Bab 8 : Ini Gak Lucu!

10.4K 488 14
                                    

Sheinna berdiri tegap di depan cermin, ia tersenyum malu melihat bayangannya sendiri. Ini pertama kalinya sejak sidang skripsi ia memakai setelan rapih begini. Di tambah stiletto hitam membuatnya percis orang kantoran.

Sheinna memainkan mimik wajahnya, mengerutkan dahinya, memonyongkan bibirnya lalu ia tergelak melihat tingkah konyolnya itu.

Sheinna melihat ponselnya, dan membaca balasan pesan dari Sean. Ia tersenyum, adiknya memang yang terbaik. Sheinna hanya memberi kabar bahwa ia sudah di terima bekerja, dan Sean memberinya hadiah yang ia butuhkan. Sepulang dari tempat JR, ia akan pergi ke showroom dan membeli mobil baru.

Sheinna sudah duduk dengan cantik di jok belakang taksi online, meski sedikit gugup tapi tidak mehilangkan rasa senangnya. Wajahnya terus tersenyum, hingga sang supir merasa aneh meliriknya lewat spion.

"Saya baru keterima kerja pak, maklum ya pak." Ucap Sheinna seraya tersenyum kepada sang supir.

"Oh gitu Mbak, pantes senyum terus. Selamat ya Mbak."

Sheinna merogoh ponselnya, ia mengetik pesan di grup chat gengnya, memberitau mereka bahwa ia bukan lagi pengangguran.

Dan tak lama berselang, sahabatnyapun memberinya ucapan selamat kemudian kepoo berkepanjangan yang nanti akan dia jelaskan ketika bertemu di hari weekend, dimana biasanya mereka berkumpul.

"Mbak sudah sampai."

Sheinna menengok keluar jendela, mencari gedung JR namun yang ada malah rumah.

"Kok kesini pak?" tanya Sheinna.

"Iya memang disini alamat yang Mbak kasih, emang Mbak mau kemana?"

"Saya kan mau ke perusahaan JR, ini sih kawasan rumah elite pak."

Sheinna mengecek kembali email yang di kirim Nick, ia membaca lamat-lamat alamat yang Nick kirim.

Jl. Kardusmie No. 3C, Sheinna kembali membacanya dan pak supir mengangguk bahwa ini di alamat tersebut. Waze tak suka dusta sekarang.

Sheinna turun dari taksi onlinenya dan ia berjalan mendekati rumah dengan gerbang besi yang tinggi itu. Ia menengok kanan kiri akhirnya menemukan Nomor rumah tersebut 3C. Setelah berhasil menemukan nomor rumahnya, kini ia kembali bingung. Bagaimana caranya ia masuk, dimana letak bel nya.

Sheinna berjalan mendekat, mengetuk gerbang besi yang sama sekali tidak memiliki celah itu.

"Permisi!" teriak Sheinna berkali-kali. Tapi rasanya percuma.

"apa bisa terdengar sampai ke dalam?"

Sheinna kembali celingukan disana, ia merogoh ponselnya namun untuk apa? Menghubungi Nick? Disana pasti sudah tengah malam dan ia pasti sedang beristirahat.

Sheinna berjalan menelusuri depan rumah besar yang hampir seluruh temboknya diselimuti tumbuhan. Akhirnya, Sheinna bernafas lega saat menemukan Intercome di antar dedaunan itu. Sheinna menekan bel nya beberapa kali sampai di usahanya yang ke 6, seseorang menyaut dari sana.

"Maaf, ada keperluan apa?"

Sheinna melihat sosok perempuan paruh baya disana, dengan senyum gugup Sheinna menanyakan kebenaran alamat dan di iyakan oleh perempuan tersebut.

"Saya Sheinna diminta Mr. Nicky dari JR untuk menemui Mr. Elias." Jelas Sheinna.

"Tunggu sebentar."

Sheinna berdiri disana menunggu kepastian, cukup lama sekitar 15menit akhirnya gerbang kecil dari bagian gerbang besar besi rumah ini terbuka. Dan perempuan tadi mempersilahkan Sheinna untuk masuk. Rumah yang unik, masuk rumah percis seperti masuk lapas.

Kiss Me More! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang