Kehilangan Gery!

1.1K 76 2
                                    

Liza menarik nafasnya dalam, melihat penampilannya yang cukup sederhana namun terlihat manis- Dress selutut dengan motif bunga berwarna pastel yang dikenakannya hari ini, ia berniat menemani Queen Brilli berkeliling pack sekedar melihat dan menyapa para rakyat Black moon pack

Aktivitas yang dua minggu ini Liza lakukan setelah kepergian Arnold dan King Nathan bertugas, sekedar mengisi kekosongan waktu saat tak ada jadwal mengajar atau bertemu teman agency nya

Tidak terasa saja dua minggu telah terlewati, dan selama itu juga Liza tidak berkomunikasi dengan Arnold- bukan karena tidak mau melainkan tidak bisa karena alasan yang tidak memungkinkan

Liza sangat merindukan sosok Arnold, karena sebelum pergi pria itu tidak pernah hilang dari pandangannya. Arnold selalu berada di sisinya, menemaninya setiap saat, pria itu juga yang selalu merecoki hari-hari Liza- membuatnya menjadi sedikit lebih berwarna dengan candaan konyol atau cara merajuknya yang sangat tidak masuk akal. Ia menyesal karena di hari Arnold pergi mereka sempat bertengkar hebat, ia yang egois dan tidak mau mengerti kemauan Arnold

Pria itu pun sama hal nya, sama-sama tidak bisa menangkap maksud Liza. Alhasil Arnold pergi dalam keadaan marah, Liza bahkan tidak mengucapkan selamat tinggal atau sekedar memberi ciuman perpisahan. Karena pria itu a.k.a Arnold langsung pergi meninggalkan Liza begitu saja setelah kata-kata terakhir yang Liza ucapkan

Hati Liza bagaikan dihunus pedang saat melihat wajah kecewa Arnold begitupun dengan Gery- Arrgh! Ia merindukan Serigala besar itu. Tapi mau bagaimana lagi, ia rasa caranya itu benar meski menyakiti satu sama lain.

"Kak Liza, ayo! Aku sudah siap!" dengan semangat Queen Brilli menyembulkan kepalanya di ambang pintu dan sempat membuat Liza terlonjak dari lamunannya

"Ah- baiklah, ayo kita pergi Queen" Liza bangkit dari duduknya dan menghampiri sang Queen yang tak kalah cantik menggunakan Dress selututnya. Mereka berdua layaknya kakak ber adik dari kalangan bangsawan

Mereka berjalan beriringan dengan pengawalan yang tidak terlalu ramai, meski begitu di lain sisi ada banyak pengawal yang diam-diam mengikuti dari jarak jauh. Mereka tak mau mengambil resiko meski Queennya memerintahkan agar mereka tak terlalu memberi pengawalan ketat, karena bagaimana pun musuh dan serangan bisa datang kapan saja tanpa terduga

"Hari ini kita akan kemana, Queen?"Liza bertanya seraya menoleh kearah Brilli

"Ah... Aku ingin mengunjungi taman kanak-kanak. Disana akan ada banyak anak-anak yang tak kalah menggemaskan dari kedua jagoan ku, bagaimana kau mau?"tawar Brilli, ia merasa itu adalah ide terbaik melihat keadaan Liza yang akhir-akhir ini cukup memprihatinkan. Mungkin dengan pergi kesana ia bisa melihat senyum wanita yang sudah ia anggap kakak itu kembali sirna

Liza mengangguk antusias, ia menyukai tempat semacam itu karena bisa membuatnya mengalihkan fikirannya akan Arnold barang sejenak

"Queen apa tidak sekalian saja Alan dan Alex dibawa?" Liza kembali bertanya setelah menyetujui ajakan sang Queen

"Tidak bisa, ibu mertua ku melarang ku membawa mereka. Ia mengatkan akan menjaga Alan dan Axel dan memberi waktu kepada kita untuk bersenang-senang sejenak" Jawab Brilli disertai senyum menggemaskannya

Liza agak terhenyak melihat senyum serta semangat Queennya itu, Brilli terlihat begitu kuat menghadapi segala macam cobaan padahal jika dilihat wanuta itu memegang beban yang begitu berat. Tapi hebatnya wanita itu pintar menyembunyikan kesedihannya, tidak sepertinya yang lemah dan jatuh kedalam kesedihan yang berlarut-larut. Meski sebisa mungkin selalu ia tutupi dengan senyum palsu

Dalam perjalanan yang memakan waktu singkat itu mereka disambut oleh sapaan ramah dari rakyat pack yang sempat berpapasan, rakyat pun banyak yang sengaja menunggu didepan rumah yang dilewati Liza dan Brilli sekedar untuk menyapa dan memberikan macam-macam buah hasil panen kebun, tak lupa beberapa hadiah yang entah apa isinya

My Crazy Mate (Sequel Story Soulmate)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang