14 - Berdua

37 4 3
                                    

Keadaan di antara Amel dan Rovan hanya diam seribu bahasa. Layak patung yang berhadapan. Hingga akhirnya Rovan membuka mulut nya.

" Lo " kata Rovan dan Amel bebarengan.

" Lo dulu " kata mereka lagi.

" Gue nanti lo aja dulu " kata mereka lagi. Hih bersamaan mulu, kenapa gak jadian aja.

" Yaudah gue dulu " kata mereka serempak lagi.

" Apaan dah? " Kata Rovan mengernyitkan dahinya. " Lo mau bilang apa? " Lanjut Rovan.

" Lo kasih gue pilihan dong. Gue harus nemuin David atau nggak? " Tanya Amel.

" Menurut gue nggak usah. Waktu lo kebuang percuma kalo sama orang yang ninggalin lo tanpa alasan trus dateng lagi untuk memberi alasan. Gak masuk akal " kata Rovan sambil berjalan ke arah taman.

" Baiklah " kata Amel menurut. " Lagian gue malah suka kalo sama lo "

" Naon neng? " tanya Rovan.

" Gapapa " jawab Amel gugup.

" Lah lo malah ngikut gue? Kan lo yang kudu ngasih gue hukuman " kata Rovan berjalan mundur melihat wajah Amel sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

" Bukan ngasih hukuman bego. Gue cuma disuruh jaga lo ngelaksanain apa nggak hukuman dari Bu Ratna " kata Amel mendongakkan wajahnya.

" Ohhh maap " kata Rovan tetap berjalan mundur.

" Ngapain kayak gitu? " Tanya Amel kenapa Rovan berjalan mundur.

" Biar sehat "

" Kok bisa sehat? "

" Iya kan jalannya sambil lihat kamu " kata Rovan sambil tersenyum membuat Amel baper ea.

" Udah yuk ke taman " kata Rovan menggandeng tangan Amel menuju Taman sekolah.

~Apology~

Di taman...

" Lo kenapa bisa telat lagi? Lo kan tau lo sendiri OSIS " Tanya Amel yang duduk di kursi taman sementara Rovan menyapu daun daun yang jatuh ke tanah.

" Mau bolos jam pertama sama kedua " kata Rovan sambil fokus menyapu.

" Ohhh, kenapa mesti bolos? Lo kan sekolah buat belajar bukan bolos " kata Amel.

" Gue mikirnya juga gitu. Tapi gue bosen belajar terus. Bawaanya pengen ketemu lo " kata Rovan sambil tetap menyapu.

" Dasar Raja Gombal " kata Amel geram sambil melempar lap disampingnya.

" Aduh sakit dong Ratu Angry Bird " kata Rovan sambil mengelus kepalanya yang terkena lap.

" Apa???? Angry Bird?? Sini lo!!! Awas aja lo sampe gue tangkap baru tau rasa lo " kata Amel mengejar Rovan.

Rovan berlari ke lapangan dan mereka hujan hujanan. Sesekali Amel menimpuk Rovan dengan kain lap lalu tertawa bersama. Hingga akhirnya...

" ROVAN!!!! AMEL!!!! SINI KALIAN!!! " Seru Bu Indah guru killer di sekolah mereka. Yah walaupun namanya Indah tetap saja galak. Walaupun galaknya minta ampun, Bu Indah adalah orang yang pelupa

Rovan dan Amel menoleh dan berjalan menuju Bu Indah berada.

" Kenapa hujan hujanan begini? " Tanya Bu Indah.

" Karena kepengen bu " jawab Rovan lalu tersenyum ke arah Amel. 5 menit berlalu...

" Kenapa basah basahan begini? " Tanya Bu Indah.

" Hujan hujanan bu " jawab Rovan singkat. 5 menit kemudian...

" Kalian ngapain disini? " Tanya Bu Indah.

" Lah kan tadi disuruh Bu Indah kesini " jawab Amel.

" Saya nggak manggil tuh. Eh ini kenapa basah semua? Cepet ganti baju sana " kata Bu Indah.

" Yaelah " gumam Rovan sambil menggandeng tangan Amel menuju loker berisi seragam.

" Nih Mel ganti lo " kata Rovan sambil memberi seragam cewek ke Amel.

" Makasih Van. Gue ganti dulu ya " kata Amel berlari menuju kamar mandi.

" Mel lo sadar gak sih gue suka sama lo " kata Rovan saat Amel sudah menjuah.

" Eh eh ehh ngapain ini baju basah malah nggak ganti nunggu apa kamu? " Tanya Pak Henri sambil menjewer kuping Rovan.

" Aduh pak sakit. Ini mau ganti pak " kata Rovan.

" Cepet ganti kalo tidak saya bilang ke Amel supaya jauh jauh sama kamu " kata Pak Hendi melepaskan jewerannya.

" Lah kenapa pak? Emang Bapak mau dipisahin sama Bu Ratna? Ehh keceplosan gutbai pakkk " kata Rovan sambil berlari menuju kamar mandi.

" ROVAN!! "

Bersambung
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa Vote & comentnya
Makasihhhh😉

APOLOGY.🌙 (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang