Via POV.
Tolong kasih tau gue, gue lagi ada dimana? Kenapa semuanya putih? Beneran serba putih sampe gue jadi merinding sendiri liat nya.
"Vivi?"
Kayak ada yang panggil nama gue dari arah belakang. Karena gue yakin, gue mutar tubuh gue sampe menghadap ke arah belakang, bener-bener kearah belakang. Ngga jauh dari gue ada cewek yang gue ngga tau dia siapa dan berasal dari mana, tapi satu yang gue yakini, gue dan cewek itu pasti punya hubungan.
"Lo.. Siapa?" tanya gue supaya gue ngga penasaran lagi.
"Aku Zhea. Zheanna Amelia Sukma, ingat?"
Gue mencoba untuk meneliti lekukan wajah cewek yang ada di depan gue, ada perasaan ngga asing waktu dia sebut nama itu tapi gue sendiri juga ngga tau asal-usul tentang nama itu.
"Siapa?" tanya gue sekali lagi. Tapi kali ini lebih tegas dari pada yang tadi.
"Kakak kamu"
"Yang jelas!!" bentak gue kali ini. Kalau di lihat dari raut wajah cewek yang ngaku sebagai Kakak gue ini dia terlihat kaget karena gue keluarin suara gue yang lumayan tinggi itu.
Tiba-tiba dari arah kanan cewek itu, datang wanita yang seumuran kayak guru-guru killer yang ada di sekolah gue. "Kenalin. Ini Mamanya Kak Zhea, Mama Melani"
Ada yang gue ngga ngerti disini. Sepengetahuan gue, Mama gue yang emang dari orok ngga pernah gue lihat itu masih hidup nah ini kenapa disini?
"Kakak tau kamu masih bingung, Via. Percaya ngga percaya, Mama kita beda. Cuma Papa yang sama"
"Saya yakin Via. Pasti Mama kandung kamu bangga dengan kamu yang sekarang, dia pasti sayang banget sama kamu" sambung wanita berusia 30-an itu.
"Beda Mama? Gue ngga ngerti disini. Sebenernya siapa yang dibuang? Dan lo anak siapa? Anak Mama gue kan?" tanya gue sambil menunjuk kearah Kak Zhea, baiklah gue bakal akui dia Kakak gue.
"Iya, kita beda Mama. Disini ngga ada yang dibuang, hanya saja..." belum habis Kak Zhea menjelaskan. Orang yang mengaku sebagai Ibu dari Kak Zhea membuka suara nya, "Hanya saja Papa kamu tidak suka anak perempuan. Dan Zheanna adalah putri saya, terbukti dengan nama Sukma di belakang nya yang menandakan Zheanna adalah putri kandung saya"
"Ngga.. Ngga mungkin! Jadi Papa buang gue selama ini karena malu punya anak kek gue!? Hah!? Iya!?"
"Bukan.. Bukan seperti itu Via. Papa kamu tidak suka anak perempuan karena menurut nya, anak perempuan itu terlalu lemah untuk menjalankan bisnis turun-temurun yang di miliki keluarga nya sampai kamu harus di buang seperti ini. Namun percayalah, Aqyana pasti bangga punya anak yang hebat dan kuat seperti kamu"
"Ngga.. Ngga mungkin.. Bener-bener ngga mungkin!!"
Gue nunduk, biarin semua air mata gue ngalir dengan bebas nya. Untuk natal orang-orang tadi aja gue udah ngga sanggup lagi rasanya, antara mau percaya atau ngga. Tapi.. Semua yang mereka bilang seolah nyata bagi gue, apa gue harus percaya atau menentang perkataan mereka. Akhirnya gue angkat lagi kepala gue supaya bisa dengan jelas natal mereka, tapi yang gue dapat cuma ruangan yang serba putih, ngga ada siapa pun di sekitar gue kecuali tembok-tembok yang menjulang tinggi. Karena ketakutan, gue menangis.
"Hiks.. Hiks.. Hiks.."
"Vi.. Vivi.. Bangun Vi..." tiba-tiba gue denger suara Qaissa yang lagi bangunin gue dan detik setelah gue buka mata gue, gue kaget sekaget kaget nya.
"Qai.. G-gue kok b-bisa disini? T-tadi bukannya g-gue di k-kurung yaa?" tanya gue gagap, masih teringat kejadian tadi.
"Hah? Siapa yang kurung lo? Engga kok! Ngga ada yang kurung lo, lo dari tadi disini karena asam lambung lo naik gara-gara cabe lo kebanyakan!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of a Badgirls [END]
Random[Follow dulu baru baca, terima kasih] Kisah tentang seorang gadis remaja yang harus melewati pahit nya kehidupan dan hubungan percintaan dengan sebuah senyuman yang tulus. -The Story of a Badgirls