Sekarang Via tengah mengandung anak keempat mereka. Di kehamilan nya yang menginjak tujuh bulan ini memang tak semanja hamil anak pertama, kedua dan ketiga. Di kehamilan nya yang kali ini ia lebih mandiri namun kesehatan nya tidak stabil, kadang kadang ia flu, demam, alergi atau bahkan lemas, itu yang sering ia katakan kepada suami nya. Sekarang saja Via tengah memasak untuk anak anak nya dengan tubuh merah merah akibat alergi dan pilek juga bersin bersin.
"Hachuu.."
"Bundaaa makanan nyaa?" tanya Vhosa sambil berteriak kepada Bunda nya.
"Iya bentar sayang.."
"Bunda!! Ray jahat Bun!! Dia ambil mainan nya Vhosa..."
"Bunda!! Ray sama Kak Iyal main airr!!"
"Bunda bunda!! Mereka basahin baju Vhosaa huaaaa..."
"Ya ampun Vhosa, ribut dari tadi ya?" ucap Via lalu menghampiri Vhosa yang sudah menangis di pinggiran kolam.
"Kenapa ini adek nya Iyal, Rayden?!" tanya Via dengan nada kejam nya membuat Rial dan Rayden tertunduk.
"Di apain adek nya?!" ulangi Via.
"Hiks hiks.. Unda... Huaaa...."
"Ssst! Udah, Vhosa nya jangan nangis. Lap badan nya sana di ruang ganti terus pake handuk terus naik ganti baju, gak ganti baju gak Bunda kasih makan!"
Setelah itu Via membiarkan anak-anak nya untuk mengelap tubuh mereka masing masing, tak lama Zaell pulang bersama dengan Refal.
"Assalamu'alaikum Bunda"
"Wa'alaikumsallam, naik ganti baju terus makan" wow singkat padat dan jelas, pasti Bunda nya baru saja memarahi adik-adik nya begitulah pikir Refal.
"Iya Bun.."
Setelah kepergian Refal, Zaell memeluk Via dari belakang. "Apasih Za? Ganti baju juga sana ih.."
"Masih demam?" tanya Zaell sambil mengecek suhu tubuh istri tercinta nya itu.
"Udah gak, hachu..."
"Flu nya masih tapi?" tanya Zaell lagi yang mulai khawatir, "Iya" jawab Via mengangguk.
"Udah minum obat nya?" tanya Zaell memastikan.
"Udahh.. Hachu..."
"Gatel nya masih?" tanya Zaell lagi saat melihat bintik bintik merah di leher belakang istri nya itu
"Iya masih" jawab Via jujur.
"Yaudah duduk aja biar aku yang siapin" saat Zaell menarik tangan Via agar istri nya itu duduk namun Via menolak, "Gak, aku aja. Kamu ganti baju terus langsung makan, gak nerima penolakan aku!"
Dan yaa Zaell kalah, pria itu berjalan memasuki kamar nya untuk berganti baju. Di meja makan sudah ada Refal, Rial, Rayden dan Railen yang tengah menyantap masakan Bunda mereka sampai akhirnya teriakan Vhosa terdengar saat melihat Zaell datang.
"Papa!!!" di peluknya sang Papa yang lebih tinggi dari nya itu.
"Vhosa makan dulu, bisa nanti itu pelukan nya!" omel Via.
"Ayo makan dulu!" Zaell membawa puteri kecil nya itu untuk kembali ke tempat duduk milik nya.
"Tadi siapa yang bandel sampe bikin Bunda marah?" tanya Zaell sekedar basa basi biasa dengan sang anak.
"Kak Iyal sama Ray Pa yang nakal!" ujar Vhosa jujur.
"Kenapa mereka?" tanya Zaell yang duduk dengan tenang sedangkan Via sedang mengambil makan siang untuk suami nya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of a Badgirls [END]
Random[Follow dulu baru baca, terima kasih] Kisah tentang seorang gadis remaja yang harus melewati pahit nya kehidupan dan hubungan percintaan dengan sebuah senyuman yang tulus. -The Story of a Badgirls