Bab 16 : What??

11.6K 523 7
                                    

Sheinna tidak bisa diam di kamarnya, dia terus duduk, berdiri, berjalan mondar-mandir, hingga ia berteriak di dalam kamar mandinya.

"Gue gila, gue gila, gue gila, gue gila!" dia terus meracaukan kata yang sama berulang ulang.

"Fuxk, Fuxk, Fuxk!" Sheinna memukul wastafel saat ia sadar ada kiss mark di lehernya.

Sheinna menarik nafas dalam lalu ia keluarkan, ia tarik nafas lagi dan adegan ciumannya bersama Elias muncul lagi di kepalanya.

"Gue kemasukan setan apa yaloooooord? Gue make out sama atasan gue sendiri, demi apapun, Wow!" Sheinna menarik rambutnya kedepan hingga menutupi wajahnya.

"Gue sadar, 100% tanpa Tequila, Vodka, Bir, gue cuma nyium bau alkohol buat bersihin luka Elias dan gue lost control? Tolooool!" Sheinna terus bermonolog menyesali perbuatannya.

Ia keluar dari kamar mandi dan melempar tubuhnya ke atas tempat tidur, ia memejamkan matanya dan lagi-lagi adegan itu terulang. "shit! "

Suara ponselnya berhasil membuatnya tersadar, ia meraih ponselnya dan menjawab panggilan dari Dean.

"Nana, kamu pergi gitu aja tanpa pamit?"

"Didi, kamu tau aku dateng bareng siapa?" Sheinna menjawab dengan nada kesal dan terdengar suara tawa Dean di sebrang sana.

"Aku gak suka atasan kamu, dia lebih tampan dan kaya dari aku." Nada suara Dean di buat seolah-olah seperti anak kecil yang sedang merajuk. Hal itu berhasil membuat Sheinna tertawa.

"Oh No, kamu lebih tampan, lebih sopan, lebih gentleman dan lebih segalanya. Gak sebanding sama dia." Mereka berdua tertawa.

Kemudian adegan ciuman itu kembali terulang di ingatannya dan Sheinna langsung menggelengkan kepalanya.

"Tapi dia lebih kaya Na."

"Kamu juga bisa lebih kaya dari dia!" Sheinna kemudian berbaring di kasurnya menyamankan posisinya. Ia senang, Dean menghubunginya, selalu menghubunginya di saat yang tepat.

"Kamu nyaman kerja disana?"

"Nyaman." Sheinna berbohong.

"Memang sulit beradaptasi di tempat kerja, apalagi ini pertama kalinya kamu kerja dan langsung jadi personal asisten. Bekerja di tempat orang lain artinya kita harus tunduk dengan aturan mereka."

apa ciuman juga termasuk? Batin Sheinna.

"Itulah kenapa aku lebih milih buka bisnis sendiri, di banding terjun ngurusin perusahaan Wallington." lanjut Dean.

"Kamu lebih kenal aku di banding diri aku sendiri, D."

Sheinna berterimaksih kepada Tuhan, telah mempertemukan mereka. Jauh sebelum persahabatannya dengan Odite dan yang lainnya. Mereka sudah kenal saat masih duduk di bangku sekolah menengah. Bukan kenal sebagai teman satu sekolah, tapi kenal sebagai pasien di salah satu rumah sakit di Amerika.

"Na, ada hal yang mau aku kasih tau ke kamu."

"Apa?"

"Ini tentang Jeje." Sheinna langsung menegang.

"Dia ada di Jakarta Na, dia nyariin kamu." Hati Sheinna mencelos, berarti tadi pagi dia tidak salah melihat orang, yang dia lihat tadi pagi benar-benar Jeje.

"Halo Na."

"Iya D." Sheinna masih diam, belum bisa menanggapi. Ia masih terkejut dan tak percaya bahwa Jeje kembali.

"Aku ngasih tau kamu, supaya kamu hati-hati. Aku gak mau dia berhubungan lagi sama kamu, aku gak mau dia bikin kamu sakit lagi, aku--"

"--D, aku udah dewasa, aku bukan anak kecil lagi. Kamu gak perlu ngasih tau aku, A, B, C. Aku bisa ngambil keputusan sendiri."

Kiss Me More! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang