Chapter 30 | Odette Party (1)

7.3K 526 36
                                    

30

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

30.

Odette Party (1) : Pesta Odette
____________________________________________

"Aku menunggumu sedari tadi di parkiran sekolah tapi ternyata kau ada di sini."

High heel merah menyala mengiringi langkahku mendekati pria yang menguasai lapangan indoor dengan permainan bola basket yang sedang dia lakukan seorang diri. Ternyata dia cukup giat.

Meski menyadari keberadaanku, Geraldo tidak menghentikan kegiatannya. Tetap fokus dengan bola yang terbuat dari kulit sintesis yang sibuk dipantulkan ke lantai dan dilempar menuju ring.

Aku mendaratkan bokongku di atas kursi besi yang ada di tepi lapangan. Netraku mengamati cermat setiap pergerakannya yang setiap detik justru membuatku terpikat dengan pesonanya.

Tapi tak akan kubiarkan dia membuatku jatuh hati karena terperangkap dalam pesona mematikannya.

Kurang lebih lima menit, Geraldo berhenti bermain. Pria itu kini berjalan mendekatiku—lebih tepatnya menghampiri botol minumannya yang ada tepat di sebelahku. Dia mengambil botol itu dan menelan air hingga botol yang tadi penuh menjadi kosong.

"Kau minum seperti pertama kali menemukan air," komentarku.

"Haus bodoh."

Tanpa diduga, Geraldo lalu duduk di sampingku. Kegagahannya meningkat saat dia mengembuskan napas berat, membiarkan keringat hangat mengalir hingga membasahi wajah dan tubuhnya.

Shit. Shit. Why is he so handsome?!

"Aku tidak suka kau menatapku seperti itu."

Bola mataku berputar ke atas. "Masalah untukmu? Aku hanya menatapmu. Belum menciummu."

Geraldo yang sedari tadi mengarahkan pandangan matanya lurus, sekarang beralih menatapku. Bola matanya hijau itu menatap tajam seperti elang ke hadapanku. Benar. Hanya dengan tatapannya saja, dia sudah mampu membunuh jiwaku.

"Kau pikir aku akan membiarkan bibir busukmu itu menyentuh bibirku lagi?" sinisnya.

"Kenapa?"

Alis kanan Geraldo terangkat. "Apa?"

"Sekali lagi aku tanya. Kenapa kau tidak tertarik kepadaku?"

"Kenapa aku harus tertarik kepadamu?"

"Ya tentu saja. Aku cantik, tubuhku seksi, aku kaya, aku punya rambut yang bagus, punya mata yang indah, bibirku juga seksi dan masih banyak lagi." Kataku dengan penuh percaya diri.

Dia terkekeh. "Semoga tiga jawabannya ini dapat membuatmu mengerti. Satu, semua yang kau katakan tadi berbeda dengan pandanganku. Dua, kau tidak menarik. Tiga, kau bukan tipeku."

TIGER [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang