Sebelum baca, ada baiknya kalau kalian tekan tombol bintang di bawah hehehe.. Selamat membaca :D
Setelah ber minggu minggu melupakan kesedihan nya, Amel mengundang sahabatnya datang kerumah.
" Mel, kamu udah bersihin ruang tamu nya? Kalo udah ini jajannya bawa kesana " seru Mama dari dapur.
" Iya Maa, katanya temen temen udah mau sampe rumah " kata Amel sambil berjalan menuju dapur.
" Baguslah, kamu gak pergi ke sekolah buat terima nilai ujian? " tanya Mama.
" Nggak Ma, Amel gamau ketemuan sama Rovan. Jadi Amel minta tolong temen buat ngambil punya Amel " jawab Amel sambil membawa jajan dari meja dapur ke ruang tamu.
Baru saja Amel meletakkan, sudah ada yang memencet bel rumahnya.
" Eh udah dateng, ayo masuk " kata Amel pada sahabatnya setelah membuka pintu depan.
" Mel, tadi kita habis dari sekolah nilai lo gak bisa diambil soalnya harus elo yang ambil sendiri " kata Julia sambil berjalan menuju sofa di ruang tamu Amel.
" Iya, tadi Bu Ratna bilang harus lo yang ambil sendiri " tambah Dira.
" Tapi tadi kita udah tanya nilai lo ke Bu Ratna... " kata Violet menggantung.
" Kenapa?? Nilai gue jelek? " tanya Amel penasaran. " Atau gue gak lulus? " tanya Amel lagi sambil memasang muka sedih.
" Tadi Bu Ratna bilang.. " kata Violet lagi lagi menggantung. " Amel juara satu.. " kata Violet.
" Sudah kuduga nilai ku jelek.. " kata Amel lagi. Lalu beberapa menit kemudian Amel membelalakkan matanya.
" Lo tadi bilang apa? " tanya Amel pada Violet.
" Amel juara satu " kata Violet sambil memasang muka datar.
" Juara satu? Oh.. HAH??? AMEL JUARA SATU?? AAAAAA!!!! MAAA AMEL JUARA SATUUUUU!! " teriak Amel sampai sampai sahabatnya menutup telinga sambil geleng geleng.
Sementara Amel sedang jingkrak jingkrak menuju dapur menemui mamanya.
" Ma, Amel juara satuuh!! " seru Amel sambil memeluk Mamanya.
" Bagus dong, jadi bisa belajar di luar negeri Beasiswa pasti keluar nih " kata Mama sambil membalas pelukan.
" Yaudah sana ke temenmu lagi kasian nungguin tu " kata Mama pada Amel. Lalu Amel berjalan menuju ruang tamu.
" Cie yang juara satu " kata Intan pada Amel.
" Btw lo udah ngelupain Rovan? " tanya Julia pada Amel." Seiring berjalannya waktu mungkin saja akan lupa " jawab Amel dengan nada yang mendekati menangis.
" Udahlah Mel gausa dipikirin " kata Dira menenangkan.
" Btw lo bentar lagi ke luar kota dong ya? Nanti kalo kita ada waktu pasti ketemuan sama lo disana tunggu aja yaa " kata Violet.
" Jujur gue takut belajar di luar negeri " kata Amel. " Gak ada kalian juga " kata Amel sedih.
" Eh lo gausah sedih dong elahh " kata Intan menyemangati.
" Lah lo goblok apa? Temen sedih malah begitu jawaban lo " kata Julia.
" Katanya sih gue juga bakal di suruh belajar di luar negeri. Kebetulan negerinya sama kayak Amel hehehe " kata Intan sambil terkekeh.
" Dih sumpah lo? LO NAPA KAGAK BILANG?? Bikin orang terkejoet saja " kata Violet lalu memeluk Intan.
" Lah napa sih? " tanya Intan sambil terkekeh.
" Bentar lagi kalian bakal berangkat gada salahnya dong kita pelukan " kata Dira sambil menarik Amel pelan dan memeluk Intan.
" Jan gitu dong gue sedih dengernya " kata Julia yang udah ngeluarin air mata.
" Yang penting, kalo kalian udah disana jangan lupain kita " kata Violet.
Yahh akhirnya pelukan sambil menangis :)
~Apology~
" Rovan, nak kamu udah siap kan? " tanya Ayah Rovan dari luar kamar Rovan.
" Udah kok tinggal satu barang lagi belom Rovan masukin " kata Rovan.
" Emang apa bendanya? " tanya Ayah Rovan yang sedang menemani tamunya di ruang tamu.
" Kamera Rovan " kata Rovan sambil keluar dari kamarnya dan menutup pintu.
" Oalah yaudah buruan ke Bandara sebelum ketinggalan pesawat " kata Ayah Rovan.
" Iya Yah, Rovan berangkat dulu ya " katanya sambil mencium punggung tangan Ayahnya.
" Bun, Rovan berangkat dulu ya " kata Rovan pada bundanya.
" Iya hati hati ya nak, belajar yang rajin " kata Bunda Rovan.
" Iya Bunda, dahhh " kata Rovan.
Rovan POV
Sekarang gue udah ada di bandara. Sambil nunggu, gue izin Pak Julian buat berjalan jalan sambil memotret.
" Oh iya silahkan " kata Pak Julian dan dengan seneng hati gue pergi mencari tempat yang bagus buat di potret.
Sewaktu gue lagi menuju luar bandara, gue terpaku sama satu cewek dengan kaos putih dan membawa jaket hitam.
Bukannya itu Amel?
Dari kejauhan, gue zoom dan gue potret setelah dia betulin sepatunya putihnya.
" This is a reason why my heart want to go here " gumam gue sambil tersenyum.
Rovan POV end
Bersambung...
Aduh aduh sok bahasa inggris :v wkwk
Jangan lupa klik bintang ges oke.
Trima kasihhh
KAMU SEDANG MEMBACA
APOLOGY.🌙 (REVISI)
Teen Fiction"Aku menyukaimu sejak awal." Amel menyodorkan sekuntum mawar merah tanpa duri pada Rovan. "Aku harap kamu mau menerimanya diantara semua hadiah valentine yang kamu dapat dari orang lain." ucap Amel sambil tersenyum canggung. Rovan mengulurkan tangan...