AMEL POV
Tumben banget malem malem begini hujan?. Ada kilatnya lagi. Gue sekarang duduk di balkon sambil memandang langit yang sedang mengirimkan hujan deres. Datengnya tiba tiba pula. Kalo hujan begini kok rasanya aneh ya?. Hati gue gak nyaman. Bicara soal hati, gue jadi keinget Rovan lagi. Apa iya gue suka sama Rovan?.
" HEY!! " Seru bang Inno yang ngebuat gue sadar dari lamunan gue.
" Apaan sih bang? Ganggu ae lu " kataku sambil mendengus pelan. Cukup terkejut gegara mikirin Rovan sama David datengnya beginian.
" Sampe kapan lo disitu? " Tanya abang bawel satu ini. Emang salah gue nikmatin hujan?
" Sampe gue bosen. Napa bang? " Tanya gue sambil memperhatikannya yang akan duduk di hadapanku.
" Lo suka sama Rovan? " Tanya bang Inno tiba tiba. " Lo udah move on sama David? " Sambungnya.
" Gatau bang gue juga masih bingung " jawab gue sambil memeluk lutut. " Besok gue bakal nemuin si David. Moga aja dia gak pindah ke sekolah " lanjut gue.
" Gue setuju kalo lo sama Rovan. Gue lebih milih Rovan dibanding David. Pokoknya lo harus ngejauhin si David. Kalo mau nemuin dia ajak si Rovan buat nganter lo " kata bang Inno. Amel mendengarnya dan menjawab dengan diam.
" Kalo Rovan gabisa nganter biar gue yang turun tangan " lanjut bang Inno sambil berlalu.
✨✨✨
Pagi harinya Amel sekolah dengan raut muka datar dan nggak biasanya begini. Dia mendatangi kelas dengan muka datar.
" Mel lo kenapa ? " Tanya Intan yang berada di tempat Dira.
" Lo sakit? Kalo sakit pulang aja Mel dari pada lo kenapa kenapa " kata Julia memegang pundak Amel.
" Gue gapapa kok gausa khawatir " kata Amel dengan senyum paksa.
" Gue tau lo ada masalah Mel. Dari pada jadi beban ceritain aja ke kita. Sapa tau bisa ngurangi beban " kata Violet. Violet dapat menebak isi pikiran manusia, dia ahli dalam psikologi.
" Gue suka sama Rovan tapi gue gamau Rovan tau. Trus mantan gue yang namanya David kemarin nge Line gue katanya dia pengen ketemuan. Gue gak suka lagi sama diaaa " cerita Amel sambil meneteskan air mata. Julia langsung memeluknya.
" Nangis aja Mel. Kalo emang dengan nangis lo bisa ngeluarin emosi lo gapapa " kata Julia sambil mengelus punggungnya.
" Iya Mel jangan nutup nutupi " kata Violet sambil ikut memeluk Amel, begitu juga sahabat lainnya.
" Emang David kenapa Mel? Sampe lo benci sama dia? " Tanya Intan sambil melepaskan pelukan. Amel menceritakan awal ia pacaran dengan David hingga akhir pacaran.
" Trus sekarang dia kembali lagi " kata Amel mengakhiri ceritanya.
" Lah? Lo tau dari sapa? " Tanya Julia.
" Kemarin David juga nge Line Rovan. Gatau bahas apa. Tapi David pengen ketemu sama gue " kata Amel terisak.
" Yaudah cuci muka gih, bentar lagi bel " kata Dira menggandeng tangan Amel.
" Kita balik dulu ya Mel. Semangatttt " kata Intan.
~Apology~
Rovan POV
Bel sudah berbunyi tapi gue tetep jalan dengan santainya karena gue mikirin Amel. Elah napa gerimis segala?.
Nanti kalo Amel ketemuan sama David gimana ya?. David ngajak balikan trus beberapa minggu diajak putus. Habis putus...
" Kamu terlambat lagi?? Kamu akan saya hukum! "
Ya mereka dihukum. Ehh kok dihukum? Sapa dihukum?
" Eh Bu Ratna hehe " kata gue sambil cengingisan.
" Kenapa bisa telat? " Tanya Bu Ratna.
" Karena mikirin Amel bu. Ehh kok ngomong sih?. Duh Van mulut lo jaga dong " kata gue sambil memukul pelan mulut gue takut sakit jadi pelan ae.
" Sudah kamu akan saya hukum. Blablabla " perkataan Bu Ratna menjadi angin lalu karena gue ngelihat Amel jalan ke arahku Bu Ratna.
" Kamu dibilangi malah bengong. Liat sapa? " Tanya Bu Ratna lalu menoleh. " Ohhh ngelihat Amel? Pantesan beku. Amel sini kamu " kata Bu Ratna.
" Iya bu ada apa? " Ya ampun gila tu bidadari ngapa bisa disini? Makin cantik ae. Eh itu Amel kan? Kok gue pangling?.
" He Rovan kamu saya hukum bersihkan taman ditunggu sama Amel. Saya mau ngurusi yang lomba di sekolah lain " kata Bu Ratna sambil berlalu.
Kepergian Bu Ratna ngebuat suasana makin canggung. Bu kembali dong bu!! Ada hujan juga. Cocok deh kalo gini.
Bersambung
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hehe jangan lupa vote & comentnya dong😉
Makasih banyakkkkk.
KAMU SEDANG MEMBACA
APOLOGY.🌙 (REVISI)
Fiksi Remaja"Aku menyukaimu sejak awal." Amel menyodorkan sekuntum mawar merah tanpa duri pada Rovan. "Aku harap kamu mau menerimanya diantara semua hadiah valentine yang kamu dapat dari orang lain." ucap Amel sambil tersenyum canggung. Rovan mengulurkan tangan...