24. Keluar dari Zona Aman dengan Setting Luar Negeri

528 37 1
                                    

Materi: Setting Luar Negeri
Tutor: LushitDream (Lucy)

KELUAR DARI ZONA AMAN DENGAN SETTING LUAR NEGERI

Apa sih setting itu?

Siapa sih yang nggak kenal setting, anak SD aja pasti tahu apa itu setting. Tapi disini aku hanya ingin memperjelas aja, kalau..

Setting adalah latar. Coba kita dekskripsikan lebih spesifik. Setting atau latar adalah keterangan waktu, tempat dan suasana terjadinya suatu peristiwa.

Banyak kan kita temui diberbagai novel yang mengambil setting luar negeri. Contohnya:
1. Novel Save Me (AgustC) berlatar Korea Selatan.
2. Novel Little Magacal Piya (Cindyana H) berlatar Tokyo, Jepang.
3. Novel In Berlin (Feli Surya) berlatar Jerman
4. Novel Gezz dan Ann (Rintik Sendu) berlatar Yogyakarta, Jakarta, Jerman.

Bagiku, menulis dengan latar belakang yang bukan merupakan daerah kita sendiri, itu sulit. Bener nggak sih?

Gini deh dilogika aja, misal ya, latar tempat kita di Jepang, tentu ada kaitannya dengan orang jepang kan? Kayak budayanya, tempatnya, konfliknya disana gimana, suasananya gimana.

Lah kalo misal tokohnya orang Indo?

Bisa aja sih tokohnya orang indo. Tapi ingat, apa orang indo itu disana tidak bersosialisasi dengan orang jepang? Apa dia tidak jalan-jalan di jalanan jepang? Hayo...

Seoul indah sekali.

Semua orang tahu, Seoul itu indah. Nggak cuma Seoul yang indah, kok. Kota lain juga.

Coba deh, narasinya dibikin deskripsi yang lebih spesifik tentang kota tersebut.

Misalnya kayak di cerita aku Magic Shop. (*Promosi terselubung)

Malamnya Yeolyn mempersiapkan semua yang akan ia bawa menuju ke Seoul. Waktu membeli tiket, ia khawatir akan habisnya tiket itu atau bahkan kendala penumpang karena Daegu merupakan kota metropolitan nomor 4 di Korea Selatan dan berambisi ingin menjadi Milan-nya Asia.

Nah, di kutipan tersebut, nggak melulu. Daegu itu ramai, Daegu itu indah, Daegu itu gede. Jadi narasinya kita tambahin hal yang bersangkutan tentang kota atau negara tersebut.

Sering banget lho, banyak banget cerita yang settingnya langka dan unik. Tapi si penulis nggak bisa mendeskripsikan hal lebih spesifik tentang settingnya. Jadi, nggak ada gunanya dong, cuma tempelan doang. Nggak bisa ngasih nyawa sama cerita kita. Dan juga nggak bisa memberikan ilmu lebih tentang tempat lain pada kita.

TIPS BUAT KALIAN YANG PENGEN KELUAR DARI ZONA AMAN DAN AMBIL SETTING LUAR NEGERI/LUAR KOTA

》Berikan sedikit informasi tentang setting yang diambil

Diatas aku udah ngasih tahu buat deskripsikan secara spesifik tentang setting yang kalian ambil.

Tanpa deskripsi tentang setting, cerita yang kita sajikan ibaratnya seperti burung merak tanpa bulu indahnya. Iya, tidak bisa memberikan kesan informatif bagi pembaca. Tidak bisa memberikan sedikit pengetahuan. Cuma tempelan doang settingnta. Jadi mereka bisa berbikir, bahwa cerita fiksi nggak melulu soal cinta-cintaan gaje doang.

Buat apa, toh pembaca lebih seneng baca dialog daripada narasi.

Ini nih problematika penulis dan pembaca jaman now. Penulis tidak akan sukses jika ia tidak mau membaca. Inget pesan itu. Dengan membaca narasi kita bisa mendapatkan kosa kata yang kita nggak tahu dan kita juga bisa menggunakannya di karya kita.

Inget! Narasi itu ibarat seperti kramagung didalam penulisan naskah drama. Dari narasi, pembaca bisa tahu apa yang dilakukan oleh tokoh yang kita buat.

Materi Kepenulisan ~Author Next GenerationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang