Satu bubble chat muncul di layar handphone Amel. Siapa lagi kalau bukan Dira? " I'm on my way, ditunggu ya Mel. " begitu isi bubble chat dari Dira.
Melihat itu Amel yang berada di sebelah Mama langsung mengulurkan tangan bermaksud ingin cium tangan Mamanya. " Hati-hati Mel, jangan pulang malem. Ingat batas jam buat keluar? "
" Jam 8, pasti ingat dong Mahh. Amel berangkat dulu yaa, dadahh Mahh. " Amel berdiri dari duduknya lalu berjalan menuju pintu utama. Tidak membawa apapun selain handphone. Uang untuk jaga - jaga jajan, ia masukkan di dalam casing handphonenya.
Amel mengulurkan tangannya untuk memegang gagang pintu, lalu mendorongnya. Baru saja Amel keluar dari rumahnya, Dira sudah berada tepat di depan pagar rumahnya dengan motor matic nya.
" Oi Mel, buruan! " serunya saat melihat Amel. Bener - bener si Dira, gimana coba cara dia nyetir?? Bisa - bisanya main sampe aja depan pagar rumah Amel. Ngebut apa gimana?
Amel berjalan menuju pagar rumahnya, terlihat lebih jelas sekarang bagaimana tampilan motor Dira. " Wuihh, kece banget motormu. " ucap Amel.
" Jelaass, cewe keren motornya juga harus keren. Udah buruan naik, anak-anak udah nunggu di taman. " kata Dira. Ia mengambil posisi yang benar agar Amel bisa naik ke motornya.
" Sudaahhh, yuu gaskeunn. "
" Eh Mel, menurut kamu kek mana sih rasanya di tembak sama crush? " tanya Dira sambil menyetir motornya.
" IHHH UDAH JELAS BAHAGIA BANGET! Isi badan lo udah full sama kupu-kupu berterbangan saking bahagianya. " jelas Amel. Dira melihat raut wajah Amel dari spion dan tertawa kecil.
" Lu udah pernah jadian sama crush? " tanya Dira. Mendengar pertanyaan itu, Amel seketika diam.
" Gue gembel kaya gini mana crush mau nerima gue. " jawab Amel, kini raut wajahnya berubah menjadi datar.
" Emang lu punya crush? "
" Duluuu raaaa, gue rasa dulu gue salah pilih cowo. Gue ga jadian sama crush malah nerima cowo lain. " ucap Amel.
" Gapapa Mel, penyesalan emang selalu di akhir bukan? Sekarang lu masih sama cowo itu? " tanya Dira, ia membenarkan spion kirinya agar bisa melihat wajah Amel. Dilihatnya wajah Amel dari spion, jawaban dari pertanyaan barusan adalah gelengan kepala Amel.
" Berarti Rovan masih ada kesempatan buat dapetin lu hahaha. "
Mendengar hal itu mengingatkan Amel pada kelakuan Rovan hari ini. " GAK, gue masih mau halu sama husbu kesayangan. "
" Yeeuuhh dasar wibuu lu Mel. " motor Dira memasuki parkiran salah satu taman di sebelah kiri jalan. Waktu itu suasana taman cukup ramai, bagaimana tidak? taman ini bukan sembarang taman biasa. Entah bagaimana menyebutkan detailnya, tapi taman ini sangat indah.
Kalau kalian membayangkan taman yang gelap dengan beberapa nyamuk dan serangga, kalian salah. Taman ini sangat hidup dengan berbagai bentuk lampu taman yang unik. Setiap bangku taman disana dibuat dengan unik juga, terutama ada aja tempat untuk lesehan dengan kursi yang berasal dari bantal.
" Ayo Mel jangan bengong, yang lain udah di dalem kayanya. " kata Dira setelah mengecek ponselnya. Sepertinya taman ini sudah menjadi tempat kumpul temannya.
Dira memastikan motornya aman, lalu berjalan sambil menggandeng Amel. Mereka berdua mulai berjalan memasuki area taman luas itu. " Mereka ada dimana? kok katamu di dalam? "
" Di dalem tuh ada kaya perkemahan, biasanya kita kumpul disitu biar ga digigit nyamuk. " jawab Dira. Kini mereka mulai berjalan ke tengah taman dan terlihatlah tenda-tenda di sekitar sana.
Dari tenda-tenda disana, yang sedang ditempati orang hanya 1 tenda. Sudah jelas kalau tenda itu berisi teman-temannya.
Terlihat Vio keluar dari tenda itu untuk menghampiri Dira dan Amel. " Haiii, akhirnya kalian datangg. Ayoo masuk keburu dingin tau diluar. " ucapnya, masih dengan versi riangnya.
Vio menyibakkan pintu tenda untuk mempersilahkan Dira dan Amel masuk kedalamnya. Amel melihat kedalam tenda itu lalu tertegun dengan isinya.
Tidak beralas tanah dan batu yang seperti biasa di perkemahan, namun beralas balok kayu sehingga nyaman untuk ditempati. Bukan itu saja, di dalam masih beralaskan tikar hangat dengan beberapa bantal besar dan selimut.
" Haloo, akhirnya kalian datengg! " seru Julia. Wajahnya tampak bahagia, curiga beneran udah jadian.
" Hey Julia, kamu beneran jadian sama Feliks ituu? " tanya Dira sambil duduk di sebelahnya. Mendengar pertanyaan itu seketika Julia mengangguk antusias.
" Mumpung udah kumpul semua, akan aku ceritakan! " serunya.
" Ayoo buruan, gua udah kasih stok jajan juga nih buat dengerin lu cerita. " kata Intan sambil mengeluarkan isi tasnya. Ternyata mereka menunggu Dira dan Amel untuk mendengar cerita Julia.
Amel dan teman-temannya mengambil posisi duduk yang enak untuk mendengarkan cerita dari Julia. Intan mengeluarkan jajannya di tengah mereka sambil membuka salah satu bungkus camilan.
Julia menceritakan secara detail bagaimana ia di jemput Feliks dikelasnya untuk pergi ke parkiran bareng. Dikelas, Intan dan Vio hanya bisa bersorak sorai melihat temannya jalan bareng crushnya. Bagaimana perhatian Feliks untuk memakaikan helm pada Julia dan membantunya naik ke atas motor. Aduh full berbunga-bunga Julia teh.
Bagaimana rasanya ia dibonceng oleh Feliks dan di bawa ke sebuah toko eskrim. Membeli eskrim rasa favoritnya dan memilih tempat duduk di lantai atas untuk melihat pemandangan sambil menghabiskan eskrim masing-masing.
" Lo pasti di sogok pake eskrim buat jadi pacarnya, ngaku ga. " kata Vio sambil menunjuk Julia dengan keripik di tangannya.
Yang ditanya hanya cengengesan sambil mengangguk. " Mau disogok atau enggak, gua juga tetep mau jadi pacarnya heheh. "
" Ceilaaahhh, akhirnya temen kita jadian sama crushnya cuyy! " seru Amel sambil ikut tersenyum ketika melihat Julia.
" Harusnya yang traktir jajan tuh Julia bukan di Intan. Ya ga Tan? " kata Dira sambil menyenggol bahu Intan.
" Besok dah gua traktir cilok di kantin. Tapi seorang dapet gopek. " ucap Julia sambil memakan keripik kentangnya.
" Gopek mah cuma dapet pentol sebiji atuh Jul, begimane dah. " sahut Vio sambil melempari Julia dengan keripik kentang.
" Ahahha yang penting kan gua traktir "
" Amel sama Rovan kapan nih kabarnya jadian? " goda Intan pada Amel.
" Apasihhh, gue sama Rovan ga ada apa apa kok. Ga bakalan gue jadian sama cowo rese kaya dia tuh ih. " jawab Amel.
" Tapi Rovan ganteng kan Mel? " tanya Julia sambil menaik turunkan alisnya.
" Ganteng tapi rese, ogah. "
" Awas ntar jadian tuh, benci menjadi cinta banyak tau kasusnya. " ucap Dira.
" Kasus-kasus kaya korupsi aje si Amel dah. "
" Tapi bener Mel, katanya kalo bilang gitu bisa jadi ntar masa depan jadi suamimu. Hayoloo~ " goda Julia, ke empat temannya sekarang jadi menggodanya dengan kata 'hayoloo'
" Ishh kalian tuh, Rovan terlalu ganteng buat gue yang dekil begini. Haus nih, gue mau beli minum. Ada yang mau nitip? " tanya Amel sambil membuka pintu tenda.
" Udah gausah Mel, abis ini kita juga pulang. Takut nanti sampe rumah malah kemalaman, yuk dilanjut Sabtu aja biar bisa lama kitanya. " ucap Intan sambil membersihkan sampah.
" Iyaa, siapa tau ada tugas nanti bisa dikerjain tuh disini. " lanjut Vio sambil membantu Intan memasukkan jajan ke dalam tas Intan.
" Apalagi rumah Dira sama Amel juga agak jauh dari sini, hati-hati dijalan nanti yaaa kalian! " seru Julia sambil membantu Amel merapikan selimut dan bantal.
" Si Dira tuh kalo nyetir motor udah kaya pembalap motor tau. Ngeri betul aku diboncengnya. " ucap Amel.
" Kamu tadi dibonceng Feliks juga ngeri ga? HAHAHA siapa tau disengaja ngebut biar Julia pegangan diperutnya. " sahut Vio sambil tertawa diselanya.
" Boleh juga tuh modusnya HAHAHAH. "
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
APOLOGY.🌙 (REVISI)
Novela Juvenil"Aku menyukaimu sejak awal." Amel menyodorkan sekuntum mawar merah tanpa duri pada Rovan. "Aku harap kamu mau menerimanya diantara semua hadiah valentine yang kamu dapat dari orang lain." ucap Amel sambil tersenyum canggung. Rovan mengulurkan tangan...