31 - Debby

21 4 2
                                    

Rovan dengan langkah terburu buru memasuki rumah sakit dan masuk ke ruang IGD. Ia menemukan Hilaria disana menunduk menatap handphonenya.

" Hilaria, Debby gimana? " Tanya Rovan.

" Rovan? Lo udah dateng? Oh Debby masih diperiksa sama Dokter " kata Hilaria.

" Emang dia tadi kenapa? " Tanya Rovan dingin.

" Tadi dia fokus sama handphone trus nyebrang. Waktu nyebrang sepi. Tau tau ada mobil dengan kelajuan cepat datang ke arah Debby. Tapi waktu deket sama Debby, mobil itu hanya nabrak Debby pelan. Tapi gatau Debby, langsung jatuh trus ada lecet lecet nya " jawab Hilaria.

" Doakan aja cuma lecet gak ada apa apa " kata Rovan dan dijawab anggukan. Lalu dokter keluar dari ruangan.

" Dokter, Debby gimana? " Tanya Hilaria pada Pak Dokter yang keluar dari ruangan.

" Debby gak papa, cuma ada lecet di lututnya sama tangannya. Dia lagi pingsan mungkin karena syok. Nanti pulang juga ndak papa. Kalau dia mau pulang kasih tau saya ya biar saya cek kondisinya apakah sudah membaik " kata Dokter sambil tersenyum.

" Oh gitu, jadi Debby nggak kenapa kenapa kan pak? " Tanya Hilaria lagi.

" Ndak papa saya tinggal dulu ya " kata Pak Dokter.

" Van masuk yuk, siapa tau Debby udah sadar " ajak Hilaria dan benar saja Debby udah bangun.

" Debby, lo gak papa?? " Tanya Hilaria saat masuk ke ruangan dan dijawab Debby dengan gelengan kepala.

" Rovan dateng lho " kata Hilaria lalu Rovan tersenyum pada Debby.

" Makasih udah dateng " kata Debby pelan.

" Lo udah baikan? Gue panggilin dokter dulu " kata Rovan sambil memegang tangan Debby sebentar lalu pergi mencari Dokter.

" Hil, gue bisa pulang kan? Gue gasuka pake infus dan bau bau rumah sakit " keluh Debby.

" Nanti boleh pulang pokoknya diperiksa dokter dulu. Oh iya Debb, tiga hari lagi perpisahan. Kata OSIS gak perlu pake acara cukup seneng seneng sama temen trus bagi bagi hadiah kayak Valentine an gitu " kata Hilaria menjelaskan. Debby mengangguk pelan.

" Lo gak kesakitan? " Tanya Hilaria.

" Gak ada yang sakit, cuma perih " jawab Debby sambil mengangkat tangannya yang lecet dan meletakkan lagi. " Bantuin gue bangun dong " pinta Debby.

" Gak ada yang sakit kan? Kalo ada yang sakit bilang " kata Hilaria sambil membantu Debby bangun.

" Gak ada kok, handphone gue mana? Gue mau telpon Mama mau minta tolong dateng njemput gue. Doakan Mama gak marah " kata Debby dengan muka datar.

" Gak bakal Debb, mungkin cuma ngomel. Gue telponin aja ya, tangan lo emang bisa? " Tanya Hilaria.

" Oh iya " tak lama Dokter datang dan memeriksa kondisi Debby.

" Debb, Mama lo gak bisa njemput " kata Hilaria pada Debby saat Dokter selesai memeriksanya.

" Oh gitu, gue bareng lo boleh? " Tanya Debby. Hilaria menjawabnya dengan gelengan.

" Maaf Debb, gue gak bisa. Lo tau sendiri kan kalo gue gak bawa motor " kata Hilaria.

" Gue aja yang anter pulang " sahut Rovan. " Ayo udah siap belom? " Tanya Rovan.

" Udah tinggal pulang aja kok " jawab Debby sambil tersenyum.

" Yaudah yuk pulang " kata Rovan sambil membantu Debby berjalan.

Diperjalanan kerumah Debby...

" Debb, sorry gue gak bisa nepati janji gue " kata Rovan pada Debby.

" Janji yang mana? " Tanya Debby.

" Buat ngejaga lo " kata Rovan.

" Trus biar lo selalu ngejaga gue gimana caranya? Biar lo bisa nepati janji lo " tanya Debby.

" Gue.. bakal jadi pacar lo " kata Rovan singkat.

Bersambung...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Maaf ya cuma sedikit hehe, ulangan soalnya.
Eps selanjutnya pas panjang kok :)
Tunggu terus yaa...
Jangan lupa votenyaaa
Makasihh❤

APOLOGY.🌙 (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang