Arnold mengerang kesakitan saat benda pusakanya ditendang kuat oleh perempuan yang bernotabene sebagai matenya"Hiks... Masa depan ku"rintih Arnold seraya berguling-guling diatas lantai sambil memegangi kejantanannya
Liza menatap horor sosok Arnold dari atas ranjang, gadis itu meringis merasa bersalah. Ia juga tak sadar jika akan begini akhirnya, lagipula Liza kan hanya mempertahankan dirinya dari lelaki hidung belang semacam Arnold. Fikirnya
Arnold yang tadinya masih mengerang, merintih dan terus mengeluarkan rengekan bak anak kecil kini terdiam tak bergerak, dengan posisi tubuh miring membelakangi pandangan Liza
"Loh... Kok gak bergerak?"tanya Liza kebingungan pada dirinya sendiri, gadis itu mulai panik dan menggigiti jarinya. Dilihatnya lagi tubuh Arnold yang benar-benar diam bak orang mati
Liza cemas dan akhirnya ia bergerak untuk memastikan apakah Arnold yang ia anggap maling cabul itu benar sudah mati atau hanya pingsan
"Tapi kalau dia mati beneran gimana? Hiks... Gak mungkin kan di penjara boleh nge-cover dance Blackpink"batinnya menjerit
Liza turun dari ranjang, berjingkat ingin melihat sosok wajah Arnold dibalik tubuhnya. Tapi tak bisa. Untuk memastikan keselamatannya, Liza berbalik mengambil satu buah guling dan menjadikannya senjata
Gadis itu berjalan dengan rasa cemas berlebihnya, keringat sudah menbanjiri dahinya sampai ia khawatir dirinya akan berubah menjadi mermaid karena basah keringatnya itu
Liza berjalan dengan tertatih, menjulurkan guling hingga menyentuh bahu Arnold dan menoel-noelnya dengam benda itu. Reaksi Arnold masih sama, tak bergerak
"Hiks... Liza gak mau dipenjara!"rengek Liza seraya memanyunkan bibirnya lucu, gadis itu pun berjongkok dan kembali memainkan gulingnya menyentuh-nyentuh bahu Arnold lebih keras
Diam-diam Arnold mentertawai tingkah lucu matenya yang terdengar manja itu, pingsan pura-puranya ini akan ia jadikan perangkap untuk membalas matenya yang memberi sapaan selamat pagi dengan sebuah tendangan maha dahsyat itu
"Kena kau, mate! Hahah"tawa Arnold dalam hati
Liza menopang dagunya, masih sama dengan memainkan gulingnya. Wajahanya menatap sendu tubuh Arnold yang pura-pura pingsan itu
Liza tak pernah berfikir jika ia akan menjadi seorang pembunuh maling cabul seperti ini, umurnya masih dua puluh tahun dan karirnya masih seumur jagung. Belum bisa ada yang dibanggakan, tapi dinginnya jeruji besi kini sudah menantinya
Anehnya lagi, Liza tak tahu tempat apa yang sedang ia singgahi ini. Asal-usul maling itu saja Liza tidak tahu. Lalu ini semua bermula seperti apa?
"Hiks... Huaaa... Mommy! Daddy! Tolong Liza... Huaaa..."tangis Liza pecah seketika karena ketakutan
Air mata gadis itu tak berhenti mengalir deras, tubuh Arnold berguling seketika dan berubah posisi menjadi duduk menatap matenya yang tengah menangis histeris
"Huaaa.... Manoo!!! Tolongin Liza, Liza gak mau dipenjara. Hiks... Mommy! Daddy!"
Arnold ingin tertawa mendengar isakan serta ucapan matenya yang ternyata ketakutan akibat perbuatannya itu.
"Bukan saat yang tepat untuk tertawa bodoh! Cepat kau tenangkan mate kita atau aku yang mengambil alih!"mindlink Gery geram akan perbuatan Arnold yang malah ingin tertawa itu
Arnold bungkam dan menahan tawanya, ucapan Gery cukup menyadarkannya bahwa ini bukan situasi yang tepat setelah ia menangisi anak gadis orang lain, apalagi berstatus matenya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy Mate (Sequel Story Soulmate)
Werewolf(Sudah terbit di Google Play Store, beberapa part sudah di hapus!!!) **** Ini bukan kisah yang menceritakan tentang seorang Alpha yang bijaksana, tampan, dan arogan dari suatu pack. Melainkan kisah yang menceritakan perjalanan hidup seorang beta dar...