang garang itu sudah didepan matanya. Gadis disampingnya walaupun diam tapi dia tau ada tatapan kemarahan dari matanya.
"Heh perempuan gatel! Ngapain lo disini?" dengan nada nyolot Fira mulai berkata.
Algean ingin sekali mengambil earphone untuk menyumpal telingannya.
"Hello... Seharusnya gue yang bilang, ngapain lo disini?! Dasar anak kampung norak yang keliaran di London." ejek Kayna yang membuat Fira naik darah.
"Orang nggak mampu tapi liburannya sok-sokan ke London!"
Oke, jangan salahkan Fira jika Kayna akan pulang dengan keadaan seperti gembel. Algean bisa melihat tatapan murka dari seorang Fira yang kapan saja pasti siap menelan gadis manja itu.
"Mulut lo minta gue goreng ha?!" ucap Fira yang kali ini tidak akan tinggal diam. Jika ada Karin pasti mereka berdua tidak segan-segan membunuh gadis itu.
"Pantesan aja lo gak punya temen. Emang kelakuan lo itu bikin semua orang benci sama lo! Sadar disini lo cuma punya Efian. Nggak ada lagi yang mau peduli sama lo!" satu tamparan mendarat sempurnya dipipi kiri Fira.
Algean yang melihat itu semua langsung menahan amarahnya untuk tidak membalas tamparan itu. Efian dan Dina masih diam. Yang mereka lakukan hanya saling beradu tatap tanpa mau berbicara untuk menyelesaikan masalah mereka.
"Brengsek! Gue gak pernah main kasar sama sesama cewek. Kalo lo mau main-main sama gue. Oke, gue ladenin!" Fira membalas tamparan Kayna.
Kayna yang tidak terima pun kiri menjambak rambut Dina untuk menjadi sasarannya.
"Aw sakit!" rintih Dina.
"Urusan lo sama gue gak usah ngajak yang lain."
Kayna tersenyum menang. Lihat Efian saja tidak bisa berkutik.
Rasa sakit dikepalanya membuat Dina terus merintis. Cekalan Kayna pada rambutnya terlalu kuat.
"Lepasin!"
Dina menjambak rambut Kayna tak kalah kuat. Kemurkaan Fira dan Dina seperti tertuang menjadi satu untuk membalas prilaku Kayna.
"Lo pulang sekarang atau lo gue jambak sampai ke lobi!" Efian mulai bersuara. Dia sebenarnya menahan amarah untuk tidak belaku kasar kepada Kayna. Melihat Dina yang dijambak hingga kesakitan seperti itu membuat ia geram sendiri.
"Kok lo malah belain mereka?! Lo kan pacar gue." upac Kayna tak terima. Ia menarik rambut Dina kuat-kuat.
"Gue udah bilang kan kalo gue gak akan mau sama lo!"
Kayna mendorong tubuh Dina dengan kasar. Punggungnya terbentur tembok yang mampu membuatnya meringis menahan sakit.
"Oke, liat saja siapa yang akan menang kali ini. Gue akan bikin lo ngejar-ngejar gue."
"Idih najisin! Kalo ngomong mulutnya lentur banget tuh mbaknya." cibir Fira.
"Apasih lo gembel ngikut-ngikut. Gue gak ngomong ya sama lo."
"Liat aja nanti kalian bakalan tunduk sama gue." dengan percaya diri Kayna mengibaskan rambutnya lantas pergi meninggalkan keempatnya.
Melihat Dina yang masih meringis sakit membuat Efian langsung membantunya untuk berdiri. "Lo nggak papa?" tanya Efian dengan khawatir.
Dina mengangguk. Ternyata Efian masih peduli walaupun sudah ia kecewakan dengan terputusnya hubungan mereka tanpa ada penjelasan khusus untuk menyelesaikan masalah.
"Maafin gue. Karna gue lo jadi gini. Padahal kita udah gak ada hubungan."
Jujur saja hati Dina terasa nyeri mendengar itu semua. Efian tolong dong berjuang lagi jangan nyerah gini. Masa diputusin sama cewek yang udah bikin dia cinta mati jadi lembek gini. Ayo dong berjuang lagi!
"Beri kesempatan buat gue perjuangin lo lagi. Maafin gue,"
"Gue bakalan tebus semua kesalahan gue,"
"Lo tetap diam jangan pindah lain hati karena gue bakalan tetap ada di hati lo dan begitupun sebaliknya."
🌿🌿🌿
Thank you.
Jangan lupa vote dan komen.
Follow ig :
@dinaarizkiana
@Squadseven
KAMU SEDANG MEMBACA
Squad Seven ✔ (Completed)
Teen Fiction(Selesai) Belum Revisi PERINGATAN!!! Ini cerita wattpadku yang pertama jadi maklumin saja ya kalau banyak typo atau salah kata. ------ Dalam sebuah persahabatan tidak perlu memandang seberapa lama kita bersama. Pandanglah rasa kepeduliannya disaat...