Kami menuju ke desa yang dikatakan oleh pemilik toko senjata itu.
Desa itu bernama Riyute. Itu tampak seperti sebuah tempat yang bagus untuk menjadi basis operasi kami. Meski cuma ada satu penginapan disini, dan satu kamar biayanya 1 silver. Seorang pedagang keliling berkunjung setiap hari, dan dia akan membeli barang jarahan dari kami kalau dia membutuhkannya.
Nggak ada toko obat, tapi penduduk membutuhkan obat, jadi aku bisa menjual barang-barangku disana, tapi harganya lebih rendah daripada di Kastil Kota.
Kalau kualitasnya buruk mereka pasti akan komplain.
Reputasiku sudah mendahului aku. Meski begitu, jika warga desa tampak siap untuk melakukan sesuatu yang bodoh, aku harus mengenalkan mereka pada para balloon punyaku.
Aku pergi ke toko untuk menjual beberapa loot (barang jarahan) yang kami dapatkan di area sekitar kota.
"Jadi... Inilah yang kudapatkan."
"Cuma ini?"
Dia membayarku dengan beberapa koin silver, dan aku menerimanya sambil menggerutu.
Dia membelinya dengan harga yang cukup bagus, tapi itu masih belum cukup.
"Apa nggak ada cara yang lebih cepat untuk mendapatkan uang?"
"Kenapa, kau butuh sesuatu?"
Apa dia nggak tau bahwa aku adalah sang Pahlawan Perisai? Atau dia sudah tau tapi berpura-pura nggak tau. Hal itu memberi dia keuntungan dariku.
"Yah, ada tambang batu bara di perbatasan kota. Kalau kau mendapatkan beberapa bijih mentah dari sana, kau mungkin bisa menjualnya dengan harga yang mahal."
"Beneran?"
"Ya. Kalau kau bisa mengetahui bagaimana caranya untuk mendapatkannya dari sana, kau mungkin akan mendapatkan banyak peluang."
"....terus kenapa orang lain nggak melakukannya?"
Kalau itu sangat gampang, tempat itu harusnya sudah dipenuhi oleh para pendulang.
"Sebelum gelombang kehancuran datang, tempat itu sangat populer. Tapi sekarang tempat itu dipenuhi dengan monster-monster berbahaya."
"Jadi begitu."
"Aku nggak tau apa yang dilakukan oleh para petualang, para knight, ataupun para pahlawan panggilan kami. Tapi... kurasa seperti itulah yang kau harapkan dari sebuah tambang terabaikan."
Cerita ini semakin menarik. Sebuah tambang batu bara huh? Kalau aku bisa mendapatkan bijih mentah disana, aku akan bisa mendapatkan yang cukup banyak dari itu.
"Ada beberapa jenis bijih mentah langka disana, kalau kau bisa menemukannya. Bijih mentah itu bisa terjual dengan dengan harga mahal."
"Sungguh? Makasih buat informasinya."
Sejujurnya, aku nggak sepenuhnya mempercayai dia, tapi tetap saja aku ingin memeriksa tambang itu.
"...Hari ini kita akan kemana?"
Raphtalia gemetar ketakutan saat dia bertanya.
"Kita akan pergi ke tambang di wilayah sini."
"Baik..."
"Kayaknya ada monster-monster berbahaya disana. Kamu lebih baik jangan jauh-jauh, kalau darurat kita akan kabur."
"Baik!"
Aku membuka peta dan menemukan tambang batu bara itu.
Letaknya ada didekat pegunungan, dan jalannya ditumbuhi dengan rumput dan semak-semak tinggi. Tambang itu sudah ditinggalkan sejak lama. Dekat pintu masuknya, kami menemukan sejumlah beliung yang dibuang. Beliung-beliung itu tua dan karatan, tapi kayaknya masih bisa digunakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tate no Yuusha no Nariagari
AventureIwatani Naofumi dipanggil ke Dunia-Paralel bersama dengan 3 orang lainnya untuk menjadi Pahlawan dunia itu. Setiap Pahlawan memiliki senjata legendaris masing-masing ketika dipanggil. Naofumi kebetulan mendapatkan Perisai Legendaris sebagai senjata...