Amel dan Intan akhirnya selesai menunggu makanannya yaitu mie goreng. Intan membawa nampan yang berisi 3 mangkuk mie goreng, sedangkan Amel membawa botol air putih milik Intan.
" Ini uangnya ya buk, nanti mangkoknya dikembalikan sama Amel. " kata Intan terkekeh.
" Oalah iyaa, ditaruh di meja juga ndapapa nanti tak ambilnya sendiri. Si Amel ini murid baru ya? " tanya ibu kantin yang menjual mie goreng itu. Biasa dipanggil Bu Sus.
" Iyaa buu, saya murid baru tadi pagi hehehe. " jawab Amel. " Tan, ga tambah saus sambel? "
" Engga, kalo lu mau nambah ambil aja. " kata Intan sambil menunjuk saus sambal yang sudah di plastik satu - satu sama Bu Sus.
" Ambil aja mbak, ini saya bawakan dua yaa. Selamat menikmati makanannya! " Bu Sus berdiri dari duduknya dan memberikan dua bungkus kecil saus sambal dinampan yang dibawa oleh Intan.
" Waduh, makasih banyak ya Bu Sus! " kata Intan sebelum ia membalikkan badan dan berjalan ke daerah tempat duduk untuk menyantap makan.
Setelah Amel pamit sama Bu Sus, ia berlari kecil menjajari Intan berjalan ke arah Julia. " Eh Tan, tadi gue liat si Julia ditemenin cowok tau di tempat yang dia booking buat kita. "
" Hah? Emang iya? Anjirrr bisa jadi dapet traktiran kita, Mel! Ayo cepetannn. " ujar Intan sambil mempercepat langkahnya ke arah Julia berada.
" Heh tungguin! Ini rame gini bisa - bisanya lu lari. " ucap Amel sedikit berteriak. Tanpa ba-bi-bu, Amel mulai mengikuti Intan untuk berlari.
" Permisi, Misi ya, Aduh maaf permisi. " ucapnya saat mulai menghindari gerombolan antrian ataupun gerombolan adek kelas yang bingung memilih makanan.
Setelah melewati gerombolan - gerombolan itu, Amel mulai menghirup nafas lega karena tidak seramai sebelumnya. Yaa walaupun masih ada beberapa gerombolan siswa lain.
Saat ia mulai berlari untuk mengejar Intan, tanpa disadari jidatnya menabrak tubuh seseorang dari arah samping. " Aduhh, sorry gue lagi buru - buru. " ucap Amel tanpa memperhatikan siapa yang ditabraknya. Matanya masih mencari Intan.
Badan orang yang ditabraknya menghalangi pandangannya. Sehingga Amel menggerutu, " Lo bisa minggir gak sih, gue tuh murid baru kalo ketinggalan temen gue nanti nyasar gimana. "
" Liat orang yang kamu tabrak, pastikan dia gapapa habis kamu tabrak. " ternyata yang di tabrak adalah laki - laki. Tinggi Amel berada tepat didadanya.
" Kea pernah denger suaranya, mana tinggi gue juga sama kaya cowo pagi tadi. Jangan - jangan ... " batin Amel dalam hati. Pelan - pelan ia mendongakkan kepalanya dan menatap cowok didepannya itu.
Mampus Amel.
" Eh kakak hehehe, maaf tadi lagi buru - buru jadi ga keliatan. " ucap Amel sambil perlahan melangkahkan kakinya untuk kabur.
Laki - laki itu menahan lengan Amel. " Mau kemana? " Laki - laki itu membuat Amel kembali berada didepannya. " Tanggung jawab dulu. "
" Tanggung jawab apa ya? kan kamu ga ada kenapa - kenapa gegara aku tabrak tadi. " ucap Amel.
" Ada. "
" Mana coba, ga keliatan tuh. " kata Amel sambil melihat - lihat badan laki - laki didepannya ini.
Laki - laki itu menunduk, membuat wajahnya kini sejajar dengan wajah Amel. " Anjir ni cowo mau apa sihhh, kalo gue mimisan gimana ntar " batin Amel sambil menelan ludahnya.
" Gua bakal minta tanggung jawab nanti. " ucap laki - laki itu sebelum meninggalkan Amel.
Pandangan Amel mengikuti arah laki - laki itu pergi. " Yeuuu cowo sinting, gajelas amat. "
KAMU SEDANG MEMBACA
APOLOGY.🌙 (REVISI)
Ficção Adolescente"Aku menyukaimu sejak awal." Amel menyodorkan sekuntum mawar merah tanpa duri pada Rovan. "Aku harap kamu mau menerimanya diantara semua hadiah valentine yang kamu dapat dari orang lain." ucap Amel sambil tersenyum canggung. Rovan mengulurkan tangan...