" Gue nggak tau siapa cowoknya. Gue cuma lihat ada sebuah taman, ada gue waktu kecil sama cowok yang ada disebelah gue waktu daun kering berjatuhan dari pohonnya " jelas Amel.
" Cowok itu gue Mel " jawab Rovan dan seketika daun daun berguguran. Membuat Amel menoleh ke arah Rovan dan menatap matanya dalam dalam. Hingga 5 menit kemudian..
" Maksud lo? " Tanya Amel menaikkan alisnya.
" Lupakan. Pulang gih, dicari Mama lo " kata Rovan sambil berbalik badan membelakangi Amel.
" Van, bentar gue belom paham maksud lo " kata Amel sambil berdiri dari tempat ia duduk.
" Semua butuh proses Mel, kalo gue ngomong lo gak bakal percaya sebelum lo nemuin ingatan lo sendiri " kata Rovan sambil menolehkan kepalnya.
" Van " kata Amel sambil menghampiri Rovan dan memegang ujung jaketnya.
" Hmm? " Jawab Rovan singkat tetap membelakangi Amel.
" Makasih, ini semua berkat lo. Sorry gue tadi marah sama lo. Gue lupa kalo lo yang bikin gue bisa menang. Lo mau kan bakal di sisi gue selamanya? " Tanya Amel.
" Gue selalu disebelah lo buat jagain lo Mel. Itu udah tugas gue sebagai Rovan di hidup lo " kata Rovan sambil membalikkan badannya dan memeluk Amel.
" Yuk pulang " kata Rovan menggenggam tangan Amel dan membawanya ke motornya.
~Apology~
Amel POV
" Maa Amel pulang " kata Amel sambil melepas sepatunya dan meletakkan dalam rak.
" Lho dari mana aja? " Tanya Mamanya yang ada di sofa dengan membaja majalah.
" Dari taman, cari udara segar. Maa Amel menang! Ini semua berkat Rovan yang mau nyariin baju buat lombanya Amel " kata Amel sambil berbinar binar dan menghempaskan dirinya di sofa.
" Cie seneng. Bentar bentar Mama kok nyium bau Rovan? " Tanya Mama sambil mengendus ngendus. " Jangan jangan habis pelukan nih " tebak Mama sambil tersenyum.
" Ih Mama tau aja " kata Amel sambil menutup mukanya dengan bantal.
" Mel, Mama mau Amel bahagia. Kalau Amel bahagia bareng Rovan dan Rovan emang bisa dipercaya. Mama bolehin kamu sama Rovan selamanya " kata Mama.
" Ih Mama apaan sih tiba tiba juga. Kan belum jadian atuh Ma " kata Amel sambil meletakkan bantalnya di pangkuannya dan menyalakan TV.
" Mana serius ini, tadi Rovan kesini nyari Amel. Waktu Amel belum pulang, Rovan langsung pamit buat nyari kamu. Berarti ada tanda tanda nih " kata Mama menggoda anaknya.
" Mama ih, jangan bikin Amel kepedean dong " kata Amel sambil memegang dadanya.
" Ma, Amel bolehkan ambil jurusan jadi model? " Tanya Amel pada Mamanya.
" Boleh. Mama dulu juga melanjutkan kuliah di jurusan model lho. Kamu mau kan ambil kuliah di tempat yang sama kayak Mama? " Tanya Mama.
" Mau, tapi dimana? " Tanya Amel.
" USA " jawab Mama singkat, padat, dan jelas.
" Baiklah "
~Apology~
Rovan POV
" Hai Bun,aku sudah pulang " kata Rovan memasuki rumahnya.
" Hai Rovan, bagaimana dengan harimu hari ini? Menyenangkan? " Tanya Bunda.
" Menyenangkan sekali Bun. Dimana Ayah? " Tanya Rovan. " Ayah disini! " Seru ayahnya. " Bun aku kebelakang dulu ya " kata Rovan lalu berlari ke belakang rumahnya.
" Hai Ayah " sapa Rovan.
" Ada apa kau mencariku? " Tanya Ayahnya.
" Aku ingin bertanya. Sebentar lagi aku akan lulus. Aku mau melanjutkan pendidikan ku di luar negeri. Boleh? " Tanya Rovan.
" Tentu saja boleh. Asalkan semua itu untuk dirimu dan kamu juga pasti bisa mendapatkan beasiswa kali ini " kata Ayahnya.
" Terima kasih Ayah, aku akan berusaha untuk mendapatkan beasiswa kali ini. Oh iya, aku juga akan mengikuti lomba ini untuk mendapat beasiswa kuliah di kota Jerman boleh? " kata Rovan.
" Tentu saja ikutlah. Tapi satu yang aku pesan untukmu. Minggu depan adalah perpisahanmu. Jangan lupakan keluarga dan teman temanmu " kata Ayah sambil menepuk pundaknya
" Selalu Rovan ingat! " Seru Rovan pelan lalu memeluk Ayahnya.
" Bagus! Akhirnya anak Ayah sudah gede haha " kata Ayahnya sambil tertawa.
" Aku ke kamar dulu Yah " kata Rovan sambil melepas pelukannya dan pergi menuju kamarnya.
Saat dikamarnya, Rovan melakukan hal yang biasanya di lakukan. Mencetak semua foto yang ada dalam kameranya. Foto Amel.
Sambil mencetak, Rovan memutar sebuah lagu dan ikut bernyanyi.
" Aku tak mudah mencintai
Tak mudah bilang cinta
Tapi mengapa kini denganmu aku jatuh cinta
Tuhan tolong dengarkan ku beri aku dia
Tapi jika belum jodoh aku bisa apaa "" Jadi punya ide " kata Rovan berjalan menuju meja belajarnya. Disana ia menulis sebuah puisi entah untuk siapa. Mungkin saja untuk Amel bukan? Hehe.
Tiba tiba handphonenya Rovan berbunyi, tertulis disana tertera nama Debby.
" Hallo " kata Rovan saat mengangkat telepon dari Debby.
" Van... hiks Debby.. kecelakaan " kata Hilaria sambil menangis.
" Hah? Kok bisa, lo dimana? Gue bakal kesana " kata Rovan sambil mengambil jaketnya dan kunci motornya lalu pergi keluar rumah.
" Gue di rumah sakit Lily Debby ada di IGD " kata Hilaria teman Debby.
Rovan segera menyetir sepeda motornya dan membelah jalan raya Bandung di malam hari.
Bersambung...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote dan comentnya ya man temannn
Makasih udah mau baca😂❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
APOLOGY.🌙 (REVISI)
Novela Juvenil"Aku menyukaimu sejak awal." Amel menyodorkan sekuntum mawar merah tanpa duri pada Rovan. "Aku harap kamu mau menerimanya diantara semua hadiah valentine yang kamu dapat dari orang lain." ucap Amel sambil tersenyum canggung. Rovan mengulurkan tangan...