Chapter 24 | To The Hospital

7.4K 531 27
                                    

24

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

24.

To The Hospital (Ke rumah sakit)
_________________________________________

"Titania... is that you?"

Tentu saja aku terbelalak menemukan Shirley dengan raut wajah penuh kelicikan ditangkap oleh mataku. Perempuan berambut merah bergelombang dengan setelan matching kini menatapku dari atas sampai bawah.

"Wow. Kau sungguh berbeda, kau terlihat sangat cantik sekarang." Pujian darinya justru terdengar seperti hinaan menyedihkan bagiku. "Apalagi sentuhan gips di tangan kirimu." Benar. Dia masih tetap sama seperti dulu.

"Maaf. Sepertinya kau salah orang." Balasku ketus sembari mengambil beberapa tangkai bunga matahari.

Shirley terkekeh jengkel. "Bahkan sekarang kau menjadi Titania yang sombong? Jadi dengan tubuh indahmu yang sekarang... sudah berapa banyak pria menggunakannya?"

"Hell, jaga omonganmu." Aku melempar tatapan tidak bersahabat. "Jangan pernah kau samakan tubuhku dengan tubuhmu yang begitu murahan itu, pelacur."

"Woho, aku menyukai keberanianmu yang sekarang. Bahkan kau sudah bisa menatapku dengan tajam tanpa perlu menunduk seperti dulu, kau banyak berubah. Aku tebak..." dia menggantung ucapannya. "Ini semua pasti karena aku bercumbu dengan Granger malam itu?"

Mulut sialannya memang perlu dirobek dengan pisau yang paling tajam. Atau jika perlu, seluruh wajahnya dihancurkan karena terlihat begitu menyebalkan dan membuatku ingin mengumpat sedari tadi melihatnya.

"Omong-omong, aku tebak pria yang ada di depan itu adalah pacarmu yang sekarang. Dia cukup tampan. Aku berani bertaruh, kau akan semakin membenciku jika aku merebutnya darimu?" Shirley menyengir licik.

Aku diam. Bukan berarti aku tidak bisa melawan ucapan ular berbisa di depanku. Hanya saja aku menunggu waktu yang tepat untuk mengeluarkan kata-kata pedas yang kini telah mengendap di dalam benakku.

"Kenapa diam? Oh, kau marah kepadaku karena berusaha merebut belahan jiwamu? Haha. Aku hanya bercanda. Aku tidak akan menidurinya. Jadi kau tenang saja."

Aku tertawa. "Aku tidak marah kepadamu. Poor Shirley, aku ingin bertanya kepadamu. Apakah kau bangga saat menampung bekas milik orang lain? Kau tahu ungkapan kasarnya itu seperti... tempat sampah. Ya, kau semacam itu. Kau seperti.Tempat.Sampah."

Shirley tampak terpancing emosi. "Kau... kau bilang apa?! Tempat sampah? Kau mengatakanku tempat sampah? Oh astaga! Beraninya kau!"

"Sudah cukup waktuku terbuang berbicara denganmu. Aku tidak ingin mengundang keributan di sini dan lebih baik jangan berani menunjukkan wajah hinamu lagi di depanku." Gertakku disusul tatapan tajam.

"Sekali lagi aku tegaskan padamu agar kau tidak terlihat menyedihkan. Menjadi tempat sampah bukanlah prestasi yang harus dibanggakan." Sarkasku.

"Jadi kau tidak perlu menunjukkan kemampuanmu dalam merebut pasangan orang. Karena itu tidak membuat orang menjadi tersanjung padamu, jalang liar yang malang."

TIGER [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang