Vol.2 - Chapter 5 Tendang dan Lari

144 13 0
                                    

Hari berikutnya Raphtalia bangun sama-sama denganku, dan kami berdua pergi ke kandang.

"Gahh!"

Saat Filo melihat kami, dia berteriak senang dan berlari mendekat untuk menyapa kami.

"Apa kau sudah tumbuh lagi?"

Filo tampak bertambah tinggi dalam semalam.

Dia sudah tampak seukuran Filolial dewasa yang kulihat berjalan-jalan dikota saat berada di istana.

Dia sekarang berwarna putih, cuma sedikit yang berwarna merah muda. Dia cantik.

"Apa kau lapar?"

"Gah?"

Filo memutar kepalanya ke samping dan terlihat bingung. Baguslah, jadi dia sudah nggak bisa tumbuh berkembang lagi.

Piki...

Ada suara aneh lagi. Dia berkembang begitu cepat hingga tubuhnya nggak bisa mengimbanginya.

Kami sarapan dan kemudian duduk untuk mendiskusikan rencana kami untuk hari ini.

Penduduk desa semuanya kayaknya sangat sibuk. Mereka sibuk melakukan perbaikan.

"Gahh..."

Ada sebuah kereta yang ditarik di jalan, dipenuhi dengan material untuk perbaikan. Filo menatapnya, tampak seperti menginginkannya...

"Kau mau menarik kereta itu?"

"Kayaknya begitu."

"Ada apa, Pahlawan?

Raphtalia dan aku sedang berbicara sambil menunjuk kereta itu saat seorang warga berhenti dan bertanya.

"Filolial punyaku menatap kereta itu, jadi aku bertanya-tanya apakah dia ingin menariknya atau semacamnya."

"Ya, para Filolial secara naluri memang seperti itu."

Warga itu mengangguk setuju dan menatap Filo.

"Semua orang sibuk dengan perbaikan, tapi kami masih butuh bantuan yang tersedia. Pahlawan, kalau kami menjanjikan untuk memberimu sebuah kereta, apa kau mau membantu?"

"Mmmm...."

Itu bukan ide yang buruk.dan kerena aku akhirnya punya seekor monster yang berguna, wajar saja untuk membuatnya bekerja. Kalau semuanya berjalan lancar, kami bisa menghemat waktu perjalanan kami.

"Apa yang kau butuhkan dari kami?"

"Mereka memotong kayu untuk membuat balok kayu di hutan. Apa menurutmu kau bisa membantu mengangkut kayu itu kembali ke desa?"

"Hutan...."

Kalau dipikir-pikir, aku belum mengunjungi hutan itu.

"Mungkin akan agak lama, apa nggak masalah?"

"Tentu."

Kami sedang berbicara tentang hal itu ketika aku melihat seseorang yang dikenali di luar desa. Mereka satu kelompok, dan bergerak kearah kami dengan menaiki sebuah kereta yang ditarik oleh seekor Knight Dragon.

Pemimpinnya mengenakan chainmail, dengan pelindung dada perak yang menyilaukan. Dia memegang sebuah tombak.

Itu benar. Itu adalah Motoyasu dan si Jalang. Mereka turun dari kereta.

"Hei! Semua warga, segera berkumpul."

Para penduduk desa yang sibuk segera meninggalkan pekerjaan mereka dan mulai berjalan mendekat pada para pengganggu itu.

Lalu si Jalang membuka selembar perkamen besar dan mulai berpidato didepan semua orang.

"Warga sekalian! Sebagai pengakuan atas kemenangannya yang megah dalam gelombang kehancuran yang sebelumnya, raja dari negeri ini telah memberi pria ini, Motoyasu Kitamura, jabatan gubernur atas wilayah ini."

Tate no Yuusha no NariagariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang