Esok paginya, kami sudah siap dan menunggu gerbang Kastil Kota terbuka.
Aku segera mengetahui bahwa mencoba menarik sebuah kereta di jalanan kota bukanlah tugas yang gampang. Kami harus mencari tempat untuk memarkirkan keretanya.
Satu-satunya tempat yang bisa kupikirkan adalah toko senjata, jadi kami menuju kesana. Pemilik toko senjata memang sangat langka. Dia adalah satu-satunya orang yang percaya padaku, dan mencoba menolongku.
Bahkan setelah aku di tuduh atas tindak kejahatan yang mengerikan, dia menjual senjata padaku dengan harga yang murah—aku tau bahwa aku bisa mempercayai dia.
"Hei pak tua! Kau mau menjual beberapa senjata dan armor pada kami kan?"
Sudah cukup lama aku nggak bertemu dia. Dia bersandar di meja dan alisnya mengerut.
"Astaga bocah, lain kali kasi salam dulu kek!"
"Apa gunanya bisnis kalau bukan serangkaian perkembangan yang gak terduga?"
"Kurasa kau benar. Gimana dengan anggaranmu?"
"Pertanyaan bagus."
Aku mengeluarkan keuntunganku selama tiga setengah minggu dan menaruhnya di meja didepan dia.
Ada tiga kantong penuh dengan uang.
"Aku belum menghitungnya, tapi semua itu silver."
"Dasar bocah sialan! Hitung sana!"
"Lumayan, huh? Itu dari kehidupanku sebagai pedagang keliling."
"Kayaknya memang sudah jadi hobimu—mencoba membuatku kena serangan jantung."
"Kau saja yang apes."
"Baiklah kalo gitu. Haruskah kita hitung?"
"Tentu."
Pak tua dan aku mulai menghitung. Raphtalia juga ikut membantu.
"Putri, ada apa denganmu? Apa kau terluka? Cara gerakmu beda dengan kau yang biasanya."
"Ya. Sangat disayangkan, aku kena kutukan cukup parah dalam pertempuran baru-baru ini."
Tanpa ada maksud, aku berhenti menghitung dan menatap Raphtalia.
"Ah.... Sebuah kutukan? Itu bisa jadi masalah yang serius. Apa kau dalam tahap pemulihan?"
"Ya. Setelah ini kami akan pergi ke gereja untuk mendapatkan air suci."
"Aku paham."
Apa kami membodohi dia? Enggak, dia nggak punya alasan untuk mencurigai aku.
Kayaknya uangnya cukup banyak, tapi saat aku mulai menghitungnya, aku menyadari bahwa sebenarnya ada cukup banyak bronze yang tercampur didalamnya. Menghitung nilai keseluruhannya, bronze itu nggak sebanyak yang kuharapkan.
"Semua ini senilai hampir 50 gold! Kau betul-betul memahami apa yang kau lakukan di luar sana, bocah."
"Nggak perlu mengatakannya dua kali."
Aku selalu membanggakan diriku dalam hal bisnisku.
Tetap saja, aku menghasilkan semua uang ini dari kemalangan orang lain. Hal itu membuatku nggak dalam suasana hati yang betul-betul bagus.
"Kami punya barang-barang untuk dijual juga—beberapa equipment yang kami rampas dari beberapa bandit yang kami temui."
Filo berjalan-jalan di toko itu melihat-lihat barang yang dijual. Aku memberi tanda pada dia, dan dia segera keluar dari toko dan membawa masuk berbagai macam item dari kereta yang ada diluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tate no Yuusha no Nariagari
AdventureIwatani Naofumi dipanggil ke Dunia-Paralel bersama dengan 3 orang lainnya untuk menjadi Pahlawan dunia itu. Setiap Pahlawan memiliki senjata legendaris masing-masing ketika dipanggil. Naofumi kebetulan mendapatkan Perisai Legendaris sebagai senjata...