Prologue

58K 1.9K 86
                                    

Hay. Kembali lagi di lapak ini. Sebelumnya cerita ini sempat saya unpublish. Ini Tiger dengan versi baru danadalah lebih fresh. Untuk yang belum pernah membaca Tiger versi lama, tidak masalah. Karena alur, konflik, tokohnya akan jauh lebih seru dari Tiger versi lama.

Cerita ini hanya fiksi. Jika ada kesamaan nama tokoh, karakter, tempat kejadian, adegan atau di cerita lain. Itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur plagiarisme. Oh ya, cerita ini menggunakan setting barat, jadi menggunakan bahasa baku. (Bukan lo-gue)

Menerima kritik dan saran yang membangun/memberi motivasi bukan yang menjatuhkan. Jika kamu tidak menyukai cerita ini dan tidak bisa berpikirann terbuka dapat meninggalkan cerita ini tanpa perlu meninggalkan komentar berupa hinaan yang membuat saya down.

Saya harap kalian dapat menikmati cerita ini dengan enjoy.

Dan terakhir, selamat membaca!🌹


[PG 15+]

PROLOGUE

***

Portland, Oregon, USA 2018

Senyuman merekah timbul pada bibirku yang kini teroles lipstik berwarna merah, ditemani secangkir teh hijau, aku tersenyum menatap lelaki yang saat ini tidur terlentang dengan tubuh telanjang dada. Selimut putih tebal menutupi setengah badannya.

Dengan piyama merah elegan yang masih melekat pada tubuh, aku beranjak dari kursi. Melangkahkan kaki mendekati pemuda yang masih terbaring lelah di atas ranjang. Sejenak aku terkekeh.

Damn, he looks so handsome. Batinku memuji.

Jemari lentikku tanpa sadar menyentuh hidung mancung pemuda itu. Meluncur secara perlahan hingga mendarat tepat pada bibirnya. Lembut.

Beberapa saat, aku terpukau kepadanya.

Sampai akhirnya, pemuda bertubuh kekar tersebut membuka matanya. Awal-awal, ia bereaksi biasa saja, seperti orang bangun tidur pada umumnya. Namun detik berikutnya, ia melotot kaget. Lebih parah lagi, ia melempar bantal guling ke arahku.

"WHAT THE FUCK ARE YOU DOING HERE?!"

Aku tertawa pelan. "Calm down, baby. Kau baru sadarkan diri dan langsung marah kepadaku, tapi tidak masalah karena kau terlihat menggemaskan."

Tidak sampai disitu, aku melanjutkan ucapanku lagi dengan pertanyaan menggoda.

"Baby. Can i kiss you? Again?"

Aku menyentuh bahunya namun tangan kekarnya langsung menepis tanganku dengan gerakan kasar. Ia membelak. "WHAT THE FUCK IS WRONG WITH YOU?! KENAPA KAU MUNCUL DI HADAPANKU LAGI? DAN... APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN PADAKU?!"

"Apa? Kau berteriak demikian seperti seorang wanita yang merasa kehilangan keperawanannya. Kau pikir aku memperkosamu? Pemikiran bodoh macam apa itu. Kau seharusnya berterima kasih kepadaku dan meminta maaf atas apa yang telah kau lakukan kemarin malam."

"I dont care. Sekarang aku mau kau angkat kaki dari rumahku! GET THE FUCK OUT OF HERE!"

Aku kembali tertawa. "Are you kidding me? Kau mengusirku dari rumahku sendiri? Konyol."

Perubahan raut wajah pria yang masih duduk di atas kasur membuatku tidak tahan menahan tawa. Sepertinya ia terlihat malu sekaligus kesal karena baru menyadari bahwa ruangan tempat ia berada sekarang adalah tempat tinggalku.

Lantas ia beranjak bangun, mengambil baju kaos dan jaket miliknya yang sengaja aku letakkan di atas nakas dengan gerakan yang sangat cepat.

Setelah pria itu menggenakan kaos dan jaketnya, ia hendak pergi begitu saja. Tapi ucapanku membuat langkah kakinya tercegat.

"Kenapa buru-buru? Kau tidak ingin menanyakan alasan kenapa kau bisa menumpang tidur di sini? Atau apa saja yang sudah kau lakukan di pesta kemarin malam? Come and sit beside me. I'll tell you everything."

Ia menoleh, "aku tidak ingin mendengar apapun dari mulutmu, karena ini adalah pertemuan terakhir kita. Aku tegaskan sekali lagi, ini adalah pertemuan terakhir kita! I don't wanna see you anymore!"

"Kenapa? Apa aku kurang cantik di matamu?"

Alih-alih menjawab, pria tersebut justru melangkah pergi. Tidak menampakkan batang hidungnya lagi di hadapanku. Hingga aku menyadari suatu hal.

Aku belum mengetahui siapa nama pria itu.

"Berarti ini tidak menjadi pertemuan terakhir kita. See you latter, baby boy."

Namaku Titania Blade. Oh salah. Aku tidak suka lagi dipanggil dengan nama belakang itu. Titania Glory, marga ini terdengar jauh lebih baik.

Oke, aku ulangi sekali lagi.

Namaku Titania Glory. And this is a story about me. Ups. Sorry. This is a story about us.

TO BE CONTINUED

***

TITANIA👸🏼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


TITANIA👸🏼

TITANIA👸🏼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GERALDO☠️

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK SETELAH MEMBACA DAN TAMBAHKAN KE PERPUSTAKAAN AGAR TIDAK KETINGGALAN INFO UPDATENYA.


Ditulis ulang : 30 Agustus 2020.

TIGER [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang