[30] Kedatangan Zaell

1.9K 74 0
                                    

"Ulang! Badan lo semua ga bisa lenturin dikit hah!?" bentak Via kasar yang membuat suara gadis itu menggema di seluruh ruangan.

"Vi..." panggil Akhtar sekedar mengingatkan gadis itu untuk meng-kontrol emosi nya.

"Ck! Diem!! Ulang lagi!!"

Kini mereka mulai gerakan dari awal, walau ada bentakan-bentakan yang Via keluarkan namun mereka semua tau bahwa bentakan itu akan membawa mereka ke jalan yang baik.

"Istirahat!" putus Via menyuruh mereka bubar dalam artian istirahat.

Via, gadis itu menghampiri Akhtar yang menunggu nya di pinggir ruangan dengan sebotol air mineral di tangan nya.

"Untuk?" tanya Via dengan sebelah alis terangkat sambil menatap botol itu.

"Ambil!" karena Akhtar sudah bilang begitu tentu saja Via langsung mengambil botol tersebut lalu meneguknya habis.

"Lain kali jangan gitu, minum nya dikit-dikit" amanah Akhtar yang tentunya tidak di dengar oleh Via.

"Bodo!" lihat kan, Via tidak pernah mendengar nasehat orang kecuali memang benar-benar pas untuk nya.

Di sisi lain, Dreya dan Atha melihat bagaimana perlakuan Akhtar kepada Via. Dalam hati Dreya mungkin ia kesal karena harusnya Via dekat dengan Zaell, namun dalam hati Atha justru mendukung karena dengan cara itulah Zaell dapat jujur dengan perasaan nya sendiri.

"Entah kenapa aku ga suka liat mereka gitu. Via ya untuk Zaell lah ga ada Via untuk Akhtar" kata Dreya pada Atha di samping nya.

"Justru dengan gini Zaell bisa jujur sama perasaan nya sendiri, Dre" kata Atha menanggapi.

Seketika Dreya melirik tajam kearah Atha, "Maksudnya apa? Jujur sama perasaan sendiri?"

Cowok itu menghela napas nya. "Ga perlu tau. Nanti pasti bakal kebongkar sendiri"

"Ihhhh!!!"

<<>>

"Thanks ya Thar. Mau mampir ga?" tawar Via.

Kini Akhtar dan Via sudah ada di depan rumah besar milik gadis cantik itu. Ya, jam sepuluh pas tadi Via memutuskan untuk pulang dan Akhtar bersedia untuk mengantar nya karena mobil itu juga mobil Via. Waktu di sekolah tadi sebenarnya Akhtar ingin membawa motor nya sendiri dan Via pun begitu, namun karena Via tidak suka beriringan maka gadis itu menawarkan untuk pergi bersama dengn mobil nya yang akhirnya motor Akhtar di bawa pulang oleh suruhan cowok itu.

"Ga deh. Udah malem, gue balik ya! Nih kunci nya" kata Akhtar sambil menyerahkan kunci mobil milik Via.

"Eh, ga usah! Lo bawa pulang aja deh. Besok lo bawa ke sekolah aja sekalian jemput gue pagi nya, bisa? Tar pulang nya biar gue antar"

"Hmm.." Akhtar berfikir. "Boleh deh"

"Okee. Jangan di bawa balapan ya!! Ga sudi gue mobil gue dipake buat balap" kata Via sambil terkekeh.

"Yoi. masuk gih!" suruh nya dan Via pun masuk setelah tersenyum manis kearah nya.

"QAISSA!!!" teriakan Via lah yang pertama kali Qaissa dengar saat pintu depan terbuka.

"ANJENGGG JANGAN TERIAK DONG!!" balas Qaissa tak kalah sengit dari Via.

"HEHEHE..."

"NYENGIR LAGI LO MAKHLUK HALUS!!" umpat Qaissa dengan kesal.

"Bodo Qai bodo!!" kali ini suara Via sedikit kecil dari yang tadi.

"Dari mana aja lo? Baru pulang jam segini. Sekolah cabut, ga bilang gue pulak tuh" kata Qaissa seperti menyidang nya.

The Story of a Badgirls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang