[35] Pertama Kali Nya

2.1K 69 0
                                    

Hari itu menjadi hari yang paling melelahkan bagi Via, pasal nya seharian penuh gadis itu membeli perlengkapan bayi untuk Refal. Tak jarang ia kaget dengan harga yang di tempel di bagian luar, gadis itu lelah fisik dan lelah jantung melihat harga-harga tersebut. Bayangkan saja semua perlengkapan bayi yang sudah ada di mobil nya sekarang total nya enam juta lebih, ck ck ck... Gadis itu sempat berfikir tidak ingin punya anak lagi karena harga nya. Walau ia mampu bahkan mampu membeli lebih dari yang itu namun uang adalah uang dan Via mempunyai prinsip untuk tidak membuang-buang uang karena mencari uang susah.

Pulang dari berbelanja gadis itu langsung menyewa sebuah apartemen di gedung yang sama di tempat Jelva dan Sean nanti nya setelah menikah. Ngomong-ngomong mereka menikah setelah lomba dance seluruh sekolah diadakan, menurut Via mereka adalah pasangan yang serasi nanti nya walau Jelva begitu sifat nya namun teman nya itu masih kalem kalau di depan pasangan, anggap saja sifat palsu nya. Kembali lagi ke Via, gadis itu baru saja selesai menyusun barang-barang Refal. Sebelumnya ia sempat menidurkan Refal lebih dulu agar tidak rewel nanti nya dan syukur nya Refal tidur dengan nyenyak sampai sekarang.

"Gila... Capek juga punya anak" gumam Via. Setelah cuci tangan, gadis itu langsung tidur di sofa. "Gila ini mah, gue harus nikah supaya pemasukan dapet juga hehe.. Gila gue mikirin nikah eh ngomong-ngomong gue dari tadi nyebut kata 'gila' mulu deh" ya. Seperti inilah Via, gadis itu orang gila kalau sedang sendiri kata Qaissa.

<<>>

"Oekkkk... Oekkk.. Oekkk.."

Via mengucek mata nya, gadis itu terbangun saat mendengar Refal sedang menangis. "Kenapa lagi ini.." gumam nya sambil berjalan ke kamar.

Setelah masuk kamar di lihat nya Refal yang semakin menangis histeris di balutan gurita, "Kenapa hm..? Bunda disini, kenapa?" tanya Via pada Refal yang masih menangis.

"Re lapar ya? Mau Bunda buatin makan?" tanya Via lagi dan Refal semakin menangis, "Iya-iya bentar Bunda buatin ya.."

Gadis itu berjalan keluar kamar menuju dapur sambil menggendong Refal, ia sengaja membuat bubur instant yang tadi sempat di beli. Kenapa ia lebih memilih memasak bubur instant, karena sepertinya Refal sangat lapar jadi takut tidak sempat untuk membuat bubur.

"Bentar Re.. Bunda taroh minum nya dulu ke botol ini" kata Via waktu mendengar Refal menangis lagi padahal sebelum nya ia sempat diam.

"Coba buka mulut nya. Aaaaaaa...." oke, sekarang katakanlah Via anak kecil. Ya, Via harus seperti itu hanya untuk membujuk Refal membuka mulut nya. Merepotkan memang.

"Udah makan nya?" tanya Via beberapa menit kemudian dan Refal menjawab nya melalui tatapan mata yang di berikan bayi kecil itu kepada Via, "Bunda cuci dulu piring nya. Disini aja jangan lasak" titah Via.

Di sisi lain, di meja makan yang tepat nya berada dirumah Zaell. "Pa. El minta maaf buat yang kemarin" kata Zaell untuk Papa nya yang sedang makan di sebelah kanan nya.

El atau Papa Zaell itu menoleh, "Siapa?" tanya El.

"Siapa apa?" tanya Zaell balik karena sejujur nya ia sendiri tidak tau kemana arah pembicaraan Papa nya itu.

"Siapa yang nyuruh?" tanya El memperjelas.

Zaell terdiam cukup lama, "Hm.. Via" jawab nya.

"Udah minta maaf dengan Bunda?" tanya El dengan nada serius, "Udah, Pa" jawab Zaell.

"Bagus kalau begitu. Papa maafin"

Zaell yang mendengarnya merasa begitu lega, "Makasih Pa"

"Eh, tapi.."

Kening Zaell berkerut, "Tapi apa?" tanya nya. "Minta maaf juga sama Queen dan Zaxell"

"Iya" Setelah itu Zaell langsung meminta maaf dengan kedua nya.

The Story of a Badgirls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang