Tidak Pernah Berubah!

968 70 9
                                    


"Hai!"

Suara sapaan merdu yang mengintrupsi namun tak membuat perhatian seorang pria yang tengah merenung itu teralihkan, dari aromanya saja ia tahu siapa sosok remaja cantik yang kini mendekatinya

Di bawah pohon cemara yang teduh, Arnold sosok pria itu menyandarkan tubuhnya dengan sejuta fikiran yang berkelana- menari di otaknya. Membuat setengah kewarasannya tersita

Gadis cantik yang tak lain bernama Rexa- putri dari salah satu panglima warior di pack ini. Menatap teduh wajah Arnold,

"Boleh aku duduk disini?"Rexa bertanya, namun sayang pria itu a.k.a Arnold sama sekali tak bergeming. Menatap balik pun enggan

Merasa teracuhkan- remaja cantik itu pun mencebikkan bibirnya. Tapi ia tak lama diam, berupaya sengit akan meluluhkan perhatian pria disampingnya

"Tarik nafas buang, tarik... Huuhh. Semangat!" ucap gadis itu dalam hati- mencoba menyemangati dirinya

Tanpa menunggu jawaban dari Arnold, Rexa pun mendaratkan bokongnya disamping pria itu

"Ah iya, aku dengar anda suka sekali dengan biskuit coklat. Ini aku bawakan, spesial untuk anda karena ini buatan ku" dengan percaya dirinya Rexa menyodorkan sekotak biskuit hasil buatannya

Yang pastinya istimewa, bagi Rexa

Arnold melirik sekilas, entah memang tertarik atau hanya reflek. Namun Rexa senang melihatnya

Dengan tidak tahu dirinya Rexa memaksa meraih tangan Arnold lalu menyerahkan sekotak biskuit tersebut. Rekasi pria itu- tidak menolak dan tidak menerima juga. Namun Arnold seakan pasrah saat Rexa memberikannya kotak biskuit itu

Arnold diam, menatap kosong kotak biskuit berukuran kotak makan di tangannya

"Aku harap kamu akan menyukainya, beta" ucap Rexa berharap keinginannya akan terkabul. Melihat senyum Arnold saja sudah membuatnya membuncah kegirangan, apalagi mendengar suara Arnold yang memberinya pujian. Mungkin dia akan gagal jantung seketika

Tanpa disadari Rexa karena sepertinya remaja itu tengah berkhayal yang iya-iya tentang pria disampingnya.
Arnold kini beralih menatap wajah gadis itu. Ia teringat akan seseorang. Tatapan sendu nya, senyum manisnya, apalagi perhatiannya. Arnold rindu rumah

"Kamu..."Arnold membuka suaranya, membuat Rexa terkesiap. Mereka saling menatap

"Eh i-iya..."netra Rexa membulat sempurna, pipi putihnya berubah memerah saat jemari Arnold menyentuh kulit tangannya lembut

"Aku tidak bisa menerima ini, maaf" Rexa menatap kotak plastik yang diserahkan Arnold ditangannya, pria itu- menolak pemberiannya

Hati Rexa mencelos, ia tak menyangka bayangannya akan kandasa secepat ini

"Tapi... Kenapa?" dengan suara bergetar, Rexa bertanya. Ia tidak memungkiri jika hatinya begitu nyeri

Arnold mendesah kecil, tersadar dari sikapnya yang seolah memberi celah atau harapan kepada wanita lain. Ia salah, harusnya ia bisa menjaga diri

"Aku tidak perlu menjelaskannya lagi perihal masalah jodoh dalam kaum kita bukan?" Rexa membuang mukanya, ia tahu Arnold tengah menyadarkan dirinya jika pria itu bukanlah matenya

"Aku sudah memilik mate, dan kamu harusnya kamu sadar diantara kita tidak ada satupun bisa mencium aroma memabukkan sebagai tanda 'mate' " seloroh Arnold dan beranjak pergi meninggalkan Rexa

Rexa tak tinggal diam, ia mencekal lengan Arnold kembali. Seakan perkataan Arnold yang mencoba memberi kesadarannya sama sekali tak memberi pengaruh

My Crazy Mate (Sequel Story Soulmate)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang