Chapter 28 | Aimee (1)

6.7K 522 41
                                    

MULMED : AIMEE >.<

"Ternyata kelemahanmu adalah kehilangan."

28

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

28.

Aimee (Aimee)
_________________________________________

"Sudah aku katakan, tidak ada anjingmu di sini!"

Ucapan itu keluar dari mulut wanita lansia dengan tongkat kayu di tangannya. Rumah wanita tua ini adalah orang yang pertama aku kunjungi dan aku kembali lagi ke sini karena sudah seluruh komplek perumahan di dekat tempat tinggalku yang aku datangkan namun hasilnya nihil. Aimee tidak ada.

"Apakah bibi yakin?" tanyaku memastikan. "Mu... mungkin saja dia bersembunyi di bawah tempat tidur bibi, lagi pula Aimee dulu sering berkunjung ke tempat bibi bukan?"

"Itu dulu. Terakhir kali dia berkunjung adalah saat dia meninggalkan kotorannya di kebun kesayangan milik menantuku. Hanna tidak membiarkan seekor anjing datang lagi, jadi anjingmu tidak ada di sini."

"Tapi bi—" aku masih bersikeras.

"Pulanglah! Kau tidak lihat aku sudah menguap beberapa kali barusan?" Tiba-tiba saja wanita itu berteriak jengkel dan menutup pintu kayunya dengan keras hingga menyentakku.

Embusan napas pasrah lolos dariku, trotoar sepi kini aku telusuri dengan langkah berat kembali menuju rumah. Menemukan Geraldo yang sekarang duduk di depan teras sembari bersedekap erat.

"Jadi anjingmu tidak ditemukan? Kasihan."

Aku menghiraukan perkataan Geraldo, memilih duduk di sampingnya seraya menundukkan kepala. Mata berkaca-kaca berusaha menahan tangis ikut menyertaiku sekarang. "Aimee..." bibir mungilku bergetar memanggil namanya.

"Oh ayolah!" Geraldo di sebelahku berseru. "Dia hanya sekadar anjing. Kau bisa membelinya lagi. Berhentilah menangis, nanti orang lain pikir kau adalah jalang yang disakiti olehku!"

"Shut up!" teriakku. "Pergilah jika kau tidak ingin orang lain menganggapmu seperti gelandangan yang telah membuat jalang sepertiku menangis!"

Geraldo bungkam, sedikit tersentak.

"Satu lagi, Aimee bukan sekadar anjing! Dia... dia..." ucapanku seolah tertahan sesuatu. Dadaku mulai sesak. "Kau tidak akan mengerti." Aku membuang muka, menatap kosong pada jalanan sunyi.

"Aku tarik kembali kata-kataku tadi."

Sontak aku menoleh lagi kepada Geraldo, apakah ucapan yang dikatakan pria itu adalah kata ganti 'maaf'? Entah. Sekarang aku tak peduli. Fokusku hanya tertuju pada Aimee saat ini. Di mana dia?

TIGER [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang