Chapter 47 | A little quarrel

5.4K 403 66
                                    

47

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

47.

A little quarel (sebuah pertengkaran kecil)
___________________________________________

Aku menyedot jus jerukku sambil menopang dagu. Memainkan alisku sambil tersenyum. "Kenapa pandanganku harus lurus ke depan?"

Geraldo meletakkan garpunya, menatapku dengan intens. "Karena aku ada di depanmu."

Untung saja aku tidak tersedak tapi ucapannya cukup mengejutkan. "Jadi kau mau aku terus menatapmu, begitu?" nadaku melembut.

"Ya."

"Wah," aku tertawa palsu. Menyembunyikan perasaan salah tingkahku. "Lama-lama kau akan menjelma menjadi penggoda yang hebat. Omong-omong jangan lupakan kegiatan terakhir kita."

Belum sempat merespon, ponsel Geraldo yang ada di atas meja berdering. Spontan, pria berkaos polo hitam di depanku segera menerima panggilan dan menempelkan benda persegi itu ke telinganya.

"Halo?"

"...."

Geraldo menegang setelahnya.

Bersamaan dengan itu, tiba-tiba seorang wanita yang kebetulan melintasi meja kami tidak sengaja menjatuhkan ponselnya tepat di sebelahku, spontan aku menoleh ke arah wanita berpakaian tertutup, memakai topi, masker dan kaca mata—seakan dia sedang melakukan penyamaran.

Wanita itu berdiam sejenak ketika berhasil meraih ponselnya, ia menatap layar ponsel terlihat agak retak bagian atasnya karena bantingan ponselnya cukup keras.

"Ponselmu baik-baik saja?" tanyaku penasaran.

"H-hah? Y-ya," balas wanita itu terbata-bata tanpa menoleh ke arahku seakan jika melihatku ponselnya akan semakin rusak dan meledak.

Tanpa berucap apapun lagi, wanita aneh itu hendak pergi namun kucegah langkahnya saat menyadari sesuatu. "Hei nona. Kau juga menjatuhkan lipstik ini." Panggilku usai meraih lipstik yang tertinggal. 

Wanita itu berdiam sementara sebelum meresponku—tanpa menoleh ke belakang. "Untukmu saja." Ia pergi begitu saja setelahnya, membuatku melongo dengan bibir terbuka heran. Ada apa dengannya?

Mencurigakan.

"Cih. Dasar tidak sopan," decihku sembari mengamati lipstik berwarna merah bata metalik.

"Dia pikir aku mau menerima sampah ini?" aku memutar bola mata ke atas. Memang mulutku berkata demikian tapi tangan nakalku tetap memasukannya ke dalam tas. Menyimpannya.

TIGER [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang