Pelajaran berjalan seperti biasa setelah istirahat berakhir. Tapi menurut Amel ini bukan hari yang biasa baginya.
Amel disuruh gurunya untuk mengambil buku tugas kelasnya di Ruang guru. Amel sedang berjalan dipinggir lapangan sambil melihat kelas Rovan yang sedang Olahraga. Tatapannya lurus kearah Rovan yang sedang mendribel bola basket.
" Kok gue ngerasa aneh ya kalo liat Rovan hari ini. Biasanya kan b aja " batin Amel. Entah kenapa jantungnya berdegup kencang melihat Rovan.
" Gamungkin gue suka sama Rovan. Amel sadar lo Mel " kata Amel sambil menepuk pelan kepalanya dan kembali berjalan menuju ruang guru. Tapi sebelum itu, kepalanya terkena bola basket.
" AMEL AWAS!!!! " Teriak Rovan dan Amel hanya melongo melihat bola basket itu mendarat mulus dikepalanya dan membuatnya pingsan.
" Amel? Bangun Mel. Ya ampun " kata Rovan sambil menggendong Amel dan membawanya ke UKS.
" Bu Asri, Amel pingsan bu " kata Rovan sambil membaringkan Amel diatas salah satu kasur UKS.
" Kok bisa? " Tanya Bu Asri sambil mengambil minyak kayu putih.
" Tadi kena bola basket bu " kata Rovan sambil duduk di kursi.
" Oh gitu. Ya sudah kamu balik saja ke lapangan. Saya bakal urusin si Amel " kata Bu Asri.
" Nggak mau. Saya mau disini aja nunggu Amel sampe bangun " kata Rovan bersikeras.
" Yaudah kalo gitu ibu tinggal buat beli perlengkapan obat di UKS dulu " kata Bu Asri sambil berlalu.
" Mel sadar Mel " kata Rovan sambil memegang tangan Amel. " Plis buka mata lo. Gue ada disisi lo sekarang " kata Rovan.
~Apology~
AMEL POV
" Kok ada yang manggil nama gue? Emang gue kenapa?. Kepala gue juga sakit " batinku.
" Kok gue tidur? Emang gue udah dirumah nih? Weh perasaan tadi lagi di lapangan. Lah gue kenapa " batinku. Aku mencoba membuka matanya pelan pelan.
" Plis buka mata lo. Gue ada disisi lo sekarang " kata Rovan.
" Van? " Panggilku yang langsung membuatnya menoleh ke arahku. Gue baru sadar kalo Rovan diliat dari dekat itu ganteng juga.
" Lo udah bangun Mel? Lo gak papa kan " tanya Rovan melihat kepalaku.
Astaga perasaan apa ini!!. " Gak papa. Emang gue kenapa?. Lho kok di UKS? " tanyaku.
" Tadi lo kena bola basket. Sorry gue gak tahu kalo lo ada disana " kata Rovan.
" Oh gitu. Gapapa Van lagian kena bola itu wajar, soalnya gue lagi jalan di pinggir lapangan tadi " kataku.
" Lo udah gapapa kan? " Tanya Rovan lagi.
" Gapapa. Gue mau ngambil buku tugas dulu " kataku sambil beranjak dari kasur UKS. Tapi gue masih belom bisa seimbang dan akhirnya mau jatoh.
" Hati hati Mel. Kalo blom kuat disini aja dulu " kata Rovan sambil memegangi badanku dan membantu untuk menyeimbangkan badanku.
Astaga jantung gue napa gabisa dikontrol seperti semula. Kenapa deg degan. Apa jangan jangan...
" Mel lo disini aja dulu gue kan udah nunggu lo bangun dari tadi masa lo main pergi aja " kata Rovan membuyarkan lamunanku.
" Gapapa gue bisa kok " kataku. Astaga gue kenapa tadi?
" Disuruh tinggal disini bentar aja gak mau. Kalau semisal nanti gue minta lo tinggal dihati gue gimana? " Kata Rovan ngebuat gue mendelikkan mata.
" Ehmm gue ke kelas duluan " jawabku sambil lari kecil ke kelas.
" Lah tu bocah cepet amat sembuhnya " kata Rovan sambil melongo melihat Amel keluar dari UKS lalu tersenyum.
" Anjir malu banget sumpah ditanyain begituan. Tenang tenang ini cobaan orang jatuh cinta. Eh gue suka sama Rovan emangnya? " Ujar gue dalam hati.
Bersambung...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote & comentnya dong. Makasih
KAMU SEDANG MEMBACA
APOLOGY.🌙 (REVISI)
Teen Fiction"Aku menyukaimu sejak awal." Amel menyodorkan sekuntum mawar merah tanpa duri pada Rovan. "Aku harap kamu mau menerimanya diantara semua hadiah valentine yang kamu dapat dari orang lain." ucap Amel sambil tersenyum canggung. Rovan mengulurkan tangan...