21 - David

29 5 4
                                    

" Hai Rovan akhirnya kita bertemu lagi Haha " kata David sambil tertawa.

" Maksud lo apa nyuruh gue kesini? Langsung ke inti aja " kata Rovan dengan tatapan dingin.

" Sans aja dong gausa galak galak gitu. Ngajak berantem lo hah? " Tanya David sambil berdiri dan berjalan ke hadapan Rovan.

" Sebelum lo berantem sama gue, jelasin dulu apa maksud lo nyuruh gue dateng kesini " jawab Rovan sambil menatap bola mata hitam milik David yang jaraknya tak seberapa dari matanya.

" Oke fine gue jelasin dulu " kata David sambil berjalan mundur lalu duduk di kursinya tadi.

" Apa mau lo? " Tanya Rovan sambil duduk di kursi yang berhadapan dengan David.

" Gue mau lo ngejauh dari Amel " jawab David sambil cengar-cengir.

" Kenapa emangnya? Lo kan cuma mantan Amel dan nggak lebih dari itu! " Kata Rovan dengan penekanan pada kata Mantan.

" Eh ya santai dong. Gue kan belom selese bilang nya ke lo " kata David sambil mengeluarkan senyum smirknya.

" Bukannya lo dulu janji buat gak suka sama cewek yang gue suka? " kata David sambil tersenyum bangga.

" Itu berlaku dulu, waktu lo masih jadi sahabat gue. Sekarang lo bukan sahabat gue jadi udah gak berlaku lagi " jawab Rovan sambil tersenyum simpul.

" Oh gitu, bisa ya kita kayak gitu. Gaboleh suka sam.. " perkataan David terpotong oleh suara cewek.

" Hai beb, aku udah sampe " kata cewek itu sambil duduk di sebelah David.

" Wah. Luar biasa, mau balikan sama Amel tapi lo sendiri udah punya pacar? Gue yakin Amel gak bakal mau nerima lo " kata Rovan lalu pergi meninggalkan Caffe tersebut.

" Demi apapun itu Amel gak boleh balikan sama David! " Seru Rovan dalam hatinya.

" Rovan! " Seru seseorang laki laki yang tidak lain adalah sohibnya. Rovan menoleh ke belakang.

" Apa? " Jawabnya. Terlihat masih ada yang memakai seragam Caffe Alaska.

" Tunggu napa. Lo gak kenapa kenapa kan? " Tanya Vanno.

" Gapapa. Gue mau ke jemput Amel dulu " kata Rovan sambil memasang muka datar

" Yaudah, hati hati Van. Lo bawa cewek " kata Vandi sambil menepuk pundak Rovan dan dijawab oleh senyuman khasnya Rovan. Ia tak pernah tersenyum seperti itu kecuali kepada sohibnya dan orang yang dicintainya.

" Semangat berjuangnyee " lanjut Vanno.

" Pasti!!! " Seru Rovan berlalu.

~Apology~

Amel sedang berada di kamarnya untuk memilih baju yang akan di pakainya saat keluar dengan Rovan.

" Hadeuh pening pala Amel. Kenapa baju yang mau Amel buat jalan sama Rovan gak ada yang bagus ih " kata Amel sambil mendengus kesal.

" Hmm gimana nih?. Pake yang biasa aja dah " kata Amel sambil mengeluarkan celana jeans yang ada bolong bolongnya dan kaos polos putih.

APOLOGY.🌙 (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang