Chapter 55 | Worst Summer Ever (1)

5.7K 391 81
                                    

54

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

54.

Worst summer ever (Musim panas terburuk yang pernah ada).
_________________________________________

"Jadi apa yang sudah terjadi?"

Pertanyaan lembut itu keluar dari mulut wanita yang sedang kupeluk sekarang. Aku diam selama beberapa detik sebelum membebaskan Ibuku yang masih duduk di kursi roda dari pelukan mendadak yang kuberikan ketika tiba di rumah.

Senyuman tipis tercipta di bibirku bersama kepala yang kugelengkan sekali. "Tidak. Tidak ada. Aku hanya merasa beruntung, kau sudah siuman, Mom. Setidaknya sekarang aku bersama salah satu orang tua yang akan menemaniku, aku tidak benar-benar kehilangan kalian berdua—maksudku Mom dan Dad."

"Tunggu. Apa yang sedang berusaha kau bahas?" Dahi Ibuku mengernyit, ia mulai menebak. "Geraldo? Maksudmu, dia anak yatim—"

"Bukan. Bukan begitu," selaku dengan cepat sambil menghela napas pendek. "Maksudku, keduanya tak ada di sisinya sekarang. Kira-kira begitulah."

Ibuku menatapku lekat. "Kau merasa kasihan padanya?"

"Tentu saja tidak. Sama seperti kebanyakan orang. Dia tidak suka dikasihani, aku pun tidak. Lagi pula keadaan keluarga kita tidak jauh berbeda tapi ya, seperti yang kukatakan tadi, setidaknya sekarang aku sudah bersamamu lagi, Mom."

"Maaf. Aku tidak bisa menjaga hubungan rumah tangga dengan baik dengan Ayahmu sehingga kau tak bisa merasakan keluarga yang seutuhnya... lagi," kata Ibuku dengan lirih.

"Oh, Mom. Tidak. Ini bukan salahmu. Lupakan apa yang barusan kukatakan, aku sama sekali tidak bermaksud membuatmu merasa bersalah. Kau tak perlu minta maaf padaku." Pandanganku lantas beralih ke sekitar. "Selain itu, di mana Bibi? Dia sudah pulang?"

"Lima menit sebelum kau tiba di rumah, dia pergi karena panggilan darurat dari kantornya," jawab Ibuku membuatku mengangguk beberapa kali.

"Kau ada butuh bantuanku, Mom? Maksudku, aku akan pergi ke kamar sebentar, mengganti pakaian. Sebentar lagi musim panas dan aku merasa begitu gerah dengan baju lengan panjang terkutuk ini."

Ibuku terkekeh. "Musim panas ya? Mengingat masa kecilmu, kau selalu menanti liburan musim panas dan selalu paling semangat berpergian ke pantai."

"Dan kau selalu menjadi yang paling cerewet saat memaksaku menggunakan tabir surya di sekujur tubuh yang sangat lengket itu," aku tertawa sambil mengingat kenangan yang terrekam di kepala.

Masa-masa keluargaku masih baik-baik saja.

"Itu dari beberapa tetangga dan temanku yang datang. Mereka tadi menjenguk dan memberikan itu sebagai tanda selamat atas kesembuhanku," jelas Ibuku tanpa bertanya saat pandanganku menuju parcel buah dan beberapa kue kering dalam toples.

Aku ber-oh ria sembari menganggukan kepala. Menyapa Aimee yang sedang bermain dengan tulang mainannya sejenak, barulah aku masuk ke dalam kamar, segera menggantinya dengan tank top merah muda dan celana pendek putih. Tidak lupa, kuikat rambut pirangku tinggi-tinggi.

TIGER [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang