" Nanti gue jemput " kata Rovan.
" Lha kan sekarang ada PAS, ekstranya kan gak ada. Iya kalo gue ada latihan buat fashion " kata Amel kebingungan.
" Gue bakal nunggu " jawab Rovan singkat.
" Lah kenapa? " Tanya Amel.
" Inno bilang ke gue. Katanya dia mau nganter Mama lo belanja sehabis pulang sekolah " kata Rovan.
" Oh gitu. Gapapa nunggu? " Tanya Amel lagi.
" Gapapa Amel " kata Rovan.
" KRINGGGGG!!! " Bunyi bel masuk sekolah sudah berbunyi. Feliks, Rovan, Violet, Intan dan Julia kembali ke kelasnya masing-masing.
" Mel, kenapa gak pacaran aja? " tanya Dira pada Amel.
" Ih apaan sih, Rovan gak suka sama gue " kata Amel malu malu.
" Gue doa in siapa lo cepet di tembak sama Rovan, cepet cepet pacaran, cepet cepet gue dapet pajak jadian haha " kata Dira sambil tertawa.
" Ada maunya lo " kata Amel sambil mendorong pelan pundak Dira dari samping.
" Mel lo bawa sepatu high hells kan? " Tanya Dira.
" Ya bawa lah. Kalo gak dibawa ya bisa habis gue dimarahi Kak Dinda " kata Amel.
" Gak sabar latihan gue haha " kata Dira.
~Apology~
Waktu latihan...
" Dir, ini high hells nya yang dipake buat lomba kan ? " Tanya Amel sambil berjalan menuju tempat latihan fashion.
" Iya, gue juga bawa yang bakal dibuat lomba " kata Dira santai.
" Lo deg deg an gak buat lomba? " Tanya Amel.
" Nggak gue biasa aja " jawab Dira. " Lo ndredeg lomba? " Tanya Dira.
" Bukan ndredeg. Tapi gue malu dilihat sama Rovan " kata Amel pelan.
" Mel, anggep Rovan orang lain. Jadi lo bisa fokus sama fashion nya oke " kata Dira.
" Okee "
" Eh Kak Dinda udah dateng ternyata. Bentar lagi harus dipake " kata Dira sambil melepas sepatunya dan memulai pemanasan agar kakinya tak kram. Begitu juga Amel.
" Selamat pagi " sapa Kak Dinda.
" Pagi Kak " sahut Dira, Amel, Kiara, dan Leona.
" Oke kita latihan buat lomba ya. Dipake semua high hellsnya kakak mau lihat kalian satu satu " kata Kak Dinda.
Amel segera memakai sepatunya yang menurutnya favorite.
" Dimulai dari Amel " kata Kak Dinda.
" Oke Kak " kata Amel dengan penuh semangat. Kak Dinda melihat cara berjalan Amel dan juga gaya Amel.
" Bagus sekali kamu, sudah pernah ikut lomba? " Tanya Kak Dinda.
" Udah pernah hehe " jawab Amel. " Dira semangat!! " Seru Amel tapi dengan suara tidak keras dan dijawab Dira dengan kedipan sebelah mata.
" Yak sekarang Dira " kata Kak Dinda.
Setelah menempuh beberapa jam kemudian, akhirnya latihan fashion sudah selesai. Amel mencari Rovan di taman. Dengan segera Amel menuju taman walaupun badannya agak capek.
" Hai Rovan " kata Amel saat melihat Rovan di taman sedang tiduran.
" Udah selesai? " Tanya Rovan sambil mendudukkan dirinya.
" Sudah ayo pulang " kata Amel sambil tersenyum.
" Bentar " kata Rovan. " Di belakang lo ada apa tuh kok merah merah? " Tanya Rovan yang sontak membuat Amel menoleh.
Dengan segera Rovan menarik tali disampingnya. Membuat sekuntum bunga mawar dengan kartu di batangnya yang tidak berduri karena telah di ambil oleh Rovan duri durinya.
" Makasih Rovannnnn " kata Amel sambil mengambil bunga mawar itu.
" Gimana lo suka ? " Tanya Rovan.
" Suka banget " kata Amel berbinar binar berpikir itu dari Rovan.
" Itu dari temen gue. Pulang yuk " kata Rovan sambil berbalik badan menuju parkiran.
" Kirain dari lo " kata Amel pelan tapi Rovan dengar.
" Hadiah gue udah kemaren sebelum hari valentine " jawab Rovan
Sudah Amel duga. Rovan tidak suka dengan Amel walaupun sering menghabiskan waktu bersama. Hari Valentine ini Amel kecewa karena Rovan tidak memberinya apa pun. Yang tadi dikiranya dari Rovan membuat Amel bahagia.
Bersambung..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sampai sini dulu ya gaes
Kepo nggak sama kelanjutannya?
Kalo kepo baca terus Apology
Jangan lupa vote dan comentnya🐣❤
KAMU SEDANG MEMBACA
APOLOGY.🌙 (REVISI)
Ficțiune adolescenți"Aku menyukaimu sejak awal." Amel menyodorkan sekuntum mawar merah tanpa duri pada Rovan. "Aku harap kamu mau menerimanya diantara semua hadiah valentine yang kamu dapat dari orang lain." ucap Amel sambil tersenyum canggung. Rovan mengulurkan tangan...