44. Yuk Keluar dari Zona Nyaman!

463 38 1
                                    

Materi: Keluar dari Zona Nyaman
Tutor: Sugarluve

•••

Kali ini aku bakal bahas tentang topik yang berkaitan sama event ang. Jadi, seperti yang kalian tau, event kali ini tuh mengharuskan kita benar benar keluar dari zona nyaman. Karena selain kita kudu nge mix 2 genre dalam cerita kita, kita juga harus manut sama tema yg ditentukan. Jadi, kira kira gimana sih caranya biar kita bisa tetap pede menulis meski keluar dari zona nyaman?

Warning dulu, aku gaada materi makannya bahas ini. Ini pun berdasar pemikiran aku dan sedikit bumbu dari gugel. Jadi, kalo misal nanti apa yang aku bicarakan kurang klop sama kalian, kalian boleh nambah nambahin kok. Silahkan membaca ocehanku malam ini :)

Berbagai macam alasan kalian wegah metu soko zona nyaman alias gamau keluar dari zona nyaman :

1. Takut hasilnya jelek karena nggak biasa.
2. Takut kalah saing sama yang lain.
3. Takut target tidak tercapai.
4. Takut kehilangan peluang.

Betul apa betul?

Jadi, aku mau kasih beberapa tips yang bisa kalian lakukan sebelum keluar dari zona nyaman. Apa itu?

1. Hindari rasa takut kamu, coba artikan ulang rasa takut itu.
Rasa takut kalian bisa berarti peluang baru atau keberhasilan yang lain. So, kalo kalian masih tetep mau takut takut, peluang itu nggak akan datang ke kalian.

2. Survey.
Ini persiapan yang harus dilakukan sebelum kalian beneran keluar dari zona nyaman. Kalian nggak pernah nulis komedi tapi mau coba nulis komedi? Coba cari tahu, kira-kira hal simpel apa yang menurut orang itu lucu, kalo udah, kalian bisa tambahkan itu ke dalam cerita kalian. Survey bisa dilakukan dari buku, film, drama, maupun wawancara langsung.

3. Tantang diri kalian sendiri.
Aku biasanya gini "aku nggak pernah nulis genre ini, kalo aku nulis genre ini dan berhasil, berarti hebat." Sepinter pinter kalian aja kalo yang ini.

4. Mulailah nulis dengan percaya diri dan fokus sama tujuan kamu.
Setelah menyingkirkan rasa takut dan dengan bekal survey yang cukup, kalian pasti bisa nulis dengan pede. Fokus sama tujuan kamu, dengan begitu, semua ragu-ragu dan takut pasti bakal ilang sepenuhnya. Misal tujuan kamu apa? Bikin cerita komedi yang bisa bikin orang ngakak sampai mati.g. fokuslah ke tujuan itu, dgn begitu, cerita kalian bakal beneran berhasil.

Terus, kalo misal kalian takut takut takut terus, apa kalian gaakan pernah mau coba yang lain?

Misal aku. Aku dulu selalu nulis romance, nggak berani fantasy, mystery, komedi dan lain lain. Nulis fantasy takut kelewat nggak masuk akal, nulis mystery takut nggak bikin pembaca penasaran . Nulis komedi takut garing. Tapi apa aku sampe sekarang cuma nulis romance? 

Oh tentu sj tidak.

Tahun entah berapa aku lupa, aku coba nulis genre fantasy–mystery, bisa cek di work aku judulnya awake. Dann, collab juga sama ucik di akunnya judulnya crown. /*bisa liat di akun Sugarluve dan LushitDream yak.kkk.maap promosi.

Setelah 2 genre itu terlewati, aku coba genre lain, komedi. Meski cerita aku nggak tahu lucu atau nggak, tapi aku beraniin lewat work aku yg somplak generation. 

Ngerti ora, aku mau publish cerita cerita itu beneran deg deg an banget awalnya, takut nggak sesuai ekspektasi. Tapi ternyata—hasilnya lebih bagus dari yang aku kira. Somplak generation sampe skrg masih ada aja yang baca meski aku udah lama bingung mau diterusin gimana, awake pun sama. Crown adalah hasil yang sama sekali nggak aku sangka karena hasil pemikiranku dan ucik termasuk laris.

Aku cerita gini bukan mau gimana-gimana, cuma biar kalian tahu, keluar dari zona nyaman hasilnya nggak selalu buruk.

••••

[QnA Time]

1. Karena ini masih berkaitan sama tugas, aku mo tanya soal tema kingdom. Apa maksudnya cerita berlatar kerajaan atau gimana?

Iya bener gitu, dan bahas masalah yg ada di kerajaan" itu juga.

2. Kalau fiksi remaja itu kan rata² masalah kaya percintaan, keluarga. Nah yang bikin aku ga berani keluar dari zona nyaman itu, karena aku ga tau ada permasalahan apa di genre selain fiksi remaja. Mau baca juga ga suka. Gimana dong ka?

Fiksi remaja aku pikir nggak perlu baca deh, soalnya lihat dari kehidupan kamu pun udah bisa jadi panduan. Kamu kan juga masih remaja, lha kamu menghadapi apa aja di masa" kamu? Emg biasanya teenfict itu dominan romance nya, cuma nggak ada salahnya kalo bahas lainnya, misal persahabatan, dll. Itu kan rata" yg di hadapin anak remaja.

3. Ka, kan aku belum pernah nih nulis genre Disaster nah masih bingung juga, kalau misalnya nulis ceritanya terinspirasi dari sebuah film boleh ga si?

Boleh boleh, tapi terinspirasi sama njiplak beda ya, jangan persis plek. Aku yakin kamu juga punya ide kamu sendiri.

4. Aku jg masih bingung sama dystopia... itu lebih memperhatikan ke sistem pemerintahan yang menekan/mutlak atau ttg masyarakat yang pesismistis dan berantakan? Soalnya banyak2 cerita referensiku mengisahkan distopia yang utopia, jd bingung

Kalo kamu buka gugel, distopia itu dikisahkan kaya kehidupan yg suram bgt, intinya itu. Pilihan kamu mau lebih ke pola pikir masyarakatnya atau ke sistem pemerintahan. Atau dua duanya. Btw distopia sama utopia berlawanan, jd nggak sama.

6. gimana ngatasin masalah kalo kita dlm pembuatan suatu genre, eh malah lari ke genre lain?

Mmm, itu dalam 1 cerita atau nggak?

7. Ak mau tnya tentang genre utopia. Katany genre it tentang kehidupan masyarakat yg damai dn tentram, terus konflikny berasal dri mana? Apa ceritanya nggak konflik?

Spt yg kita tahu hal" yg berlebihan tetap aja ada buruknya. Utopia kalo di gugel itu adalah kehidupan yg nyaris sempurna. Nah, berarti ada celahnya kan, pinter" aja kamu bikin celahnya. Pernah denger kisah the one who walks away from omelas? Kalo belum, coba baca" di gugel, itu mungkin bisa relate sama genre yg satu ini.

8. Urban life itu fokusnya ke perlawanan aja trhadap suatu aspek budaya yang ada, atau bukan?

Pokoknya urban life itu peralihan latar, misalnya tadinya kamu tinggal di desa, terus pindah ke kota. Otomatis kalian bakal ngerasain perbedaannya. Nah dalam tema urban life kalian dituntut untuk menyajikan hal yang harus dihadapi si tokoh ketika beradaptasi di lingkungan yang baru.

9. Gimana biar cerita horor dapet feelnya?

Kalo tiap ditanya gimana supaya ceritanya dpt feel, jawaban aku pasti ya coba kamu bayangin sendiri, itu udah serem belum? Terus, kalo di horor khususnya, narasi berpengaruh bgt. Di sini perlu penggambaran adegan secara detail menurut aku, mulai dari suara, gerakan, dll.

Aku kasih contoh ya :

1. Ima memasuki bangunan yang sudah bertahun-tahun ia tinggalkan itu. Kondisi di dalam berantakan dan gelap, membuat kesan seram makin ketara. Tiba-tiba, ada suara derit pintu bersamaan bau anyir darah.

2. Ima memasuki bangunan yang sudah bertahun-tahun ia tinggalkan itu. Bangunan itu banyak ditumbuhi rumput liar di luarnya, cat pada dinding bangunan juga sudah mulai memudar dan kusam, suara binatang-binatang pengerat juga sesekali terdengar. Dalam bangunan itu kelihatan makin suram dengan lampu yang mati serta cahaya yang minim. Mendadak, terdengar suara 'kriet' dari pintu, bersamaan dengan itu, bau anyir darah mulai memasuki penciuman Ima. 

Menurut kamu lebih nge feel yg mana?

•••

Tbc

Materi Kepenulisan ~Author Next GenerationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang