Maap typo:))
_________________________________
Disinlah gue, diatas panggung tempat dimana biasanya cewek atau cowok nge-dj. Kalian pikir gue diatas sini dengan alat dj? Ya, itu benar. Karena gue di singgasana gue dengan alat dj yang club ini sediakan buat senang-senang. Di bawah sana, udah ada tiga temen gue. Nia dan yang lain nya memegang sebuah mic, mungkin mereka bakal buat tempat ini pecah dengan suara mereka, mungkin."ARE YOY READY, NIGHTMAREE???" teriak Elin kepada temen-temen lama gue di bawah sana.
"READY!!!" gue bersyukur mereka masih seantusias yang dulu.
"For you baby girl, are you ready?" tanya Elin sambil lihat gue.
Gue tersenyum lalu mengangguk, "i'm ready" jawab gue.
Tangan gue menari-nari diatas alat yang ada di depan gue, ngga lama teriakan-teriakan terdengar di telinga gue yang disusul dengan suara temen-temen gue yang sesuai gue bilang tadi, mereka membuat tempat ini pecah.
Ngga lupa, gue juga berjoget layak nya dj keren di luar sana. Gue lihat dari atas, mereka semua yang ada disini, menikmati musik gue, ngga, musik yang di buat oleh Morana untuk Nightmaree.
Beberapa detik kemudian kami berhenti, capek? Pasti. Tapi, kebahagiaan tersendiri bagi kami karena bisa membuat orang-orang disini merasa bahagia. Walau nama tempat ini adalah Nightmaree, namun bukan berarti semuanya buruk, tempat ini bisa menjadi baik.
"Gue suka permainan lo, udah lama ngga dengar" kata Galih yang membantu gue turun.
Yang gue lakuin cuma tersenyum tulus dan, "Asal mereka bahagia, gue ikut bahagia" kata gue.
Dia peluk gue secara tiba-tiba, kaget? Jelas. Kami berdua masih diatas panggung tapi dia udah peluk gue, pastikan buat nutup telinga karena bentar lagi bakalan...
"Wow!!"
"Galih-Rylvi pacaran apa gimana itu woi!!?"
"Masih ada orang woi disini!!"
"GALIH RYLVI, WOO!!"
Kan udah gue bilangin, udah nutup telinga belom lu pada yang baca ini, hm? Ntar pecah gendang telinga lo pada kalo ngga di tutup, biasa, penggemar gue rada ngga waras semua ><
"Lih, lepas!" suara gue naik satu oktaf.
Dia lepasin pelukan nya, tapi jarak kami masih dekat. Dia natap mata gue, gue tahu, di dalam sana ada sebuah luka yang besar dan itu di sebabkan oleh gue.
"I'm sorry..." lirih nya.
Gue berdecak, sejujurnya gue ngga mau ingat 'itu' lagi.
"Gue tau, hari 'itu' salah bagi gue. Seharusnya itu ngga terjadi, but" dia narik napas panjang kemudian ngelanjutin kalimat dia, "Gue hilang kendali" kali ini suara nya mengecil, bahkan orang itu menunduk.
Karena merasa risih di lihatin banyak orang, gue narik dia ke tempat biasa kami nongkrong. Gue ngga peduli temen-temen gue yang nyorak-nyokarin nama gue di atas panggung, sekarang masalah ini lebih penting.
Gue tatap mata cowok itu, bayang-bayang masa lalu kembali lagi, mata gue mulai memanas. Oh, tidak!
"Simpan maaf lo, karena gue ngga mau ingat 'itu' lagi" kata gue dengan amat serius.
"Ryl..." lirih nya.
"Ngga! Diam! Jangan ungkit lagi, gue ngga suka!! Jangan pernah bahas lagi, karena gue benci!!" pekik gue, mata gue sekarang udah berair.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of a Badgirls [END]
Random[Follow dulu baru baca, terima kasih] Kisah tentang seorang gadis remaja yang harus melewati pahit nya kehidupan dan hubungan percintaan dengan sebuah senyuman yang tulus. -The Story of a Badgirls