Seorang pria tengah menatap datar dinding yang ada di depan nya, ia meratapi nasib dan merenungkan kesalahan nya. Ia tau apa yang ia lakukan merupakan kesalahan besar namun jauh dari itu semua, ia juga merasa bersalah. Kehilangan akal mungkin namun ia tak ingin mengakui itu.
Tok tok tok!
"Ck! Buka aja, lagian di kunci dari luar kan?" ia sudah menebak siapa yang mengetuk pintu nya, salah seorang pembantu di rumah Bunda nya yang mengetuk.
Ceklek.
"Tuan, ada yang mau bertemu dengan tuan"
"Siapa?" tanya Zaell bingung. Tumben tumbenan ada yang mencari dirinya, biasanya langsung tidak di bolehkan oleh Papa nya karena ia masih menjalani masa hukuman.
"Turun aja tuan, biar tuan bisa langsung melihat nya" setelah itu pembantu tadi itu pun turun ke lantai satu tanpa menutup pintu gudang.
"Siapa--" ucapan Zaell terhenti saat melihat wanita yang sangat ia kenali.
"Za.." ucap wanita itu kemudian langsung memeluk Zaell dengan erat, Zaell yang di peluk seperti itu masih diam.
"Ini aku Via. Via yang kamu mau kan? Ini aku Za, Rylvia.." ucap wanita itu sambil menatap mata Zaell.
"Lo Via?" tanya nya ragu kemudian Zaell pun memperhatikan rambut Via yang hitam kecokelatan, wajah tanpa make up, mata tanpa soflent yang membedakan hanyalah bibir gadis itu yang sedikit tebal dan seksi, behel pun sudah tidak ada lagi.
"Iya, aku Via. Kamu gak percaya?" tanya Via dengan wajah yang mulai lesu.
"Bukan. Bibir lo kenapa bisa beda?"
Hening.
"Jadi kamu dari tadi perhatiin bibir aku? Ya ampun Za, bibir aku tebel gini karena sering ngemil makanya tebel. Jangan bilang kamu mau bilang yang kek di kamar mandi itu ya?"
"Gak!"
Zaell kini membawa Via ke dalam pelukan nya lalu mengecup telinga wanita itu kemudian berbisik, "Aku kangen kamu sayang"
Saat itu juga dunia Via serasa seperti di putar tanpa henti, kupu-kupu di perut nya mulai beterbangan.
"Jangan pergi lagi"
Diam, Via masih belum merespon bisikan Zaell yang kali ini terdengar lebih seksi ketimbang yang dulu walau masih dengan nada dingin.
"Disini aja, sama aku"
Kemudian Zaell melepaskan pelukan mereka membuat Via manyun dan tanpa aba-aba Zaell mencium bibir Via sekilas lalu menarik nya kembali dan menyatukan kening mereka, nafas berbau mint dari Zaell benar-benar menjadi pemasukan oksigen bagi Via sekarang.
"Sama Refal dan kita.."
"Kita apa?"
"Dan kita jadi keluarga bahagia"
Setelah itu Zaell benar benar melumat habis bibir Via yang memang sedikit tebal itu, Via sendiri menikmati ciuman mereka. Tak ada yang mau melepaskan tautan itu, mereka menikmati nya seolah ini sudah lama tidak mereka lakukan sampai tautan tersebut harus terpisah karena Via yang membutuhkan oksigen sengaja mendorong dada bidang Zaell. Mengerti dengan kode gadia nya, Zaell memilih kembali memeluk Via kemudian mengecup telinga gadis nya.
"Terima kasih karena sudah kembali"
<<>>
Lima Tahun Kemudian...
"Za, Rayden sama Railen lucu yaa haha.. Gak pernah kebayang punya anak kembar cewek cowok gini" ucap Via kepada Zaell yang kini tengah menatap dua anak kembar mereka yang baru lahir kemarin.
Via baru saja melahirkan anak kedua dan ketiga nya, ia benar benar bersyukur karena bersalin secara normal bukan operasi. Sama hal nya seperti Via, Zaell ikut menyusukuri hal itu.
"Rayden Vharenzo Agler dan Railen Vhosa Agler, bagus kan? Iya dong aku yang kasih nama! Nanti panggil nya tuh gini, kalau panggil Rial tuh Ri, kalo Rayden itu Ray kalo Railen itu Vhosa"
"Kenapa Vhosa?" tanya Zaell sedikit bingung.
"Biar beda! Kan dia cewe sendiri" ujar Via yang mendapat anggukan dari Zaell.
"Bunda! Iyal main air Bun" kata Refal yang kini tengah duduk di bangku sekolah dasar itu memberitahu Bunda nya.
"Main air dimana?" tanya Via.
"Kolam Bun"
"Hadehh si Rial bener bener ini. Iyal! Bunda udah bilang jangan main air siang siang nanti kulit nya merah merah kayak Bunda mau?" via mengomel dari kamar nya sampai ke kolam renang belakang rumah nya.
"Nda mau Bunda" jawab Rial polos.
"Kalau gak mau ya jangan main air nak! Keluar sekarang. Kan baju nya basah, ayo buka dulu baju nya terus pake handuk di ruang ganti!"
"Iya nda.."
Seperti itulah Via, tegas dalam mendidik anak anak nya apabila mereka melakukan kesalahan dan lembut apa bila mereka berbuat kebaikan. Via yang dulu memang sangat berbeda dengan Via yang sekarang, ia lebih lemah lembut dan bertanggung jawab. Setidak nya Via sudah berubah sedikit demi sedikit atas sifat nya semenjak punya anak.
"Udah kan? Ganti baju di kamar!"
Bocah laki laki bernama lengkap Rialdiano Gerald Agler itupun berlari menuju kamar nya untuk berganti baju, Via pun merasa lega karena sejauh ini anak anak nya masih patuh pada nya.
"Capek juga ya ampun.."
Zaell menghampiri Via lalu memijat pelan pundak wanita yang telah melahirkan anak anak nya itu.
"Jangan banyak gerak dulu, ingat kan kata dokter?"
"iya-iya!"
Sepertinya sifat keras kepala Via masih bersarang di diri wanita itu, mungkin ini adalah tugas Zaell kedepan nya.
Tbc
Ini udh trmasuk end guys tp satu part slanjutnya itu end plus bonchap!!
Kjexeonjk

KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of a Badgirls [END]
Casuale[Follow dulu baru baca, terima kasih] Kisah tentang seorang gadis remaja yang harus melewati pahit nya kehidupan dan hubungan percintaan dengan sebuah senyuman yang tulus. -The Story of a Badgirls