Bab 20 : Profesional

8.9K 515 81
                                    

Ucapan Jeremy di bandara membuat Sheinna menyadari bahwa bukan hanya Elias yang brengsek tapi dirinya juga. Sheinna tahu kalau Elias sudah memiliki calon istri tapi dia membalas pelukan Elias semalam.

Sheinna menoleh ke arah Elias yang duduk di sebelahnya. Setelah bersikeras meminta Jeremy untuk bertukar tempat duduk dengannya.

"Ada yang mau kamu tanyain?" Ucap Elias tanpa menoleh ke arah Sheinna.

"gak ada." Jawab Sheinna.

"Kalau gitu saya yang mau tanya ke kamu." Elias menaruh tab diatas pahanya lalu duduk menghadap Sheinna.

"Apa yang kalian bicarain di bandara tadi?" Nada suara Elias begitu serius.

"Kenapa bapa mau tau apa yang kita bicarain?" jawab Sheinna tak kalah serius.

Elias menyeringai dan kembali duduk ke posisi awal, ia tak akan bertanya lagi.

Sheinna tak akan ambil pusing lagi dengan apa yang sudah mereka lakukan. Sekarang yang harus ia lakukan adalah terus bekerja di tempat Elias sampai Jeje tidak lagi mencarinya. Apa yang sudah terjadi antara dirinya dan Elias tak akan Sheinna ingat-ingat lagi. Itu semua hanya kesalahan dan tak akan pernah terulang lagi.

Sheinna membuka tas makeupnya, ia mengaplikasikan segala jenis yang harus ia pakai. Sheinna menyadari bahawa diam-diam Elias memperhatikannya dan entah mengapa menyadari hal itu membuat Sheinna semakin tak kuat iman.

"Semua wanita harus memakai semua itu, dengan alokasi waktu yang cukup lama hanya untuk membuat dirinya terlihat menarik di mata orang lain." Ujar Elias.

"Sebagian wanita, harusnya bapa tidak mengeneralisir semua wanita. Ada sebagian wanita yang memang seperti itu tapi ada juga wanita yang ingin memuaskan dirinya dengan memakai makeup tanpa pengakuan dari orang lain. Ada juga wanita yang terpaksa memakai makeup agar terlihat pantas untuk berdampingan dengan orang lain." balas Sheinna tanpa melihat ke arah Elias, dia membereskan semua makeupnya dan menyamankan kembali posisi duduknya.

"Jadi, kamu kelompok wanita yang mana?"

"Terpaksa memakai makeup agar terlihat pantas berdampingan dengan orang lain."

Elias meletakan kembali Tabnya, ia duduk menghadap Sheinna dan sama halnya dengan Sheinna duduk menghadap Elias. Sheinna sudah siap menanggapi segala ocehan Elias. Dia amat sangat siap.

"Jadi kamu terpaksa berpenampilan seperti ini karena berdampingan dengan saya?"

"Iya." jawab Sheinna tegas.

"Saya lebih suka kamu natural, saya tidak keberatan kalau kamu tidak memakai makeup."

Sheinna tertawa getir, mendengar penjelasan Elias. " Harusnya bapa merasa terhormat ketika ada seseorang yang ingin terlihat pantas di sisi bapa, kenapa? Karena dia tidak ingin membuat bapa terlihat tidak profesional. Sesuatu harus di letakan sesuai tempatnya. Saya tidak mungkin datang ke kantor, berjalan berdampingan dengan bapa dengan wajah pucat, mata sembab dan rambut berantakan."

"Oke, saya hargai kamu. Tapi saya tidak memaksa kamu untuk memakai makeup dan berusaha terlihat pantas seperti apa yang kamu jelaskan. Bagi saya, kecerdasan intelektul dan atittude jauh lebih penting."

"Dan rok panjang." timpal Sheinna tak mah kalah.

"Iya, rok panjang. Itu masuk katageori attitude."

"Jadi wanita yang memakai rok pendek tidak punya attitude?"

"Saya gak bilang seperti itu." kini suara Elias sedikit lebih keras.

"Wanita yang memakai makeup dan memakai rok pendek punya nilai minus dimata bapa. Padahal mereka mencoba membuat diri mereka nyaman dengan dirinya." balas Sheinna tak kalah keras.

Kiss Me More! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang