Gone!

935 61 4
                                    


"Pergi!"

Hati Arnold berdenyut nyeri mendengarnya, terlebih melihat keadaan matenya... Ia bersumpah sangat menyesal melakukan hal yang tidak ia inginkan itu

Semuanya terjadi begitu saja tanpa bisa ia cegah, tubuhnya hilang kendali

"Tidak, sayang. Kumohon..."Arnold mencoba menggapai tubuh lemah Liza yang terus saja menghindarinya

Liza menggelengkan kepalanya lemah, tak berniat jatuh kedalam pelukan pria itu. Ia trauma, sikap Arnold membuatnya begitu ketakutan. Air matanya berjatuhan seiring dengan isakannya yang mengeras, pria dihadapannya nampak frustasi dengan ringisan dan wajah yang nampak begitu menyesal, berusaha terus saja membujuk

"Pergi atau aku akan sangat membenci mu..."ucap Liza dengan nafas tersendat-sendat

Tatapan Arnold memburam, harga dirinya seakan terenggut paksa saat itu juga. Ia benar-benar mendengar dengan jelas ucapan matenya. Ia tak menginginkan kedua pilihan itu, tapi jika ia tetap kukuh berada di sana maka Liza akan sangat membencinya. Arnold sangat tak mengharapkan hal itu terjadi

Maka dengan perasaan hancur ia menekan egonya. Arnold berdiri dan membiarkan Liza kali ini menang dengan menyuruhnya pergi, setidaknya dengan cara ini mungkin Liza bisa menenangkan diri dan membuka maaf untuknya

"Baiklah, aku pergi. Jika kau membutuhkan sesuatu, aku berada diruang tengah menunggu mu memanggil ku"ujar Arnold dengan sendu sebelum benar-benar pergi meninggalkan Liza yang menunduk dengan wajah berurai air mata

Dewi! Aku tak pernah mengharapkan kehidupan yang seperti ini, tapi aku sungguh mencintainya

Liza merubah duduknya, ia menyandarkan tubuhnya di tembok dengan kedua kaki menekuk, tatapannya kosong menatap kearah pintu yang menutup.

Aku ingin pergi dari tempat ini

***********

"Aku percayakan Liza kepada mu, Ar. Aku tahu kamu adalah pria baik dan bertanggung jawab, dia putri kesayangan ku. Jaga sebaik kamu menjaga nyawamu sendiri..."

Air mata Arnold mengalir dengan deras membasahi pipinya, ucapan sang mertua kala itu terlintas begitu saja. Menyadarkan perbuatan bodoh dan tak bertanggung jawab nya

Pria itu hancur, merasa apa yang semua orang percayakan kepadanya tak bisa ia pegang. Termasuk menjaga matenya, ia ingkar janji... Bukan satu kali, dua kali... Tapi berkali-kali ia menyakiti Liza. Arnold tak mampu lagi harus memperbaiki dirinya yang terlanjur bajingan ini,

Ia mungkin bisa saja memaksa agar Liza memaafkannya, tapi tetap saja tak bisa. Karena jika itu ia lakukan maka hanya kata maaf yang didapatnya, sementara hati matenya...

Takkan pernah ia gapai

"Shit....!!!"Arnold mengumpat dengan keras, ia ingin sekali mengulang waktu dan memperbaikinya. Mungkin jika semua persoalan yang bisa ia rundingkan terlebih dahulu dengan Liza maka perdebatan berujung kekecewaan seperti ini takkan pernah terjadi.

Maaf kan aku Liza, maaf...

Ia merasa lemah dan tak berguna jika hanya duduk terdiam menatap pintu kamar nya dan sang mate yang tertutup rapat, dengan air mata yang kembali menetes tak mampu ia cegah. Andai saja Gery ada mungkin Arnold takkan serapuh ini menunggu Liza seorang diri seraya menguatkan hatinya yang hancur

My Crazy Mate (Sequel Story Soulmate)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang