Vol.4 - Chapter 11 Sang Ratu

236 11 0
                                    

Dua hari berlalu.

"Ugh... Aku capek sekali."

"Zzzzzz... Zzzzzzz....."

"Munya... Master!"

"Aku... bis... Fi....lo?"

Saat aku akhirnya bangun, aku menyadari bahwa aku berada di sebuah ranjang besar bersama Raphtalia, Filo dan Melty.

"Apa-apaan ini?! Menjauh dariku!"

Aku menjatuhkan mereka dari ranjang dan memaki mereka. Mereka bertiga berdiri diam dan tersenyum aneh.

Aku dibawa menggunakan kereta medis dan dirawat di kota dekat istana.

Kutukan Blood Sacrifice sangatlah kuat, dan mereka membawaku ke fasilitas pengobatan khusus—namun mereka bahkan gak bisa sepenuhnya menyingkirkan kutukan itu.

Aku bertanya apa yang bisa kulakukan untuk menyembuhkannya, tapi sepertinya itu adalah sejenis kutukan yang gak bisa dihilangkan dengan obat atau sihir. Aku harus menyembuhkannya seperti sebuah luka, dan kutukan itu perlahan akan sembuh seiring waktu... atau begitulah yang mereka katakan.

Luka bakar dan luka biasa sudah sembuh. Sebagian besar kekuatanku sudah kembali, tapi mereka bilang bahwa aku mungkin akan terus merasa loyo selama beberapa saat.

Aku memeriksa status magic ku, dan semua statistikku selain defense telah menurun sekitar 30%.

Sepertinya kutukan Blood Sacrifice akan menurunkan statistikku sampai sepenuhnya kutukan itu hilang.

Penggunaannya memang cukup efektif, tapi aku harus mengakui bahwa itu disertai dengan harga yang mahal.

"Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sembuh?"

"Tebakan terbaik kami adalah butuh waktu sekitar sebulan."

Sebulan... Itu cukup lama. Yang mana artinya aku bisa beraksi lagi tepat sebelum gelombang berikutnya.

"Dan bagaimana perasaanmu?"

Seluruh dunia berada di tengah krisis yang besar, tapi ratu datang untuk berbicara padaku sebelum pengobatanku.

Dia tampaknya mengkhawatirkan kesehatanku.

"......"

Aku masih gak tau apakah aku bisa mempercayai dia. Selain itu, dia memberi perintah pada tim medis sepanjang waktu aku gak sadarkan diri.

Ratu berpaling pada seorang dokter, dan mereka membicarakan kondisiku.

"Benarkah? Maka dia bisa mendampingi kami?"

"Kemana anda akan pergi?"

"Tentu saja kembali ke istana."

Dia menutupi mulutnya dengan kipas, tapi pembuluh darah mencuat di keningnya. Dia memiliki suasana penuh otoritas yang aneh dan menekan disekitar dia.

"Bunda sangat marah...."

Melty gemetaran dan bersembunyi dibelakangku.

Dia tampak berada diambang batasnya, tapi kurasa memang seperti itulah kemarahannya.

"Kuharap anda tidak berencana mengeksekusi aku atau sesuatu seperti itu."

"Aku tidak akan melakukan sesuatu sebodoh itu. Tapi aku sangat ingin kamu ada disana saat... rencanakuditerapkan, Tuan Iwatani."

"Apa yang anda bicarakan?"

"Nantikan saja sampai kita tiba di istana. Dan aku punya begitu banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan padamu. Kita akan punya kesempatan untuk berbicara sebentar lagi."

Tate no Yuusha no NariagariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang