Hari Pendeklarasian!

2.1K 122 6
                                    


Hari yang dinanti-nanti pun akhirnya tiba, setelah melalui puluhan latihan yang begitu memakan waktu dan menguras tenaga.
Riuh teriakan penyemangat serta puluhan papan nama dan light stick memenuhi stadion Alaska City

Aroma kegugupan, ketegangan dan bahagia menjadi satu. Seluruh tim maupun staf mulai bersiap menampilkan yang terbaik untuk acara pagelaran festival Dance ini

"Semuanya tersenyum, Cheese!"seru seorang kamera men mengarahkan kamera digitalnya kearah ke empat wanita cantik yang tengah bersiap menunggu Mc memanggil giliran tampil mereka

"Thanks girl! Good luck"

Setelah acara pemotretan yang biasa akan dijadikan video singkat itu, Liza, Jenie, Rose, dan Jessie mulai membentuk lingkaran kecil. Saling mengulurkan sebelah tangannya dan menumpuk menjadi satu, ke empat wanita cantik itu saling melempar senyum penyemangat

"Semangat! Black sweet!"teriak mereka saling memberi semangat satu sama lain

Liza nampak gugup, beberapa kali gadis itu meremas jemarinya satu sama lain. Meski putri dari pasangan terfenomenal itu sudah terbiasa tampil diacara besar semacam ini, namun tetap saja atmosfir kegugupan selalu menyerangnya

"Liza! Apa pangkal paha mu masih terasa sakit?"Jessie bertanya sera menyentuh bahu Liza

"Ah... Sedikit, tapi tak apa. Arnold- eh maksud ku, mommy sudah mengobatinya"jawab Liza terbata, ia hampir saja keceplosan menyebut nama Arnold didepan teman-temannya

Ugh... Ini sudah dua hari berlalu dan rasa sakit dipangkal pahanya membuat ke tiga temannya bertanya-tanya, dan sialnya! Liza belum mampu mengatakan yang sebenarnya

Malu bung! Yakali dia bilang kalo Liza habis di ena-ena seharian sama pria sinting alias matenya itu, mau ditaro dimana muka Liza yang imut nan polos ini. Arrgghhh... Ingin sekali Liza hantam pria sinting yang sudah membuatnya seperti ini

Jessie menarik nafasnya kasar dan mencubit pipi Liza singkat dengan gemas
"Apa kecelakaan mu yang kemarin itu sangat parah sampai cara berjalan mu saja mengangkang seperti itu?!"

Liza menyengir kuda, tangannya secara reflek menggaruk lehernya gugup. Bagaimana ini! liza harus jawab apa? Sepertinya alibinya yang kemarin kurang menguatkan persepsi para sahabatnya itu. Aish!

"I-iya nih, kaki ku memang masih agak sedikit susah berjalan. Tapi tenang saja, saat diatas panggung nanti aku pastikan semua akan baik-baik saja"jawab Liza lugas, ia sedikit bernafas lega karena muncul ide itu

Liza bahkan tak sadar jika cara berjalannya bagaikan se ekor pinguin akhir-akhir ini, entah keberapa kalinya ia berbohong kepada sahabatnya itu. Liza mohon ampun Dewa! Batin wanita itu

"Aku percaya pada mu"jawab Jessie dan Liza tersenyum

Jennie sudah memberi aba-aba agar mereka berempat harus segera menaiki panggung, namun saat ditengah perjalanan langkah Liza terhenti saat seorang pria tiba-tiba memanggil namanya

"Liza! Liza!"

Liza terpaksa menoleh lantaran suara seseorang yang memanggilnya begitu lantang dan sedikit mengganggunya

"Ronald!"gumam Liza terkejut saat pria taksirannya dulu, tiba-tiba saja menghampirinya tanpa bersusah payah melawan para body guard yang berjaga

Ronald tersenyum dan meraih sebelah lengan Liza, sementara ketiga sahabatnya sudah saling melirik seraya tersenyum simpul
"Aku kesini ingin mengatakan sesua..."





"MARI KITA SAMBUT KE EMPAT GADIS CANTIK INI, BLACK SWEET!"dan naas, suara MC yang menggelegar serta teriakan heboh dari para pengunjung mempu menunda seorang Steveen Ronald melanjutkan perkataannya itu

My Crazy Mate (Sequel Story Soulmate)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang