9. Mengembangkan Tokoh Orisinal

1.4K 132 0
                                    

Materi: Mengembangkan Tokoh Orisinal
Tutor: s_sarahyst

***

Cara Menciptakan dan Mengembangkan Tokoh Orisinal

Tokoh adalah bagian esensial dalam suatu cerita dan harus dipertimbangkan dengan matang, baik dalam tulisan yang akan dijadikan koleksi pribadi maupun buku. Dan untuk menghasilkan cerita atau buku yang baik, Anda harus mengembangkan tokoh yang baik juga, tetapi yang lebih penting, Anda harus mengenal si tokoh.

Langkah 1

Putuskan jenis cerita yang Anda tulis.

Apakah Anda akan menulis cerita fantasi, atau fiksi sejarah? Jenis cerita sangat memengaruhi tokoh. Jika si tokoh menjelajahi waktu ke masa depan atau masa lalu, ia mungkin masih terpaku pada cara lama dan bingung dengan perbedaan budaya dan zaman.

Langkah 2

Tentukan hal-hal mendasar tentang tokoh.

Siapa namanya? Seperti apa penampilannya? Berapa usianya? Bagaimana pendidikannya? Siapa dan bagaimana keluarganya? Berapa berat badannya? Karakter apa yang membedakannya dengan yang lain? Tentukan sebanyak yang bisa Anda bayangkan.

-Ada karakteristik lain yang termasuk mendasar, seperti apakah ia cacat atau LGBT. Akan tetapi, hati-hati ketika mengangkat topik ini jika Anda tidak punya pengalaman. Lakukan banyak riset sebelum menulis sesuatu yang mungkin membuat Anda terkesan ofensif atau tidak menguasai materi.

-Pastikan penampilan tokoh sesuai dengan dunia dan hobinya.

Misalnya, petarung profesional tidak memiliki rambut panjang terurai yang mudah direnggut lawan. Dalam dunia nyata, tidak ada yang punya mata merah muda, merah, atau ungu tanpa mutasi genetik (seperti albinisme) atau lensa kontak. Alexandria's Genesis bukan fenomena nyata. Jadi, jika cerita Anda berlatar realitas, jangan menggunakan fenomena tersebut untuk membenarkan mengapa si tokoh bermata ungu.

Langkah 3

Tentukan kepribadian dasar tokoh.

Apakah ia ceria dan bersemangat, atau murung dan muram? Apakah ia tertutup? Antusias? Rajin? Lancang? Ciptakan kepribadian dasar tokoh untuk memulai seperti apa perkembangannya dalam cerita.

Setelah kepribadian, Anda juga perlu menentukan minat dan hobi. Apakah ia seorang pemrogram komputer? Pemain biola? Penari? Penulis? Ahli kimia? Ahli matematika?

Langkah 4

Gali kepribadian tokoh lebih dalam.

Pikirkan pertanyaan yang dapat membantu menentukan tokoh, seperti, "Apa yang akan ia lakukan jika ibunya meninggal? Apa yang akan ia lakukan seandainya bertemu anggota keluarga yang telah lama hilang? Apa yang akan ia lakukan jika bertemu perampok bank? Apa yang akan ia lakukan jika kepalanya ditodong senjata?" Itu adalah contoh pertanyaan yang harus Anda pikirkan jawabannya. Setelah itu, Anda akan memiliki gambaran tentang kepribadian si tokoh.

Langkah 5

Tambahkan sedikit karakter negatif.

Jika tokoh terlalu sempurna, pembaca akan menganggap cerita Anda membosankan. Anda tidak bisa menggabungkan karakteristik tinggi, langsing, kuat, jujur, bijak, dan cerdas jika ingin tokoh yang nyata. Berikan satu kekurangan, seperti ketergantungan obat atau angkuh. Ciptakan beberapa komplikasi.

Jangan menyisipkan kekurangan yang tidak menimbulkan kesulitan dalam cerita. Misalnya, pemalu dan kikuk tidak termasuk kekurangan jika karakteristik itu justru membuat si tokoh mampu menarik perhatian orang yang dicintainya. Kekurangan sebenarnya akan menyebabkan masalah, seperti, "Raisa sangat pemalu sehingga ia tidak bisa mengutarakan pendapat, dan itu membuat ia mengalami kesulitan ketika teman-temannya melakukan hal buruk dan ia tidak berani melarang" atau "Fery sangat kikuk, ia mendapat masalah ketika tersandung dan menjatuhkan lilin ke gorden di hotel tempatnya bekerja sehingga menyebabkan kebakaran yang membuat banyak orang cedera serius."
Jangan memberi terlalu banyak kekurangan pada tokoh. Jika deskripsi tokoh Anda seperti ini, "Orang tua Hari meninggal saat ia masih kecil dan itu membuat ia trauma, dan orang tua angkatnya menguncinya di lemari ketika ia melakukan kesalahan sekecil apa pun. Hari juga jelek, canggung, dan tidak ada yang suka padanya. Ia payah dalam segala hal", pembaca sulit untuk percaya, dan mungkin menganggap tokoh itu menjengkelkan dan cengeng.
Hati-hati ketika Anda menyisipkan kekurangan seperti ketergantungan narkoba atau alkohol, sakit mental, atau cacat. Banyak penulis yang tidak bisa memanfaatkan kekurangan tersebut dan membuat ketergantungan seolah bisa diabaikan begitu saja, orang yang sakit mental digambarkan senang menyebabkan kekacauan dan tidak bisa dikontrol, atau orang cacat tidak bisa melakukan apa-apa sendiri dan harus selalu bergantung pada orang lain meskipun untuk sesuatu yang bisa ia lakukan (misalnya, orang lumpuh yang tidak kesulitan berbicara bergantung pada orang lain untuk berkomunikasi). Hal-hal seperti ini harus diteliti dengan cermat atau pembaca akan merasa tertipu.

Cobalah membaca banyak informasi tentang cara menulis kekurangan seperti penyakit mental, autisme, dan sebagainya.

Langkah 6

Pertimbangkan bagaimana Anda berbicara dengan si tokoh jika ada di dekatnya.

Pikirkan tentang harapan, impian, ketakutan, dan kenangannya. Anda juga dapat menjawab pertanyaan sebagai tokoh agar dapat menempatkan diri dalam posisinya dan memandang dunia melalui kacamatanya.

Langkah 7

Tulis adegan.

Jika Anda sulit menentukan ide cerita, kumpulkan beberapa ide dan pilih yang sepertinya bagus. Pastikan Anda menunjukkan bagaimana reaksi tokoh dalam situasi tertentu, tidak hanya menceritakan. Teknik ini membantu Anda memperkirakan seberapa baik perkembangan tokoh, dan apakah Anda perlu mengoreksi beberapa bagian kepribadiannya. Jika ia bereaksi pada apa pun yang terjadi dalam cerita, berarti Anda sudah memulai dengan baik.
Perbedaan antara menunjukkan dan menceritakan adalah ketika Anda menceritakan, tidak ada bukti yang mendukung (misalnya, Dina peduli pada orang lain). Ketika menunjukkan, ada banyak bukti yang mendukung (misalnya, Dina merangkul anak yang menangis itu dan merasakan tubuh kecilnya gemetar dalam pelukan, sambil berkata, "Tenanglah. Tidak ada yang terluka. Semuanya baik-baik saja sekarang."). Secara umum, untuk membuat karya tulis yang baik, Anda perlu menunjukkan, bukan menceritakan.

***

To be Continued!!

Materi Kepenulisan ~Author Next GenerationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang