"Maaf sudah merepotkan."
"Sama sekali gak merepotkan, bocah."
Kami naik ke perahu kami dan kembali ke pulau utama.
Sudah sangat gelap sekarang, dan semua lampu di kota dinyalakan. Usaha-usaha yang ramai saat siang hari, semuanya sudah tutup.
Semuanya tutup selain kedai.
"Hei, bocah! Ayo kita rayakan kembalinya kau dengan selamat di kedai."
"Aku berencana berendam di air panas terus tidur...."
"Kau sama sekali gak seru."
Mereka berdua kuatir pada kami dan mencari kami. Kurasa gak ada salahnya bersama mereka sedikit lebih lama.
"Baiklah. Tapi sebentar saja."
"Ya!"
Kedai itu ramai dan banyak keributan didalam—para petualang betul-betul bersantai.
Sepertinya sebagian besar dari mereka mendiskusikan tempat-tempat terbaik untuk berburu.
Ternyata sang ratu sudah mengatur untuk memboking bar untuk para pahlawan. Aku berencana menggunakan uang yang disisihkan untuk tujuan lain.
Kami menemukan meja yang cukup besar yang bisa menampung kami semua.
Pria tua yang bekerja di meja mendekat dan mulai menuangkan minuman.
"Filo, gimana?"
"Huh?"
Filo benci bau alkohol. Dia mengenyitkan hidung manusianya dan melihat sekeliling kedai yang ramai ini.
"Kayaknya menyenangkan, tapi baunya aneh."
"Begitulah."
Sudah pasti Filo masih terlalu muda untuk menikmati bar.
Dia hanyalah anak kecil. Selain itu, siapa yang tau apa yang akan terjadi kalau kau memberi alkohol pada seekor Filolial? Aku gak mau tanggungjawab kalau sesuatu yang gila terjadi.
"Jadi siapa yang akan menang?"
Seseorang berteriak di sebuah meja. Seorang pria dengan otot lengan yang kuat mencari penantang panco.
Ada orang yang duduk. Mereka saling menggenggam tangan satu sama lain dan mulai mendorong dan berusaha menjatuhkan tangan lawannya.
Kerumunan terbentuk dibelakang mereka dan mulai bertaruh. Aku menatap kerumunan itu dan melihat Motoyasu bersandar pada seorang cewek, memberi cewek itu minuman. Dia gak pernah berubah. Dia akan berubah jadi seekor monster—gak diragukan lagi.
Seorang cewek menari secara provokatif dibelakang mereka. Sebuah kelompok pemain musik berbaris di dinding di samping cewek itu, memetik senar dan menyanyi. Melihat pemandangan ini, ini betul-betul terasa sepeti sebuah dunia yang berbeda.
"Heeei! Itu kelihatan menyenangkan!"
Filo adalah seekor monster burung, jadi dia tertarik pada musik dan lagu.
"Kesanalah—tapi jangan menggangu orang."
"Oke!"
Filo berjalan kearah penari dan lagu itu.
Disaat yang sama, minuman kami tiba. Aku mencicipi sedikit.
Yep, rasa alkoholnya sama persis dengan dunia asalku.
"Jadi ini alkohol...."
Raphtalia dengan cermat mengamati gelasnya.
"Oh betul juga. Kamu jangan minum itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tate no Yuusha no Nariagari
AdventureIwatani Naofumi dipanggil ke Dunia-Paralel bersama dengan 3 orang lainnya untuk menjadi Pahlawan dunia itu. Setiap Pahlawan memiliki senjata legendaris masing-masing ketika dipanggil. Naofumi kebetulan mendapatkan Perisai Legendaris sebagai senjata...