Chapter 15 | With Samuel

9K 615 24
                                    

15

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

15.

With Samuel (Bersama Samuel.)
_________________________________________

Aroma roti yang baru dipanggang berpadu selai kacang tercium pekat pada hidung saat langkahku sudah semakin mendekat pada dapur. Geraldo benar-benar membuatkan sarapan favoritku. Ini sungguh sulit dipercaya!

Namun senyumanku yang sedari tadi menggembang mendadak lenyap ketika kakiku telah mendarat di area dapur. Bahkan mataku sedikit membelak.

Menemukan seorang pria yang baru saja bangkit setelah ia berjongkok mengambil pecahan piring di lantai.

Ternyata pria itu bukan Geraldo.

"Hei?"

Melainkan Samuel.

"Samuel? Kenapa kau di sini?" tanyaku kepada pria yang tengah terkekeh sembari menggaruk rambut pirangnya,

"Maafkan aku karena telah memecahkan piringmu."

"Aku tidak menanyakan itu," jawabku seraya sesekali melihat ke arah dua roti panggang tertata rapi di atas piring. Aroma wanginya semakin tajam tercium hingga membuat perut terasa bergetar dan berbunyi. Lapar.

"Geraldo ada urusan," balasnya. "Jadi dia memintaku untuk membantumu menghadapi kesulitan. Sungguh, aku tidak menyangka kau mengalami kecelakaan lumayan parah hingga menyebabkan tangan kau patah. Lalu apa sekarang keadaanmu baik-baik saja?" tanyanya.

Aku mengangguk. "Lumayan... memangnya Geraldo ada urusan apa?" tanganku kemudian meraih sepotong roti panggang yang menggoda itu lalu menggigitnya. "Tidak buruk. Roti dan selai kacang, kenapa kau tahu?"

Samuel tertawa pelan. "Jadi pertanyaan mana yang harus aku jawab terlebih dahulu?"

"Terserah."

"Entah, aku tidak tahu. Geraldo hanya mengatakan bahwa dia ada urusan penting. Lalu roti dan selai kacang... hm, hanya makanan itu yang ada di kulkasmu."

Sontak aku tersedak. Sementara Samuel menyodorkan segelas susu murni yang langsung aku habiskan setengah. "Aku bercanda. Aku hanya bingung menyiapkan sarapan apa untukmu. Kebetulan, roti panggang dan selai kacang adalah sarapan favoritku, jadi aku membuatkannya."

"Kebetulan juga," aku kembali menggigit roti buatan Samuel secara perlahan. "Itu juga sarapan favoritku."

"Wah. Aku pikir kau menyukai raspberry macarons."

"Tidak. Itu Aimee yang menyukainya."

Samuel mengernyit. "Aimee? Siapa dia?"

TIGER [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang