[42] Di Depan Refal dan Di Bawah Matahari Terbenam

2.1K 78 0
                                    

"Kita kok kesini sih Za? Emang lo ngga malu apa gimana sih masuk ke toko baju wanita kek gini?" dari tadi Via terus mengomel, ada saja yang di protes nya. Yang ini lah yang itu lah. Sampai protes nya meledak ketika mereka menginjakkan kaki di salah satu toko yang menjual pakaian wanita.

"Mau beli baju yang lebih pantes buat lo" jawab Zaell acuh sambil memilih-milih baju.

"Baju gue? Eh tolong ya ini udah se-pantes nya!" protes Via di katain tidak pantas padahal bagi nya biasa saja, cowok itu saja yang sensitif.

"Pantes apa nya. Kayak baju anak jalanan" cibir Zaell yang lagi-lagi masih sibuk memilih baju untuk Via.

"Eh, lo! Jangan ngehina anak jalanan loh ya, lo dosa tau ngga? Mereka gitu-gitu ya cuma punya itu buat jadi baju mereka!"

Cowok yang kini berada di depan Via itu menarik napas nya dengan kasar lalu menghembuskan nya kembali, "Gue ngga ngehina mereka. Gue komen baju nya"

"Ya tapi sama aja lo bawa nama mereka. Dosa lo gede loh Za udah ngehina anak jalanan, sumpah ngga nyangka gue kalo lo sekejam itu" kata Via dengan nada yang mendramatis.

"Yang gue ngomong fakta" jawab Zaell singkat, "Ya tapi sama aja Zaell.. Lo udah dosa pokonya!!" pekik Via.

"Ck, lo paham ngga sih kalo dari tadi itu gue ngga suka liat lo pake baju kek gitu!?" bentak Zaell sambil menatap Via dengan tatapan yang errr mematikan.

Bukan nya takut, justru Via malah mendekatkan diri nya kearah Zaell dan melupakan Refal yang dari tadi memperhatikan kedua nya.

"Ohh.. Jadi lo cemburu yaa kalo body gue yang bagus ini di liatin orang?" goda nya membuat Zaell langsung membuang muka.

"Kalo cemburu atau ngga suka kan bisa to the point, ga perlu bawa-bawa anak jalanan juga dongg.." kata Via lagi yang masih dengan nada menggoda. Tubuh gadis itu terus mencoba untuk berdempet dengan Zaell.

"Mending lo ganti baju" suruh Zaell akhirnya dengan muka datar membuat Via harus mengerucutkan bibir nya.

"Kayak lo udah ketemu aja baju yang cocok buat gue" cibir nya tampak meremehkan Zaell dan di detik selanjutnya Zaell memberikan satu set baju terdiri dari celana jeans juga jaket putih dengan kaos lengan pendek berwarna maroon.

"Ambil. Ganti. Gue tunggu disini" perintah Zaell seolah tak terbantahkan, buktinya wajah cowok itu terlihat datar.

"Yaudah pegangin Refal dulu.." sambil memberikan Refal yang menatap nya sedih mungkin karena tau akan di tinggal.

"Gue ganti!" pamit nya dengan judes. Zaell yang melihat itu hanya terkekeh dalam hati.

Beberapa menit kemudian Via keluar dengan mengenakan pakaian yang Zaell pilih untuk nya. Karena semua nya panjang hingga menutupi tubuh nya, ia sengaja mengikat sanggul rambut nya dan lagi-lagi leher putih nya itu dapat di lihat oleh siapa saja. Zaell sendiri langsung fokus kearah leher Via hingga kaki nya melangkah maju mendekati Via dan memojokkan gadis itu ke tembok.

"Ish lo apa-apaan sih!!" pekik Via tak suka di pojokkan seperti ini di tempat ramai.

Zaell makin mendekat hingga beberapa senti lagi jarak antara kedua nya sampai akhirnya ia dekatkan wajah nya dengan telinga gadis itu atau lebih tepat nya mulut nya yang ia depatkan dengan telinga gadis itu, "Mau tau satu fakta lagi dari gue?" bisik Zaell.

Bulu Via seakan terangkat. Gadis itu merinding, pertama kali nya di pojokkan juga mendengarkan bisikan Zaell yang menurut nya sexy itu. "M-maksud lo?"

"Gue ngga suka..." tangan kanan Zaell yang ada di belakang tubuh Via perlahan naik, gadis itu meraskan sensasi luar biasa yang Zaell ciptakan sampai akhirnya, "Leher lo yang putih ini di lihat sama cowo lain. Ngga, gue paling ngga suka. Cukup gue yang boleh liat, yang lain jangan" lalu melepaskan karet rambut milik Via.

The Story of a Badgirls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang