Bab 22 : Brengsek!

9.8K 498 20
                                    

"Saya senang kamu sudah punya teman disini." itulah kalimat pertama yang Elias ucapkan saat Sheinna berdiri tepat di hadapannya.

"Kamu gak mau duduk?" Sheinna kemudian menarik kursi di hadapannya dan mereka kini duduk berhadapan.

"Luna sangat berpengalaman menjadi personal asissten, dia sudah lama bekerja dengan Hardi. Kamu bisa belajar banyak dari Luna."

Termasuk pengalaman pernah jadi salah satu selingkuhan lo dan gue bisa ngambil pelajaran dari sana. "Baik." jawab Sheinna.

"Saya tahu kamu masih kesal dengan kejadian tadi, tapi sekarang saya butuh kamu untuk membahas pekerjaan." Ucap Elias.

Sheinna mengamati raut wajah Elias, tidak ada sama sekali raut gelisah di wajahnya. Apa Elias tidak curiga kalau Luna sudah berbicara banyak tentangnya? Atau memang Elias sudah tahu dan ia tidak peduli? Elias tidak peduli dengan perasaan Sheinna? Fuxk!

"Soal makan malam dengan pejabat nanti malam, saya harap kamu bisa menghendle terlebih dahulu soalnya saya ada urusan yang harus saya kerjakan."

Urusan apa? Bertemu dengan selingkuhan lain? Atau pergi bertemu calon istri? "Baik." Jawab Sheinna.

"Saya akan mencoba datang secepat mungkin sebisa saya, saya harap kamu bisa menghendle saya." Elias berhenti sesaat, ia menghela nafas saat Sheinna membalas tatapannya. "Berkas ini bisa kamu pelajari, saya jamin kamu pasti mengerti karena basic kamu dari hukum." lanjut Elias.

"Saya tidak akan mengecewakan Pak Elias." Sheinna tersenyum ramah. Dan Elias menegang di kursinya.

Sheinna melirik ke jam di tangannya. "Sudah waktunya kita pergi ke lapangan Pak."

"Iya, O-oke."

Sheinna dan Elias keluar dari ruangan Elias. Sheinna berjalan ke ruangannya terlebih dahulu untuk mengambil tas dan berkas penting yang harus ia bawa. Tak lupa disana ada Luna yang mengedipkan matanya dan Sheinna tersenyum canggung.

Sheinna berjalan menuju lift, berdiri sedikit di belakang Elias menunggu pintu lift terbuka.

Mereka berdua tidak banyak bicara baik di dalam lift maupun di dalam mobil saat perjalanan menuju lokasi. Hanya sekedar mengecek beberapa berkas dan hal menyangkut pekerjaan.

🌹

Sheinna terkesima melihat bagaimana Elias berbicara dengan karyawannya di lapangan, ia mencoba meminta karyawannya agar tidak perlu khawatir dengan masa depan mereka.

Elias begitu berbeda saat membicarakan pekerjaan, betul kata Luna bahwa pesona Elias sulit di tolak. Sheinna harus berkonsentrasi mendengar, mencatat dan beberapa kali mengangkat panggilan pekerjaan untuk Elias. Dia tak percaya dengan kemampuan multitaskingnya.

Selesai berkeliling, akhirnya mereka berdua bisa rehat sejenak di sebuah taman di depan Hotel milik Elias.

"Cukup melelahkan bukan?" tanya Elias sembari menoleh ke arah Sheinna. Sheinna hanya menghela nafasnya.

"Pengalaman baru yang cukup menyenangkan. Saya merasa otak saya bekerja lebih produktif dari biasanya." Jawab Sheinna dan Elias tertawa mendengarnya.

"Setidaknya kamu bisa merasa senang sampai tiga minggu kedepan." Sheinna tak menanggapinya.

"Kamu bisa pulang lebih dulu ke rumah, pelajari berkas yang saya kasih lalu nanti minta supir antar kamu ke tempat makan malam." Elias berdiri dari tempat duduknya. Di ikuti Sheinna.

"Apa urusannya begitu penting sampai harus meminta saya menghendle?" tanya Sheinna. Dan ia merasa menyesal telah bertanya.

"Iya." jawab Elias seraya menatap jauh ke mata Sheinna.

Kiss Me More! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang