07 - Ketiga kalinya

62 4 0
                                    

" Hati hati dong " kata laki laki yang menangkap Amel dari belakang.

" Rovan?? " tanya Amel tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Mereka saling tatap dengan posisi yang sama.

Mereka berdua terkejut karena tiba tiba saling bertemu.

" Eh, lo itu yang ada di Ruang Guru itu ya kan? Ngapain lo kemari? " Tanya Rovan.

" Ehh habis jalan jalan. Mau ke rental peminjaman kaset " kata Amel menyeimbangkan tubuhnya.

" Yaudah lain kali ati ati " kata Rovan.

Tiba tiba, Amel kesakitan saat kakinya dibuat untuk jalan. Kakinya keseleo.

" Mel. Kaki lo keseleo. Gue anter pulang aja ya? " kata Rovan memegang pergelangan kaki Amel.

" Ehh, gapapa bentar lagi baikan kayaknya " kata Amel sambil mencoba berdiri namun kakinya tak kuat untuk digunakan berdiri.

" Tuh kan jatoh. Untung gue ada disini. Udah jan bawel sini gue gendong " kata Rovan memberikan punggungnya. Dengan kaku Amel mau digendong Rovan.

" Ya ampunnn!!! " Seru Rovan

" Lo kenapa? Gue berat ya. Apa ketek gue bau?" tanya Amel sambil mengendus ketiaknya.

" Nggak gitu. Enteng banget kek gak bawa beban. Udah yuk " kata Rovan sambil berjalan ke parkiran.

" Bisa naik motor kan? " Tanya Rovan menurunkan Amel.

" Bisa. Tapi lo naik dulu biar gue pegangan ke pundak lo " kata Amel. Rovan segera menaiki motornya.

" Udah ? " Tanya Rovan setelah Amel naik ke motor.

" Udah. Rumah gue di Jalan Bangau nomer 16 " kata Amel.

" Buset dah. Kali ini gue jadi ojek haha " kekeh Rovan sambil memberikan helm pada Amel.

" Maksudnya minta dibayar mas? " Tanya Amel sambil memakai helm dari Rovan.

" Bayar aja sama cinta lo ke gue " kekeh Rovan. Entah kenapa itu bikin pipi Amel merah.

Diperjalanan....

" Mel, lo ada orang yang lo suka gak ? " Tanya Rovan ditengah perjalanan.

" Nggak ada. Nggak mood buat buka hati gue " kata Amel cuek.

" Amel... lo tau gak sih gue suka sama lo. " Batin Rovan.

" Van... sejak gue ketemu lo. Lo itu kayak matahari yang nyinari hati gue yang semula gelap karena masa lalu " Batin Amel.

Begitulah mereka. Saling mencintai namun tidak berani untuk saling mengungkapkan.

Saat didepan rumah Amel...

" Makasih banyak Van, udah nganter pulang. Nggak masuk dulu ? " Tanya Amel.

" Nggak. PR gue banyak. Gue pulang dulu ya. Malam Amel " kata Rovan dengan alasannya dan melajukan motornya.

Amel lupa kalau kakinya keseleo. Saat hendak berjalan, dia terjatoh dan membuat suara hingga Inno keluar dari rumah.

" He lo ngapain disitu? Kurang kerjaan banget lo yak " kata Inno sambil membantu Amel berdiri.

" Yeh adeknya jatoh malah di omelin " gerutu Amel. " Tadi Amel keseleo. Trus dianter Rovan pulang " kata Amel.

" Bodo amat lo mau pulang sama sapa. Penting sekarang lo kompres kaki lo " kata Inno saat sudah di Ruang Keluarga.

" Iye bang. Ambilin esnya dong tolong " rengek Amel.

" Asli. Lo kalo sakit mendadak kek bayi " cibir Inno.

" Bukannya wajah Amel itu comel kek bayi trus mulus kan kek bayi " kata Amel sambil memegang kedua pipinya sambil berkedip berkali kali.

" Sok imut lo " kekeh Inno dan kena sambaran bantal dari Amel.

" Ampun neng " kata Inno sambil mengembalikan bantal yang dilempar Amel.

" Mama udah tidur? " Tanya Amel.

" Udah, lo kompres kaki lo, sama nonton ya temenin gue lagi pengen nonton " kata Inno sambil ngeluyur ke kulkas.

" Oh iya bang, tadi Amel belum sempat kembalikan kaset nya, maaf ya bang " kata Amel.

" Gapapa kali, untung tadi gue pinjem dua kaset "

Bersambung....
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote & comentnya. Makasihhhh😄

APOLOGY.🌙 (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang