Vol.2 - Chapter 18 Desa yang Dilanda Penyakit

102 11 0
                                    

Malam itu ujung-ujungnya kami berkemping.

Kami membiarkan semua makanan berada di kereta, tapi Filo kayaknya membawanya sedikit, jadi kami biarkan saja seperti itu untuk sememntara waktu.

Selama perjalanan, kami mendengar rumor tentang kelaparan yang lain di wilayah Utara. Kamu memutuskan untuk mengambil jalan memutar ke barat daya untuk mengambil lebih banyak makanan. Gimanapun juga mereka akan kesulitan menyimpannya, dan kami mungkin bisa menjualnya dengan harga yang bagus.

"Aku laper!"

Filo memasukkan kepalanya kedalam kain penutup yang kami gunakan untuk menutupi kereta itu dan mulai mengambil makanan.

"Oh, uenaaaaaaaakkkkk!"

Aku sudah pernah mendengar sebelumnya.

Filo sudah tumbuh maksimal, tapi tetap saja makannya banyak. Jumlah makanan yang dia habiskan dalam sehari sangat sulit dipercayai. Dia mambayarnya dengan menarik kami dengan cepat. Hampir terlalu cepat, beneran. Kami harus sering-sering berhenti dan melakukan perbaikan pada kereta.

"Apa yang terjadi?"

Aku berpikir tentang mengganti bagian kereta yang terbuat dari kayu dengan logam. Filo selalu mengeluh kereta ini terlalu ringan. Tapi berpikir tentang peningkatan daya tahan kereta membuatku bertanya-tanya seberapa banyak biaya yang diperlukan.

Raphtalia sudah mulai mengatasi mabuk kendaraannya, tapi Filo berlari dan melompat sesuka dia di jalanan yang mana hampir semua dari penumpang kami berakhir muntah. Kami mungkin harus menambahkan per atau sesuatu pada gardannya, sesuatu untuk meredam guncangan.

Kami menghasilkan cukup banyak uang baru-baru ini. Aku menantikan untuk mengunjungi toko senjata.

Setelah menghabiskan beberapa waktu berkeliling negeri, aku sekarang bisa mengatakan dengan pasti bahwa pria tua itu memiliki toko senjata terbaik di seluruh kerajaan.

Aku nggak tau darimana para pahlawan yang lain mendapatkan equipment mereka, tapi dalam semua perjalananku, aku belum pernah menemui satu toko pun yang sebagus punya dia.

"Master!"

Ugh... Filo berlari mendekat dan memelukku dengan sayapnya yang berat.

"Ehehehehehe."

"Ugh..."

Raphtalia, karena suatu alasan, mendekat padaku.

"He, he, he.... Kami kedinginan dan ingin dipeluk."

"Sebenarnya aku kepanasan."

"Filo, kamu menjauhlah. Kalau kamu menjauh maka kami akan sangat nyaman."

"Nggak mau! Raphtalia lah yang harus menjauh! Kamu gak boleh menguasai Master sendirian."

"Aku nggak menguasai dia sendirian!"

"Kalian berdua tidur sana!"

"Tapi....."

"Tapi kita harus tidur bersama! Masterrrrrrrrrr!"

Aku melihat persediaan obat kami dan segera menyadari bahwa persediaan kami nggak akan cukup. Aku segera mulai bekerja membuat lebih banyak obat. Itu meresahkan aku bahwa nggak mungkin mengetahui yang kubuat sudah cukup atau enggak... tapi kurasa itu cuma bagian dari pekerjaan.

"Bu....."

Filo merajuk dan keluar.

Pada saat yang sama, Raphtalia naik ke kereta. Kurasa nggak nyaman tidur di tanah yang keras.

"Baiklah."

Sekarang giliranku untuk berjaga, jadi aku duduk dan mulai meracik.

"Tuan Naofumi."

Tate no Yuusha no NariagariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang