Vol.2 - Chapter 1 Mesin Telur

176 13 0
                                    

"Well, well, bukankah itu sang Pahlawan! Apa ada yang bisa kubantu hari ini?"

Kami masuk ke tenda, dan si penjual budak dengan sopan menyambut kami.

"Woah...."

Dia menatap Raphtalia dengan cermat dan bergumam terkejut.

"Dia benar-benar sudah berubah. Siapa yang menyangka dia adalah sebuah berlian mentah?"

Dia menatapku dan mendesah.

Dia adalah pedagang budak yang kutemui disaat-saat kelamku. Saat semua milikku dicuri dan reputasiku hancur, saat itulah aku menyadari aku harus naik level tanpa punya cara untuk menyerang, dua muncul dan bertanya apakah aku tertarik pada seorang budak.

Dia adalah seorang pria yang lebih tua, gemuk dan mengenakan pakaian dengan jas berekor. Kalau boleh kubilang, dia kelihatan gak bisa dipercaya.

Tapi dia menyukaiku karena suatu alasan dan bilang dia akan melakukan apa yang dia bisa untuk membantu. Dia adalah orang yang menjual Raphtalia padaku.

"Apa?"

"Kupikir dia seperti kami. Aku nggak menyadarinya kalau dia punya begitu banyak potensi."

Apaan sih maksudnya? Aku hampir memukul dia, tapi aku berhasil mengendalikan diri.

Aku nggak mau menghancurkan hubungan kami. Siapa yang tau kapan aku butuh layanan dia lagi dimasa mendatang? Aku akan mengatakan sesuatu mengikuti arus.

"Entah mereka hidup atau mati, cara yang tepat untuk menggunakan seorang budak adalah cara yang akan meningkatkan kualitas produk."

Aku menanggapi dengan nada mengancam:

"Kurasa semua budak yang kau tau adalah barang sekali pakai?"

"N...Naofumi?"

Raphtalia menatapku, kuatir kalau aku nggak menunjukkan rasa hormat yang tepat.

Aku sudah menyadari hal itu, bahwa aku agak kelepasan. Tapi aku merasa lebih baik daripada saat terakhir kali aku bertemu dia.

"Heh, heh, heh.... Kurasa begitu. Kau membuatku gemetar."

Aku nggak tau apakah dia menyukai tanggapanku atau enggak, tapi dia tersenyum.

"Nah sekarang, adapun untuk tawarannya. Dia tentunya menjadi seseorang yang cantik, tapi kalau dia sudah gak perawan, maka gimana dengan.... 20 gold?"

"Kenapa kau menganggap dia kesini untuk menjual aku?! Dan selain itu, AKU MASIH PERAWAN!"

Si pedagang budak melompat karena pernyataan Raphtalia.

"Jadi begitu! Gimana kalau 30 gold? Tentunya, aku harus memastikan keperawananmu."

"Tuan Naofumi!"

Aku bisa mendapatkan 30 gold dengan menjual Raphtalia?

"Tuan Naofumi! Jangan diam saja!"

Kalau aku punya 30 gold, aku bisa dengan mudah membeli wolfman berlevel 75 itu!

Aku sedang berpikir tentang hal itu saat Raphtalia berteriak padaku dengan penampilan menakutkan sebelum memegang pundakku.

"Tuan Naofumi, kalau kamu terus main-main, aku akan marah!"

"Apaan sih? Kenapa kamu marah kek gitu?"

"Pria ini menawar aku, dan kamu cuma diam aja."

"Kita harus kelihatan acuh tak acuh atau kita akan kehilangan muka."

Itulah yang bisa kupikirkan untuk membuat dia menjauh dari punggungku. Kalau aku nggak menyembunyikan pemikiranku lebih baik lagi, Raphtalia akan mengetahui apa yang kupikirkan. Selain itu, itu nggak seperti aku akan menjual satu-satunya orang yang mempercayaiku.

Tate no Yuusha no NariagariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang