Pagi ini, berjalan seperti biasa. Tapi ada yang aneh menurut Amel. Biasanya Rovan datang ke sekolah naik motor sendiri. Pagi ini Rovan datang tepat waktu dan bareng Debby.
" Eh Mel, ngeliatin Rovan mulu " kata Dira karena sedari tadi Amel melihat keluar jendela dimana ia bisa lihat Rovan turun dari motornya.
" Ehh gak gak. Emang pemandangan yang gue lihat cuma Rovan? Gak kan ada banyak tuh " jawab Amel sambil salah tingkah.
" Ngaku aja, lo. Cemburu kan, Debby bisa berangkat bareng sama Rovan " goda Dira.
" Nggak, udah udah jauhin pertanyaan itu dari gue. Gak mau denger lagi gue " kata Amel menutup wajahnya yang sebenarnya malu.
" Gitu aja malu, coba kalo gini " kata Dira sambil beranjak dari tempat duduknya dan pergi keluar kelas.
" Eh Dira, lo mau kemana? " Tanya Amel sambil berdiri dari bangkunya dan sialnya tali sepatu Amel lepas, jadi ia harus duduk dan membetulkan.
" Huh dasar Dira gak jelas " gerutunya sambil membetulkan tali sepatu.
" Mel " kata seorang cowok didepannya.
Tanpa mendongak, Amel sudah menggerutu pelan lagi. " Sapa lagi sih "
" Apa sih? Gak liat gue ngiket tali sepatu apa " jawabnya sambil mendongakkan kepalanya. Cowok itu adalah...
" Kata Dira lo sakit, lo ngapain sekolah kalo sakit. Gue anter pulang aja ya " kata Rovan.
" Hah? Sakit? Enggak kok enggak gue gak sakit " kata Amel sambil melihat sekelilingnya mencari Dira dan ternyata ada di pintu kelas. Dilihatnya Rovan yang sedang ngos ngos an lagi.
" Beneran? Kalo lo sakit telpon gue aja " kata Rovan.
" Enggak kok gue gak sakit, gue sehat sehat aja Van. Sana sana urusin Debby sana " kata Amel sambil beranjak dari bangkunya hendak menuju Dira berada. Namun tangannya di tahan oleh Rovan.
" Lo kenapa? Cemburu? " Tanya Rovan.
" Enggak ngapain cemburu! " Kata Amel sedikit ketus lalu menarik tangannya agar terlepas dari genggaman Rovan.
" Debby itu cuma sahabat gue Mel " kata Rovan.
" Gak ngurus, sana ke Debby sana katanya dia habis kecelakaan " kata Amel sambil membalikkan badannya menghadap Rovan.
" Gue malah kepingin kecelakaan. Supaya ada orang yang khawatir tentang gue dan gue mau orang itu lo Mel " kata Rovan lalu melepas genggamannya.
" Lo ngaco apa? Nggak perlu kecelakaan juga banyak yang khawatir sama lo " jawab Amel.
" Termasuk lo? " Tanya Rovan sambil menaikkan alisnya.
" Iyaa! " jawab Amel dengan spontan lalu langsung menutup mulutnya dan kabur.
Rovan tersenyum lalu meninggalkan kelas Amel dan pergi ke kelasnya.
~Apology~
" Bodoh banget sih lu " gerutu Amel pada dirinya sendiri. Amel berjalan agak cepat menuju kamar mandi.
Disana ada Dira yang baru saja keluar dari salah satu bilik kamar mandi.
" Eh gimana sama Rovan wkwk seruu? " tanya Dira sambil membenarkan sabuknya.
" Gajelas lu, bisanya lu bilang gue sakit " kata Amel sambil mencuci tangannya di wastafel, gatau juga buat apaan.
" Kan emang bener, lo lagi sakit. Sakit hati maksudnya " kekeh Dira.
" Udah bel, ayo balik " lanjut Dira.
KAMU SEDANG MEMBACA
APOLOGY.🌙 (REVISI)
Jugendliteratur"Aku menyukaimu sejak awal." Amel menyodorkan sekuntum mawar merah tanpa duri pada Rovan. "Aku harap kamu mau menerimanya diantara semua hadiah valentine yang kamu dapat dari orang lain." ucap Amel sambil tersenyum canggung. Rovan mengulurkan tangan...