Pillow Talk!

961 72 15
                                    

Liza tersenyum mendengar keluh kesah penuh kefrustasian Arnold, dugaannya tak meleset. Pria itu pasti akan mencarinya, ia membalik tubuhnya menghadap kearah sang soulmate

Tangannya terulur mengusap pipi hangat yang basah akan air mata, Arnold menikmati sapuan jemari mungil Liza. Ia sangat merindukan wanitanya, tak kuat lagi pria itupun kembali memeluk tubuh mungil itu kedalam dekapannya

Dibawah cahaya bulan, kedua insan itu saling berpelukan- menyalurkan hasrat kerinduan yang terpendam berhari-hari kamanya. Menghirup udara yang sama, mengisi paru-paru yang seakan hampa akan udara

"Apapun keadaannya, jangan pernah tinggalkan aku lagi. Tetaplah di sisi ku!" bisik Arnold, meminta dengan nada tegas dan lembut sekaligus

Liza hanya diam, tangannya sesekali mengusap surai hitam sang suami dengan lembut

Arnold mengurai pelukannya, menangkup kedua pipi Liza. Menatapnya dalam dengan tatapan yang mampu meluluhkan hati wanita manapun di dunia
"Katakan sesuatu, jangan buat aku selalu mengkhawatirkan mu?"Arnold memaksa, seakan hatinya menghawatiekan jika sang mate akan meninggalkannya lagi

Liza tersenyum, kembali tanpa kata. Tapi kali ini manusia ber-insang itu mengangguk mantap, membuat pria rupawan dihadapannya melega

Cup...

"Kamu kangen aku gak?"Liza terkekeh, lagi-lagi nada manja Arnold kembali ia dengar

"Bilang kangen!"paksa Arnold, membuat kesan cool pria itu berhamburan

Liza tersenyum miring dan menggekeng pelan

Wajah Arnold berubah pias, padahal niat Liza hanya bercanda. Tapi pria itu menanggapinya dengan berlebihan

"Ada yang patah tapi bukan kayu, ada yang terluka tapi tak berdarah, ada..."

Liza tak mau mendengar guyonan menggelikan itu lagi, tanpa aba-aba wanita itu pun menarik kerah kemeja yang dikenakan Arnold sehingga posisi pria itu kini membungkuk kearahnya. Liza menatap lamat-lamat bibir merah Arnold dan mengecupnya tanpa diduga,

entah apa yang merasuku otak Liza saat ini. Tapi hal itu sontak membuat Arnold bungkam dan lemas saat Liza menciumnya tanpa ia peruntahkan terlebih dahulu

Arnold menatap wajah Liza yang kini tersenyum begitu cantik, ia tak perlu mendengar jawabannya lagi. Karena perbuatan matenya barusan sudah menjawab semuanya

"Aku tahu, kamu lebih sekedar merindukan ku, aku tahu itu little fish..."ujar Arnold, lalu dengan cepat ia pun menggendong tubuh Liza ala bridal style dan membawanya masuk kedalam kamar

Liza terpekik namun berakhir dengan kekehan geli karena ulah Arnold yang sesekali dengan jahil menggelitikinya.

Malam ini, tanpa kata, tanpa ucapan. Liza menghabiskan waktunya dengan Arnold, membagi kerinduan yang menyesakkan meski ia belum siap mencurahkan rasa terluka sampai detik ini

Biarlah, ia hanya ingin semuanya mengalir apa adanya. Ia akan membiarkannya dulu sampai Arnold nantinya akan tahu dengan sendirinya, karena sampai kapan pun Liza takkan bisa melihat wajah kecewa Arnold lagi. Cukup malam ini saja batasnya, melihat guratan kesedihan pria itu saat tadi saja sudah membuatnya sesak setengah mati

..............

Hal yang sangat disukai Arnold adalah momen pillow talk, dimana ia bisa merasa begitu dekat tanpa jarak dengan sang mate. Tanpa halangan sebenang kain pun, hanya selembar selimut yang menutupi kedua tubuh telanjang mereka

Pagi ini seperti biasa, Arnold bangun  lebih dulu. Ia tak mau menyia-nyiakan menikmati, menjamah wajah lugu sang mate. Menatapnya, dan menyentuhnya tanpa henti sampai sang empunya terganggu dan bangun dari tidurnya

My Crazy Mate (Sequel Story Soulmate)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang