[37] Re Sakit

1.9K 72 0
                                    

Malam itu badan Via rasanya sakit semua. Ia bergerak kesana kemari dalam tidur nya untuk mencari posisi tidur yang nyaman namun tak kunjung ia dapat, karena kesal gadis itu duduk lalu membuka mata nya. Entah kenapa ia merasa sakit di bagian punggung juga pinggang nya, sedangkan tangan dan kaki nya terasa lemas.

"Gila... Kenapa sakit semua?" tanya nya kemudian memijat area yang sakit tadi, "Perasan ga capek banget gue seharian ini" tambah nya.

"Oekkk... Oekkk... Oekk..." suara tangisan Refal membuat Via langsung melihat anak laki-laki nya itu. Ia membawa Refal kedalam gendongan nya dan berusaha mengayun-ayunkan Refal agar anak nya bisa kembali terlelap namun nyata nya Refal justru tambah menangis.

"Oekkk.... Oekkkk... Oekkk..."

"Aduh dek, jangan nangis sayang ya?" kata Via.

Ceklek!

"Re kenapa Vi?" tanya Jelva yang masih setengah nyawa itu diambang pintu kamar nya.

"Ngga tau Jel. Nangis gitu, tadi aja kaget gue denger nya" kata Via menjelaskan.

"Sini coba gue gendong. Lo juga ngapain gendong sambil duduk?" tanya Jelva sambil menatap marah kearah Via, sedangkan gadis yang sedang menggendong anak laki-laki itu menghela napas nya lalu berdiri.

"Oekkk... Oekkk..."

"Ck! Sini-sini!" ucap Jelva kemudian mengambil alih Refal dari Via.

"Gue cuci muka dulu" izin Via setelah itu Jelva membawa Refal ke ruang tamu mungkin saja jika di ruang tamu Refal tidak menangis.

Setelah selesai mencuci muka, Via mengikat sanggul rambut nya sehingga leher putih mulus itu bisa di lihat siapa saja, belum lagi baju Via yang besar sehingga area leher nya tidak semua tertutup.

"Vi.. Bentar gue telfon si Sean dulu" kata Jelva, Via mengerti lalu mengambil Refal kedalam gendongan nya.

"Cup cup cup. Anak Bunda jangan nangis ya?" kata nya pada Refal sambil mengayunkan gendongan nya.

"Oekk.. Oekk..."

Dari tempat Via berdiri, terdengar suara Jelva seperti sedang berbicara dengan seseorang melalui sambungan telfon dan Via yakin orang itu adalah Sean.

"Halo Se.. "

"..."

"Re nangis kejer terus seharian ini. Harus apa dong? Kangen Papa nya mungkin ya? Tapi kan Via belum nunjuk siapa yang jadi Papa nya"

"..."

"Temen cowo.. Bentar-bentar!" Jelva menjauhkan ponsel nya dari telinga lalu melirik Via, "Temen cowo yang deket sama lo siapa?" tanya nya.

Tanpa berfikir panjang lagi, Via langsung menjawab nama satu orang yang terlintas begitu saja dalam ingatan nya. "Zaell!"

Jelva kembali mendekatkan ponsel nya ke telinga, "Zaell, Se. Gimana?"

"..."

"Oke. Telfonin aja nih ya?"

"..."

"Oke. Nanti kalo ada apa-apa aku bilangin. Aku tutup, Se"

Tutt....

"Gimana Jel?" tanya nya dengan raut wajah lelah bercampur khawatir.

"Telfonin aja Zaell nya, suruh kesini. Kalo kata Sean mungkin dia pengen sama Papa nya"

"Jel.. Ngga mungkin" kata Via dengan muka yang putus asa.

"Ngga ada yang ngga mungkin! Telfonin aja!" paksa Jelva kemudian Via menyerahkan Refal kepada Jelva kemudian mencoba untuk menghubungi seseorang di sebrang sana.

The Story of a Badgirls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang