Elias keluar dari kamar Sheinna dengan perasaan bersalah dan marah pada dirinya sendiri. Ia menyugar rambutnya, berjalan begitu saja tanpa menghiraukan panggilan dari Vio.
"Elias!" Vio berdiri di hadapannya, menahan Elias.
"Please Vio, jangan sekarang." Pinta Elias dengan suara lemah, ia menggeser badan Vio agar menyingkir dari jalannya.
"Kamu fikir semua ini apa Elias?" tanya Vio berteriak.
Elias berhenti melangkah, ia mengambil nafas dalam. Semua ini apa? Elias sendiri tidak tau. Ia kembali melangkah, dan Vio yang marah terus memukul punggung Elias.
"Stop!" Elias menoleh ke arah Vio yang sudah banjir air mata, dadanya naik turun, matanya penuh amarah.
"Kamu fikir, kamu itu siapa? Kamu fikir semua ini gak nyakitin perasaan aku juga? Kamu fikir aku nyaman dengan semua ini? Kamu fikir kamu aja yang tersiksa?" Vio terus menangis terisak, membuat hati Elias luluh, lalu melangkah ke arah Vio dan memeluknya.
Vio mendorong tubuh Elias "Untung aku dateng kesini, jadi aku tau sebenarnya apa yang terjadi dengan kamu, dengan kita." ucapnya sambil tersenyum dan mengusap air matanya.
"Sorry Vio, maafin aku." ucap Elias.
🌹
"Sheinna." Jeremy mengetuk pintu kamarnya beberapa kali.
"Please Jer, gue lagi gak mau di ganggu." Jawab Sheinna sambil terisak.
"Lo baik-baik aja Na?"
Sheinna tidak bisa berkata kalau dia baik-baik saja, hatinya sakit. Elias begitu mudah bisa menciumnya, ia tidak mempedulikan calon istrinya dan bersikap brengsek. Ia sama sekali tidak memikirkan perasaan Sheinna dan memperlakukannya seenaknya.
"Please Jer."
Akhirnya Jeremy pergi dari sana, ia turun ke bawah masuk ke dapur dan membuat teh hangat untuk Sheinna.
Jayden duduk di sofa, mencerna semua kejadian yang diperbuat orang dewasa ini. Ia menatap ke arah pintu kamar Sheinna, lalu menoleh ke arah Jeremy yang berjalan ke atas sambil membawa segelas teh hangat.
Jayden lalu menoleh ke arah kamar Elias saat pintu kamar itu terbuka, Elias sudah berganti pakaian. Kemudian Vio berjalan di belakangnya, sambil memakai jaket milik Elias. Elias menatap Jeremy, yang berdiri di depan pintu kamar Sheinna dengan segelas teh di tangannya.
Jayden bisa memastikan kalau Om nya itu merasa bersalah, tapi tetap bertindak begitu bodoh untuk mengambil keputusan pergi bersama Vio.
"Om nganter dulu Vio ke Hotel." Pamit Elias kepada Jayden, dan Jayden hanya mengangguk.
"Sheinna, ini gue buatin teh. Gue taro di depan pintu yah. Lo harus minum, buat ngurangin rasa mual sama pusing." Ucap Jeremy, namun Sheinna tidak menjawab.
"Gue ada di kamar, kalo lo butuh gue buat cerita." Jeremy kemudian turun dan masuk ke dalam kamarnya.
Jayden bangkit berdiri, lalu meraih kotak tisu di hadapannya. Ia naik ke atas dan berdiri di depan pintu kamar Sheinna.
Ia mendekatkan telinganya di pintu, dan bisa mendengar isakan tangis Sheinna.Jayden mengambil segelas teh hangat yang telah dibuat Jeremy, lalu membuka pintu kamar Sheinna yang tidak terkunci.
"Jer, please.. " ucap Sheinna, yang duduk memunggungi Jayden.
"Aku bawain tisu." Ucap Jayden, lalu Sheinna berbalik ke arahnya.
Wajah Sheinna begitu merah, terutama hidungnya. Matanya basah dan bengkak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss Me More!
Romance[Konten Dewasa] [Highest Rank #1 Adult on 21/5/19] [Highest Rank #1 Komedi on 14/7/19] [Highest Rank #1 Cinta on 24/10/19] [Highest Rank #2 Romantis on 26/10/19] Ps; kalau kalian suka baca cerita toxic relationship, cerita ini cocok buat kalian. Res...